SEARCH PKS post

10/25/2007

Di Belakang Setiap Pria Hebat Selalu Ada Wanita Hebat

Thomas Wheeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company, dan istrinya sedang menyusuri jalan raya antarnegara bagian ketika menyadari bensin mobilnya nyaris habis. Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok dan hanya punya satu mesin pengisi bensin. Setelah menyuruh satu-satunya petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kaki.

Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si petugas. Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, "Asyik sekali mengobrol denganmu."

Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada istrinya apakah dia kenal lelaki itu. Istrinya langsung mengiyakan. Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.

"Astaga, untung kau ketemu aku," Wheeler menyombong. "Kalau kau menikah dengannya, kau jadi istri petugas pompa bensin, bukan istri direktur utama."

"Sayangku," jawab istrinya, "Kalau aku menikah dengannya, dia yang akan menjadi direktur utama dan kau yang akan menjadi petugas pompa bensin."

(The Best Of Bits & Pieces, satu dari 71 Kisah dalam Buku Chicken Soup For The CoupleĆ¢€™s Soul)

sent by: oniefm

Read More......

10/24/2007

Tarian Appepe Pepe (Bermain Api)

SmartFM Makasar

Suasana sebuah kampung di sudut Kota Makasar malam itu, terlihat lebih ramai di banding dengan hari biasa. Sejumlah muda mudi, tampak asyik menikmati hiburan yang dimainkan oleh beberapa seniman. Dengan sangat lincah para seniman menari- nari, sembari memainkan api yang dibawanya.

Kita mengenai sejumlah tarian, yang menggunakan Api sebagai objeknya. Jenis tarian itu diantaranya, tarian api pujaan suku maya, tarian berjalan diatas bara api ala Selandia baru, sampai Debus yang kita kenal di Madura. Sedangkan di Makassar, tarian yang menggunakan objek api dikenal dengan nama Appepe Pepe.

Appepe pepe secara harfiah berarti bermain api, yang berasal dari sebuah cerita penemuan lampu di Makassar. Menurut ceritanya, sebelum ditemukannya listrik, nenek moyang orang Makassar di Sulawesi Selatan sudah menemukan alat penerangan yang bernama lampu kanjoli. Lampu yang dibuat dari obor berbahan bambu itu, selain sebagai penerangan rumah juga untuk alat penerangan jalan kampung . Hingga masuknya agama Islam di Makasar, lampu hasil temuan itu dijadikan sebagai saranan untuk penyebarannya. Selain dimanfaatkan untuk penerangan, lampu kanjoli juga dimanfaatkan sebagai alat ritual dalam penghormatan terhadap tuhan atas anugerah yang telah diberikkan.

Pada umumnya, masyarakat kampung melakukan ritual itu untuk menyambut bulan ramadhan, menyambut lebaran, Sunatan hingga acara pernikahan. Dalam perkembangannya, ritual itu berkembang menjadi tarian appepe pepe yang artinya bermain api.


Salah Seorang penari appepe pepe - Abdul Latif – menceritakan , dulunya tarian itu kerap digunakan sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan agama Islam. Dari sejarah peradaban Makassar, penyebaran agama Islam tidak hanya dilakukan dengan ceramah, namun bisa juga dilakukan dengan kesenian seperti tarian, lagu dan pantun.


Menurut Abdul Latif, tarian ini harus dilakukan dengan penuh kepasrahan terhadap Tuhan. Dengan begitu, penari tidak akan merasakan panasnya api saat mulai menyulut dirinya dengan obor. Tidak heran jika, jarang penari yang mengajarkan tradisi itu kepada rumpun diluar keluarganya.

Tarian ini biasanya dibawakan oleh 5 orang, yang terbagi menjadi 3 orang sebagai penari api, dan 2 lainnya menjadi penabuh rebana sambil melantunkan dzikir. Dlama rombongan penari itu, seluruhnya kaum pria. Sedangkan perempuan sangat di harapkan untuk terlibat dalam tarian Apepe pepe, karena dianggap akan membuayarkan konsentrasi. Sebelum Tarian Appepe pepe dilakukan , lima belas menit sebelumnya penari melakukan ritual khusus, seperti memanjatkan doa dzikir kepada Tuhan.

Pakaian yang digunakan penari appepe pepe berupa pakaian adat, ala kasta prajurit atau rakyat yang berwarna merah, dengan model jas tutup. Sementara celana yang digunakan berupa celana 3 perempat berwarnah hitam, dengan motif sulaman emas pada ujung celana dengan ikat pingga sarung.

Saat ini tarian appe pepe mulai kehilangan peminatnya. Jumlah kelompok penari yang mampu bertahan hingga kini hanya tersisa satu kelompok. Tarian ini, juga sudah tidak lagi menjadi ritual penyambutan. Abdul Latif mengaku, tarian ini tinggal menjadi kenangan budaya makassar tempo dulu.

