SEARCH PKS post

9/06/2007

AIDS & Prostitusi

Puluhan truk yang penuh muatan, di bariskan di pinggir jalan sebuah kawasan di kota Semarang . Sementara, para awaknya sibuk mendiskusikan beragam cerita dari muatan, gajinya sebagai karyawan hingga berbagai hiburan dan penghibur yang di temui di sepanjang jalan . Di bagian yang lain, ada sejumlah awak truk yang bersendau gurau dengan sejumlah perempuan sambil menenggak minuman dan menghisap rokok.

Kawasan itu memang sebuah pangkalan truk, yang berdekatan dengan sebuah lokalisasi. Bukan sebuah rahasia, bagi para sopir truk yang menghabiskan waktu istirahat di perjalanan untuk melampiaskan nafsu sekssualnya.
Ada sebagian diantara mereka, yang sama sekali belum tahu, dampak penyakit yang akan di timbulkan dari sek bebas yang di lakukannya . Seperti halnya yang diungkapkan seorang Sopir Truk asal Magelang – Heru-, saat beristirahat setelah menempuh perjalanan, selalu berusaha mencari perempuan di jalanan sebagai penghibur. Heru mengaku tidak peduli dengan resiko yang akan di terima, asal dapat memperoleh harga yang murah. Tidak heran, jika dalam melakukan hubungan seks dengan Pekerja seks komersial tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Heru mengaku pasrah kepada takdir, jika harus tertular jenis penyakit kelamin. Ia hanya mengkonsumsi obat jenis anti biotik, yang dalam pemahamannya dapat meminimalisir tertularnya penyakit .

Sejak beberapa waktu terakhir, angka penularan AIDS di Indonesia tergolong cukup tinggi. Wilayah yang rawan penularannya antara lain, di kawasan prostitusi. Sedangkan kelompok yang dinilai rentan tertular diantaranya Pekerja Seks Komersial – PSK, Anak buah kapal, sopir dan buruh bangunan .

Pekerja seks yang secara alami memang rentan terserang penyakit kelamin, sering menjadi pihak yang tidak berdaya dalam melayani pelanggannya. Seperti halnya yang diungkapkan Pekerja Seksual di Kota Semarang – Ella , yang menjalani pekerjaan itu, karena faktor ekonomi. Ela mengaku selalu mencoba meminimalisir penularan penyakit seksual, dengan menggunakan alat kontrasepsi. Namun ia tidak berdaya jika pelanggannya, tidak bersedia menggunakan alat tersebut .

Sopir, anak buah Kapal, Tukang bangunan, merupakan pekerja dari sebuah perusahaan . Dengan begitu kesehatan dan keselamatannya , juga semestinya di perhatikan oleh perusahaan di tempatnya bekerja. Termasuk halnya dengan upaya pencegahan penyakit kelamin ataupun AIDS, juga semestinya di berikan oleh instansi bekerjanya. Seperti diungkapkan oleh seorang Mahasiswa di Makasar Adre Adrian, semestinya tiap individu sadar tentang bahaya penyakit AIDS. Selain dari indivudu, juga di perlukan adanya perhatian dari berbagai pihak termasuk perusahaan, untuk menanamkan moral keagamaan. Selain itu perlu juga disebarkan informasi, tentang bahaya penularan penyakit AIDS melalui berbagai media.

Seorang PNS di Sulawesi Selatan menganggap, perlu adanya pemberian pemahaman tentang bahaya AIDS terhadap karyawan perusahaan ataupun intansi Pemerintah. Karena selama ini, masyarakat masih sedikit yang mengetahi penularan penyakit yang belum ada obatnya tersebut .

Pencegahan AIDS, memang menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat . Pemerintah melakukan pembinaan, terhadap program pencegahan dan penanggulangan HIV,AIDS di tempat kerja. Pengusaha dan serikat pekerja secara bersama-sama, melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan secara langsung. Jika semua elemen sudah padu, dapat di pastikan penyebaran penyakit yang mematikan itu dapat diminimalisir.


Reporter : Fajar Sidarta dan Lili Ulvia
Naskah : M Didin Wahidin

0 comments:

Copyrights @ 2006 Perkumpulan Karyawan SmartFM - Jakarta, Indonesia
http://crew-smartfm.blogspot.com

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP