Menara Kudus dan Masjid Al Aqsa
Gema dzikir di kawasan menara Kudus dan Masjid Al Aqsa , siang itu terus menggema. Lafal mengagungkan Ilahi, saling bersahutan dari ratusan umat muslim yang melakukan ziarah dan aktifitas kerohanian di kawasan itu. Tidak hanya masyarakat setempat, yang meramaikan masjid peninggalan Sunan Kudus yang bernama asli Jafar Sidik . Rombongan umat muslim dari berbagai daerah, siang itu ikut memadati kawasan menara Kudus dan masjid Al Aqsa, yang berada di pinggiran kota Kudus Jawa Tengah. Dengan suka cita, mereka melakukan kegiatan keagamaan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Dengan penuh kesabaran, Juru kunci dan Imam Masjid, Noor Iza, melayani para peziarah yang ingin mengetahui sejarah Masjid dan menara kudus. Secara detail, ia ceritakan latar belakang berdirinya masjid yang memiliki nilai sejarah dalam perkembangan agama Islam di Tanah Jawa.
Sejak awal dibangunnya kebaradaan Masjid dan menara Kudus telah menjadi pusat aktivitas agama Islam, dikala masih berkembangnnya kebudayaan Hindu di Wilayah Kudus dan sekitarnya . Sebagai orang bijaksana , Sunan Kudus mengaplikasi model arsitektur hindu dalam pembangunan menara Kudus, untuk menghormati kebudayaan yang telah berkembang saat ini.
Sunan Kudus atau Jafar Sidik mendirikan bangunan menara Kudus tahun 956 Hijriah atau tahun 1467 masehi. Tempat itu, dijadikan pusat untuk melakukan siar Islam di daerah Kudus. Puncak menara, dipakai para Muadzin untuk melantunkan Adzan setiap menjelang waktu Sholat wajib. Puncak menara itu, juga di jadikan tempat untuk menyampaikan pengumuman datangnya awal bulan Ramadhan, setelah Bedug dan kentongan besar di puncak menara tersebut di tabuh.
Untuk memastikan datangnya bulan Ramadhan, Sunan Kudus selalu melakukan pengamatan melalui puncak menara dan kemudian mengumumkan kepada masyarakat yang telah menanti di bawahnya. Tradisi tersebut hingga kini masih terus berklangsung, dan masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Dandangan.
Selama 20 hari perayaan Tradisi Dandangan, jumlah pengunjung dimasjid dan Menara kudus, meningkat cukup tajam. Ketua Yayasan Masjid Menara dan makam Sunan Kudus Najib Hassan, sebagian besar pengunjung merupakan masyarakat lokal yang akan mengikuti berbagai kegiatan keagamaan di Masjid menara kudus.
Bhineka tunggal Ika sebagai salah satu wujub keberagaman Agama dan Kebudayaan Indonesia membuktikan besarnya potensi wisata religius yang ada. Masyarakat Indonesia yang Pluralis dan sangat menghormati perbedaan, merupakan salah satu jembatan untuk mengembangkan berbagai potensi wisata religius yang ada.
Didin Wahidin - SmartFM Jakarta
0 comments:
Post a Comment