Melihat kondisi itu, pemerintah kota Makassar mulai menggalakkan kembali, pagelaran seni budaya. Salah satunya memberdayakan kembali penari appepe pepe. Pemerintah berharap pemberdayaan kembali penari appepe pepe akan mengembalikan budaya makassar yang mulai memudar.

Skrip :Slamet Wiryawan
Editor: Didin Wahidin - SmartFM Network

Read More......

10/22/2007

peMuDiK


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta boleh saja membatasi atau melarang pendatang baru masuk ke Jakarta. Operasi kependudukan pun dilakukan. Akan tetapi, sedikit demi sedikit rombongan pemudik mulai mengalir ke Jakarta. Sebagian pemudik juga membawa rekan-rekan mereka ke Jakarta.
Tujuan pendatang baru itu cuma satu, yaitu mencari penghidupan yang lebih layak di Jakarta. Kampung halaman mereka dirasa tidak lagi menjanjikan dan mampu memberikan lapangan kerja. Kehadiran pendatang baru itu dapat diamati di stasiun, terminal, pelabuhan, atau bandara, misalnya, di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.


Dua perempuan muda tergopoh-gopoh keluar dari gerbong kereta api kelas ekonomi, sambil menengok kanan-kiri. Mereka berusaha mencari jalan keluar dari kerumunan penumpang yang hilir-mudik. Dengan menenteng tas bawaan, Eka Nurjanah (18) dan Tarisem (16) akhirnya menemukan pintu keluar di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. Setelah keluar, mereka menunggu angkutan umum di tepi jalan. "Mikrolet No 44 ke arah Karet, naik dari mana, ya?" tanya Eka kepada tukang ojek yang menawarkan jasa. Eka asal Indramayu baru sembilan bulan tinggal di Jakarta. Eka sempat mudik saat Lebaran tahun lalu dan kembali ke Jakarta dengan membawa seorang rekan, Tarisem. Tarisem adalah sepupu Eka. Tarisem asal Subang, Jawa Barat, baru pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta untuk mencari pekerjaan. "Dia pingin kerja bersama saya," terang Eka. Hari itu mereka menuju Karet, Jakarta Selatan, tempat tinggal Eka selama ini. Eka bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah makan masakan hasil laut di Karet.
Tepat di jalan layang Karet, Mikrolet 44 yang mereka tumpangi berhenti. Mereka memasuki gang dan harus berjalan lebih kurang 300 meter untuk bisa sampai di tempat tinggal Eka. Di depan rumah bercat kuning dengan pintu gerbang dari seng, mereka berhenti dan naik ke lantai dua. "Ini mes saya," kata Eka, sambil membukakan pintu. Mes itu merupakan tempat yang disediakan pemilik rumah makan untuk pekerja.
Tarisem terpaksa mencari pekerjaan di Jakarta karena ia tidak memiliki pekerjaan di kampung. Ia juga ingin membiayai ibunya yang sedang sakit. "Pingin ngobatin ibu," tutur Tarisem yang hanya tamat SMP menerangkan alasan kepergiannya ke Jakarta. Setahun terakhir, ibunya sakit jantung dan memerlukan biaya pengobatan. Penghasilan ayahnya sebagai petani tak mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari dan perawatan ibunya. "Sekarang lagi panen, tapi duit habis untuk bayar utang," ungkap Tarisem.
Ia pun memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta dengan biaya Rp 100.000. Tarisem mengaku tak peduli berapa pun gaji yang diperolehnya. "Daripada nganggur, sambil cari pengalaman," terangnya. Tinggal di desa, menurut Tarisem, percuma dan membuang waktu. Alasannya, di desa, tidak banyak lapangan kerja yang tersedia. Bertani pun tak bisa dilakukannya.
Pendatang baru di Jakarta tidak hanya dapat ditemukan di stasiun. Di terminal bus, seperti Kampung Rambutan, juga dapat ditemukan pendatang baru.
Di Terminal Kampung Rambutan, tiga perempuan muda duduk termangu di ruang tunggu penumpang. Mereka adalah Melis (19), Siti Saripah (18), dan Susilawati (17). Mereka berasal dari Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sisa kelelahan sehabis perjalanan panjang masih terlihat di wajah mereka.
Ipah, panggilan akrab Siti Saripah, tamatan SMP, menuturkan ingin ke Jakarta karena di desanya tak ada yang bisa dikerjakan. "Di desa nganggur, enggak ada kerjaan," katanya. Di desanya, pekerjaan sehari-hari Ipah adalah mengurus rumah. Suaminya bekerja sebagai buruh tani dengan bayaran Rp 10.000 per hari. Dengan alasan penghasilan suami yang kecil itu, Ipah pun bertekad mencari penghasilan lain di Jakarta. Dengan ditemani seorang tetangga, Dahlan (50), mereka berangkat ke Jakarta. Di Jakarta, Dahlan akan mengantar ketiganya hingga bertemu dengan orang yang membutuhkan tenaga pembantu rumah tangga (PRT) atau penyalur PRT. Ipah, Melis, dan Susi juga tak mengetahui berapa jumlah gaji mereka.
Para pendatang umumnya ingin merantau karena tidak bisa berharap banyak pada kehidupan di desa. Sementara itu, di kota pun, mereka kerap tidak mengetahui pekerjaan apa yang akan dijumpai. Seorang pendatang baru, Sukinah (35), asal Banjarnegara, Jawa Tengah, ingin ke Jakarta karena bosan. Saya bosan kerja di kampung, capek. Tiap hari nyangkul. Saya ingin cari pekerjaan lain," ucapnya lirih. Mulut Sukinah bergetar tiap kali berkata. Raut mukanya terlihat seperti orang bingung. Sehari setelah Lebaran, ia tiba di Jakarta untuk pertama kali. Ia dibawa kenalannya, Tini, yang berada di Semarang. Pada awalnya, Sukinah dijanjikan bekerja di Semarang, tetapi Tini membawanya ke Jakarta. Setibanya di Jakarta, Tini menitipkan Sukinah ke Yayasan Sari Bakti Mandiri, agen penyalur PRT di kawasan Bungur, Jakarta Pusat. "Sudah kepalang tanggung, saya mau kerja di sini (Jakarta) saja," kata Sukinah.
Selamat datang di Jakarta!

Sumber : Kompas

Read More......

10/11/2007

IED

Bagi rekan-rekan yang merayakan,
Segenap pengurus & anggota

Perkumpulan Karyawan SmartFM Jakarta,
mengucapkan :

Read More......

10/10/2007

TKW Yok, Mudik Yok...



Tenaga kerja Indonesia yang baru tiba dari Arab Saudi berebut masuk ke dalam bus angkutan khusus TKI di pelataran Lounge TKI, Bandara Soekarno Hatta, Jumat (5/10)


Perempuan itu duduk termenung di Lounge TKI Bandara Soekarno-Hatta. Sesekali ia menengok ke arah Bus Angkutan Khusus TKI. Wajahnya tampak resah. Rupanya, ia menantikan datangnya sopir bus yang akan mengangkut ke Terminal TKI.
Jumat kemarin, hingga pukul 14.00 WIB, tercatat 300 TKW tiba di Tanah Air. Sehari sebelumnya, TKW yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 1.362 orang. Begitu tiba, TKW yang mendapat julukan pahlawan devisa ini harus menghadapi kenyataan membosankan dan menyedihkan.

Sari (34), salah seorang TKW yang baru tiba itu, harus menunggu Bus Angkutan Khusus TKI selama hampir tiga jam, sebelum bus itu berjalan ke Terminal TKI. Dari Terminal TKI inilah, mereka baru bisa berangkat menuju kampung halaman untuk bertemu anak dan keluarga dekat lainnya.
Namun, keluhan Sari belum usai. Pasalnya, para TKI tidak bisa keluar dari Terminal TKI itu bila tidak menggunakan bus agen perjalanan yang disediakan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) untuk pulang sampai ke daerah asal masing-masing.
Seraya menggerutu, ia terpaksa merogoh dompet dan uang sebesar Rp 390.000 dikeluarkan untuk membayar angkutan yang akan mengantarkannya ke Cilacap. "Bayar lagi, bayar lagi, mahal lagi. Kalau jalan sendiri, kan, bisa jauh lebih murah," ujarnya.
Di papan pengumuman—di depan loket tiket perjalanan yang terletak di belakang loket pendataan TKI—terdapat daftar harga tiket. Di antaranya, untuk tujuan Jakarta Rp 125.000, Tangerang Rp 120.000, Yogyakarta Rp 430.000, Tegal Rp 370.000, Cilacap Rp 390.000, Surabaya Rp 465.000, Cianjur Rp 370.000, Depok-Bogor Rp 140.000, dan Palembang Rp 435.000.
Made, Koordinator Grup A BNP2TKI, mengatakan, harga itu tidak memberatkan TKI. "Daripada mereka ditarik-tarik calo," ujarnya.
Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Rustam Effendi, mengatakan, tugas BNP2TKI adalah melakukan penempatan dan perlindungan TKI. Seharusnya tidak ada lagi biaya untuk mengantar TKI ke tempat tujuannya. "TKI itu, waktu berangkat sudah dipungut Rp 400.000,-. Jadi, mereka tidak boleh dipungut lagi ketika pulang," ujarnya.
Rustam merasa gusar dengan adanya pungutan yang masih terus berlangsung terhadap TKI. "Besok, (hari ini-Red) saya bersama dua atau tiga orang lainnya akan sidak," ujarnya.

Lebaran di Kampung
Setelah dua kali minta izin untuk mudik, akhirnya Sari diberikan waktu berlebaran di kampung. Majikannya memberikan bonus tiga kali gaji bulanan untuk dibawa pulang. Tiket pulang-pergi Jakarta-Singapura pun sudah dibelikan majikannya.
Bahkan, sejak tiga hari lalu, Sari sudah mengirim uang sebesar 2.000 dollar Singapura atau sekitar Rp 11.900.000,- untuk keluarganya. Rencananya, uang itu akan digunakannya untuk memperbaiki rumah di Cilacap.
Berbeda dengan Sari yang terbilang sukses mengadu nasib di negeri orang, nasib yang dialami Rani (24) buruk. Setelah bekerja selama dua tahun di Jeddah, Arab Saudi, ia terpaksa pulang dengan tangan hampa dan tidak diperpanjang kontrak kerjanya.
"Majikan saya mengada-ada, bilangnya kecewa dengan hasil kerja saya. Padahal saya sudah mengabdi selama dua tahun," ujarnya sambil berkaca-kaca.
Perempuan asal Kebumen ini mengeluhkan sistem penggajian yang diterapkan di tempatnya bekerja. "Selama ini uangnya selalu ditahan mereka. Katanya, kalau mau pulang baru diberikan. Tetapi bila mereka tidak puas dengan kerja kita, ya uangnya diambil, katanya untuk bayar jaminan ke agennya," ujar Rani yang mengaku hanya dibekali 100 dollar Amerika untuk mudik ke Indonesia.
Meski mendapat perlakuan yang tidak menguntungkan Rani mengaku tidak akan berhenti mengadu nasib di negeri orang. "Mungkin yang sekarang enggak beruntung, tapi mungkin di tempat lain bisa lebih baik nasibnya," ujarnya penuh harap.

Mudik Selagi Sempat
Atun (34), Wati (29), Diah (21), Lisna (21), Ruli (21), dan Valent (26) adalah calon TKW yang akan diberangkatkan ke Taiwan. Mereka ditemui sedang menunggu kereta api di Stasiun Jatinegara.
Selama dua bulan terakhir, mereka tinggal di tempat penampungan dan pelatihan milik sebuah PJTKI di Serpong, Tangerang. Mereka berkesempatan mudik karena belum ada jadwal keberangkatan mereka ke Taiwan. "Senang bisa keluar dan pulang, biasanya sehari-hari di kamar," ujar Atun, calon TKW asal Purworejo yang sudah punya dua anak.
Mereka merasa beruntung daripada rekan-rekan mereka yang tak bisa mudik. "Berat ninggal teman-teman, ada yang nangis karena nggak punya uang buat mudik," ungkap Lisna.
Keenam calon TKW itu pun mengaku uang yang mereka gunakan untuk mudik berasal dari sisa kiriman orang tua. "Habis dari mana, di penampungan kan kita nggak digaji," tutur Atun.
Perempuan bertubuh subur itu menuturkan, kehidupan di penampungan tidak selalu buruk seperti yang selama ini diberitakan. "Senang bisa kenal banyak orang dan sifatnya," terang Atun.
Namun, diakuinya aturan dan kedisiplinan di penampungan harus ditaati. Jika tidak, mereka akan dikeluarkan.
Di tempat penampungan, mereka tidak diperbolehkan berteriak dan tertawa keras-keras. "Kalau kedengaran suster bisa disiram air, ya tsunami deh," ujar Valent.
Sejak pukul 08.00 - 15.00, mereka harus belajar bahasa Mandarin. Selanjutnya, belajar keperawatan dan pekerjaan rumah tangga hingga pukul 17.00. Mereka yang sudah mahir berbicara Mandarin akan ditawarkan kepada agen di Taiwan. Terkadang, agen Taiwan datang langsung ke PJTKI untuk memilih TKW yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkannya.
Atun, misalnya, sudah dua kali ditawari pekerjaan. Tawaran yang pertama didapatnya tanggal 25 September, untuk merawat perempuan lumpuh. Tetapi tawaran itu dibatalkan. Tanggal satu Oktober lalu, ditawari lagi untuk merawat seorang kakek.
Namun, hingga sekarang belum ada kepastian dari agen Taiwan mengenai tawaran kerja tersebut. "Ya sabar dulu, mungkin ada tawaran lagi yang cocok buat saya," tutur Atun.
Sekarang yang penting mudik dulu. Meski, kisah sedih TKW ketika pulang ke tanah air sering didengar, namun hal itu tak menyurutkan niat kerja di negeri orang.

Penulis: Kompas/(A15/A14)

Read More......

Tips MUDIK

TIPS MUDIK BAGI YANG MEMBAWA KENDARAAN SENDIRI

Kondisi Tubuh
Jaga kesehatan, kondisi tubuh harus prima, sebelum berangkat harus cukup istirahat/tidur baik si pengendara maupun penumpang. Apalagi si pengendara utama (driver) biasanya suami dan co driver adalah istri. Mudik dan menyetir sendiri, harus benar-benar mempersiapkan diri, terutama secara fisik. Disarankan meminum obat antioksidan, misalnya: minum-minuman yang mengandung vitamin C dan E.

Arus lalu lintas yang padat membuat kita terutama pengemudi cepat lelah. Mata sepet, pinggang pegal, kaki kaku. Agar tetap segar sepanjang jalan. Menepilah, parkirkan mobil. Lakukan peregangan selama 10 menit. Pilih kopi sebagai dopping alami. Cukup secangkir saja!

Mata jadi melek kembali, tubuh lebih segar. Kafein kopi (asal tidak lebih dari 5 cangkir sehari) bermanfaat merangsang sistem saraf pusat dan relaksasi otot polos. Cara lain, ngemil manisan buah kering alami seperti kurma, kismis, sultana, aprikot, atau prune, terutama pada pk. 10.00-11.00, ketika kadar gula darah sedang anjlok. Gula buah akan menormalkan gula darah, sehingga tubuh kembali segar.

Bekal buah jangan lupa.
Buah-buahan menyediakan cukup air penawar dahaga, serat yang mengenyangkan, gula buah penyedia energi sekaligus penghilang pusing karena kelaparan, dan sejumlah gizi antioksidan yang dapat meredam munculnya kelelahan. Pilih buah yang praktis dan tidak repot memakannya, seperti apel, jeruk, anggur, pir, pisang, jambu biji, stroberi. Andalkan buah sebagai kudapan sehat pengganjal perut dan pereda haus, apalagi ketika bekal utama dan bekal kudapan sudah habis.

Kudapan mengenyangkan:
pilih yang Sehat Snack garing yang digoreng belakangan jadi sorotan, karena banyak mengandung senyawa akrilamida selain lemak trans yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung koroner dan kanker. Tapi kalau sesekali saja, boleh dong. Hanya saja, berjanjilah untuk tidak menikmatinya berlebihan. Sebaiknya pilih snack garing yang menggunakan food additives lebih terbatas atau diperkaya zat gizi tertentu. (Meskipun tidak mudah bagi kita -untuk mengecek kebenaran klaim produsennya.) Contohnya crackers yang diperkaya kalsium.

Bekal makanan utama:
nasi timbel praktis, mengenyangkan, tahan lama. Kemacetan berlarut-larut sering sulit diduga, sehingga kita terhalang untuk menemukan warung makan atau restoran. Untuk menghadapi kondisi darurat seperti ini, bawa makanan lengkap gizi. Siapkan nasi timbel, karena padat dan mengenyangkan, Membuatnya mudah, Gulung nasi panas dalam daun pisang, padatkan, tekuk ke dalam sisi-sisi daun di kedua ujung gulungan. Lengkapi dengan lauk kering berbumbu seperti rendang, sehingga kita hanya tinggal melengkapinya dengan lalap mentah. Sayuran lalap yang tahan lama adalah kol, mentimun, kacang panjang, terong, wortel. Boleh saja dilengkapi sayuran daun seperti daun selada atau kemangi, asalkan kita siap menyantapnya dalam keadaan layu.

Pilihan lain, siapkan bahan-bahan sandwich atau burger. Roti tawar jenis manapun, olesan (saus mayones), saus cabai jika perlu, mentega/margarin, keju lembaran, sayuran khusus seperti daun selada/lettuce atau mentimun/kyuri. Variasi lainnya tentu terserah Anda.

Air putih jangan lupa
Air putih masak atau air kemasan merupakan bekal multiguna. Kegunaan utamanya adalah sebagai air minum, tapi dalam keadaan betul-betul darurat bisa digunakan betul-betul darurat bisa digunakan untuk berbagai kegunaan di luar tubuh, seperti mencuci makanan mentah atau membasuh. Pilih air kemasan yang jernih dan tidak berwarna, tidak mengandung bahan asing yang melayang-layang, dasar botol bagian dalam tidak berjamur. Yang terpenting, beli merek yang sudah dikenal luas, tutupnya bersegel, dan tidak dijual di tempat yang langsung tertimpa sinar matahari.

Bawa Air Mentah
Bawa air mentah di dalam jerigen 5 liter atau bekas botol air minum mineral yang besar (1 literan), air ini berguna untuk mengisi radiator bila kurang atau cuci tangan bila selesai ganti ban kalau bocor atau kempes. Jangan lupa sekalian bawa sabunnya, biar bersih cuci tangannya. Air ini juga berguna bila bawa anak kecil/bayi tiba- tiba di tengah jalan "pup" dan kita berada di tengah sawah/hutan di mana sulit mencari air.

Kondisi Mobil dan Perlengkapan Mobil
Periksa kondisi mobil dan serviskan ke bengkel mobil langganan Anda tune-up komplit, rem, ban, wiper, radiator, tali kipas/AC, aki, dll). Kemudian, bawa perlengkapan alat-alat mobil (tools kit), dongkrak, tali derek, ban serep, kotak P3K, segitiga pengaman, kunci roda palang, senter,dll.

Buat suasana mobil paling nyaman
Menciptakan suana (psikologis) riang, santai, dan nyaman dalam mobil menjadi keharusan bagi Anda sekeluarga saat mudik dengan mobil. Itu kian penting bila perjalanan memerlukan jarak lebih 300 km atau lebih libur jam perjalanan. Membuang kebosanan mengemudi dengan ngobrol santai memang menyenangkan. Tapi, hindari berbicara masalah serius karena akan mengganggu konsentrasi mengemudi. Pilih topik pembicaraan ringan dan lucu. Tetapi, jangan pula bercanda berlebihan.

Mendengarkan musik jelas merupakan bagian mengasyikan saat berkendara dengan mobil bersama keluarga. Pilihlah lagu favorit anak-anak, lalu atur volume pada posisi menengah. Usahakan jangan sampai lengah untuk Anda mendengar suara-suara yang mencurigakan.

Bila penumpang lain tertidur dan Anda tetap memerlukan musik, pilih lagu favorit Anda dan setel volume yang keluar di speaker depan. Lebih mudah mengemudi dengan penumpang terlelap dibanding penumpang
terbangun apalagi setengah tidur.

Bersih dengan cara hemat
Kalau mau hemat, siapkan serbet kain atau handuk kecil yang bersih. Selain serbet kering, siapkan serbet lembap (basahi air masak, lalu peras), lipat, simpan dalam kantung plastik. Tetap aman tanpa berbau hingga 12 jam perjalanan. Berguna untuk mencuci tangan. Dalam kondisi darurat, bisa dimanfaatkan untuk membasuh wajah atau memandikan. Tentu saja, kalau mau praktis kita boleh menggantinya dengan tisu basah dan tisu kering. Namun konsekuensinya, kita ikut memberi andil pada pemborosan sumber daya lingkungan.

Kebelet Pipis
Bagaimana kalau di tengah jalan "kebelet" pipis? Kalau anak-anak dan laki-laki sih gampang asal mau dan "tahan malu" berhenti saja di pinggir jalan! Kalau istri bagaimana dong? Caranya gampang, cari pompa bensin yang besar pasti ada toiletnya yang cukup bersih, bila kotor, cari lagi berjalan beberapa kilometer (bila kebeletnya masih bisa ditahan), atau cara lain cari Wartel, Kantor Polisi, Pusat Pertokoan, Losmen, Hotel, Masjid, dll. Bilang aja "mau numpang pipis", masa nggak boleh?

Waspada terhadap " Raja Setan Jalanan "
Yang unik bila kita berkendara dengan mobil pribadi di Jalur Pantura adalah siap mengalah dengan Bus Antar Kota/Propinsi, mereka ini disebutnya "Raja Setan Jalanan Pantura". Jangan coba-coba adu balap dan adu kuat meskipun kita ada di jalur yang benar sekalipun. Bila dari arah berlawanan tiba-tiba ada Bus yang melancangi truk gandeng yang berjalan lamban, Anda harus siap mengurangi kecepatan dan secara mantap minggir ke kiri, bila perlu turun/keluar dari jalan aspal, kalau tidak hmm... saya tidak bisa ceritakan di sini apa yang terjadi. Lebih baik mengalah lah! Bukankah Anda dan keluarga ingin tiba di kampung halaman dengan selamat bukan?

Si Keong dan Si Kura-Kura
Lain bus lain lagi truk gandeng maupun truk engkel. Kalau truk-truk ini dikenalnya sebagai si Keong atau si Kura-Kura karena begitu lamban jalannya. Bagi yang belum pernah lewat Pantura pasti akan jengkel dengan ulah mereka ini, yah busnya yah truknya juga. Truk-truk ini sudah jalannya lambat ngambil posisinya di jalur kanan lagi, sehingga bikin kagok untuk menyalipnya. Nah, model kayak begini kita harus
ekstra sabar dan hati-hati, cobalah menyalip dari sebelah kiri minta istri sebagai co-driver melihat ke depan apakah lajur depan sebelah kiri kosong dan aman untuk menyalip atau tidak? Yang perlu diperhatikan adalah apakah di kiri depan ada motor, becak, sepeda, mobil mogok/parkir, lobang, jembatan sempit, dll. Bila aman tak ada halangan menyaliplah "dari jalur kiri" dengan tetap waspada, apalagi kalau yang disalip itu konvoi truk yang panjang.

Bawa Peta Jalur Mudik
Bagi Anda yang naik kendaraan pribadi bawalah Peta Mudik yang bisa diperoleh Gratis di pintu tol, berisi informasi antara lain : Peta, Info bengkel siaga, ATM, Rumah Sakit, Tempat Perhentian, Pom Bensin dll

Bawa HP & Chargernya
Jangan lupa bawa HP dan chargernya dan pastikan pulsa Anda terisi. Sebaiknya sebelum berangkat charge HP anda sampai penuh. Untuk daerah/area tertentu yang Anda lewati akan terjadi "blank spot" untuk kartu tertentu, lebih baik kalau istri punya HP dengan kartu yang berbeda dengan anda punya, jadi bila terjadi blankspot masih bisa pakai HP satunya lagi.

Sekarang banyak operator HP yang menyediakan layanan info mudik yang bisa diakses online via HP. Cari tahu juga bagaimana cara mengakses nya sesuai dengan operator yang Anda gunakan.

Bawa Uang Tunai
Bawa uang tunai secukupnya, tak perlu bawa banyak-banyak, toh ATM banyak sekali dijumpai di daerah.

Kapan sebaiknya berangkat? Pagi atau malam?
Terserah anda mana yang paling baik masing-masing ada plus minusnya.

Berangkat pagi jam 06.00:
Bisa lihat pemandangan, restoran dan bengkel mobil pasti buka, bila mobil tua dan AC kurang bagus anak- anak kasihan akan tersiksa karena panas apalagi kalau macet, sepanjang jalan yang dilewati kita akan ketemu yang namanya "Pasar Tumpah" itu lho pasar tradisional di kota kecamatan/kabupaten pasti macet, banyak orang menyeberang, becak, sepeda, ojek, dll, ketemu dengan "Panitia" Pembangunan Masjid yang minta sumbangan yang luar biasa banyaknya sepanjang Pantura dan jalan/jalur lain yang pasti akan kita lewati. Harap hati-hati dengan drum yang ditaruh di tengah- tengah jalan, jangan sampai ngebut melewati mereka. Bagi anda yang berkacamata minus sebaiknya jalan pagi saja.

Berangkat sore/malam jam 17.00:
Tidak bisa lihat pemandangan, hanya
restoran dan bengkel 24 jam saja yang buka (tapi jangan khawatir cukup banyak kok!), anak- anak bisa tidur tidak ribut, tidak panas baik di dalam mobil maupun di luar, tidak ada Pasar Tumpah (tapi mungkin saja ada "Pasar Malam"), tidak ada Panitia Pembangunan Masjid. Bila kita mau menyalip di tikungan akan kelihatan dari sinar lampu mobil dari arah berlawanan, dimana hal ini tidak bisa kita tahu kalau berjalan di siang hari. Hanya saja kita harus ekstra hati-hati dan jangan sampai mengantuk bila jalan malam hari karena "musuh" kita adalah Bus Malam. Ini biangnya "Setan Jalanan" dan "Raja Tega". Bagi Anda yang tidak tahan sinar lampu dari depan (silau) lebih baik jangan jalan malam hari.

Berikan no. HP dan telepon rumah ke tetangga atau RT
Harap tinggalkan nomor HP dan telepon rumah di kampung halaman ke tetangga yang tidak mudik atau ke Pak RT agar Anda bisa dihubungi kalau terjadi sesuatu di rumah Anda.

Arus Balik dan Pulang Balik
Harap simpan tenaga dan tetap jaga kesehatan untuk siap pulang balik setelah mudik. Jangan pulang balik di pas mepet sekali besoknya harus sudah masuk kantor dan anak-anak masuk sekolah, pasti kelelahan kan?
Ada baiknya ambil waktu sehari istirahat sebelum besoknya melakukan aktifitas rutin.

Terakhir, jangan lupa mengemudi dengan benar, dan mematuhi semua aturan lalu-lintas, jangan mengemudi bilamana Anda terlalu lelah.
BERISTIRAHATLAH !!


...sarikata dot com...

Read More......

Parcel Yang terus Diminati

SmartFM Semarang

Suara bising gergaji listrik, memecah keheningan di sebuah kawasan bagian timur Kota Semarang. Kotoran dari kayu pun, beterbangan dari sejumlah rumah yang ada di kawasan itu.

Kesibukan seperti itu, selalu terjadi setiap memasuki bulan Ramadhan, di RT 1 dan 3, Lamper Mijen Utara Semarang Selatan. Rumah-rumah yang kesehariannya lengang , berubah dengan berbagai kesibukan mebuat keranjang Parcel . Laki-laki dan perempuan di kampung Lamper Mijen, bahu-membahu mengerjakan keranjang pesanan dari pengusaha besar di wilayah itu.

Catur Riyanto merupakan perajin di Lamper Mijen Tengah , yang memproduksi krancang parcel dalam 9 medel. Model-model itu meliputi, bentuk Trijumbo, prisma, maskot, dan sudut kecil. Setiap keranjangnya, dijual dengan harga antara 7.500 rupiah hingga 25.000 rupiah. Catur, selalu mengedepankan kualitas produk, guna menjaga kepercayaan pelanggan. Atas upayanya itu, sejumlah Supermarket besar di Semarang, telah menjadi langganan tetap setiap tahun.

Tahun ini, para pengusaha keranjang Parcel, mengalami kesulitan memenuhi pesanan . Mereka terbentur dengan harga bahan baku kayu, yang naik hingga 70 persen. Pada tahun lalu, satu rit limbah kayu figura hanya seharga 1 juta 500 ribu rupiah, kini menjadi 1 juta 750 ribu rupiah. Setiap Rit Kayu yang di peroleh dari sebuah perusahaan pigura di daerah Tambak Aji Semarang, dapat digunakan untuk membuat sekitar 1.000 keranjang parcel .

Perajin keranjang Parcel di pasar Kobong Semarang Mashadi, selain memanfaatkan kayu, juga menggunakan rotan sebagai bahan baku. Dengan pemanfaatan bahan baku itu , selain menekan biaya oprasional juga dapat menurunkan harga produknya. Setiap keranjang yang terbuat dari rotan, di jualnya dengan harga 3.500 hungga 30.000 rupiah .

Pelanggan Keranjang Parcel Mashadi, umumnya berasal dari kalangan rumah tangga baik di semarang maupun sejumlah kota lain. Mashadi menjelaskan, banyaknya pesanan dari luar kota saat menjelang lebaran, dikarenakan perajin keranjang parcel hanya berasal dari pasar Kobong Semarang.

Bisnis musiman itu, sebenarnya cukup menjanjikan keutungan bagi produsennya. Selain itu, bidang pekerjaan yang membutuhkan kreatifitas tersebut, juga mampu menyedot sejumlah tenaga kerja meski hanya sesaat .


Editor:
M. Didin Wahidin - SmartFM Network

Read More......

10/05/2007

Makna Pekerjaan Anda

Inspirational Letter, 25 Mei 2007
Daily Letter for the inspirational people

Beberapa waktu yang lalu saya memberikan suatu pelatihan mengenai sikap kerja di sebuah hotel berbintang lima di Singapura.
Salah satu peserta pelatihan adalah Pak Lim, seorang pria berusia 60 tahunan yang bekerja di hotel tersebut. Bagi saya pekerjaan sehari-hari Pak Lim sangatlah monoton dan membosankan. Setiap hari, dengan membawa sebuah daftar, dia mengecek engsel pintu setiap kamar hotel.

Saya akan menceritakan sedikit bagaimana tugas Pak Lim sebenarnya.

Pak Lim memulai rangkaian tugasnya dengan mengecek engsel pintu pintu kamar 1001
dan memastikan bahwa engsel dan kunci pintu berfungsi dengan baik.
Pengecekan yang dilakukannya bukanlah pengecekan "seadanya", namun pengecekan yang seksama di setiap engsel dan memastikan bahwa setiap pintu bisa dibuka-tutup
tanpa masalah.Untuk mengecek satu pintu saja, Pak Lim berulang kali membuka dan menutup pintu tersebut hanya untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik.
Barulah setelah puas, dia memberi paraf pada daftar yang dibawanya dan mengecek pintu kamar berikutnya, kamar 1002, dia melakukan hal yang sama, begitu seterusnya.

Dalam sehari, Pak Lim bisa mengecek pintu 30 kamar.

Anda tentu bertanya, berapa hari waktu yang dibutuhkan Pak Lim untuk mengecek pintu semua kamar di hotel itu. Kurang lebih sebulan! Tidak mengejutkan sebenarnya karena hotel berbintang lima ini memiliki sekitar 600 kamar.

Tugas pengecekan Pak Lim dapat diibaratkan sebagai lingkaran.setelah pintu kamar terakhir selesai dicek, Pak Lim akan kembali lagi ke kamar pertama, kamar 1001.
Rangkaian tugas ini terus berjalan seperti itu, dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun demi tahun.

Pekerjaan semacam ini jelas merupakan pekerjaan monoton, tanpa variasi dan membosankan! Saya sendiri tidak habis pikir, bagaimana mungkin Pak Lim masih bisa cermat dan teliti mengecek setiap engsel pintu dalam menjalani tugas yang membosankan ini.Saya membayangkan, seandainya saya sendiri yang diminta melakukan hal semacam ini, mungkin saya akan memeriksa setiap engsel sekedarnya saja.Karena sangat penasaran, suatu hari saya bertanya kepada Pak Lim apa yang sebenarnya membuatnya begitu tekun menjalani pekerjaan rutin itu.

Jawabannya sungguh di luar dugaan saya.
Dia mengatakan, " James, dari pertanyaan Anda, saya bisa menyimpulkan bahwa Anda tidak mengerti pekerjaan saya. dan sangat mungkin, Anda meremehkan arti pekerjaan saya! Pekerjaan saya bukan sekedar memeriksa engsel, tetapi lebih dari itu.

Begini.
Tamu-tamu kami di hotel berbintang lima ini jelas bukan orang sembarangan. mereka biasanya adalah Kepala Keluarga,CEO sebuah perusahaan, Direktur atau Manajer Senior.

Dan saya tahu,mereka semua jelas bertanggung jawab atas kehidupan keluarga mereka,
dan juga banyak karyawan di bawahnya yang banyak jumlahnya mungkin 20 orang,100 orang atau bahkan ribuan orang."Nah, kalau sesuatu yang buruk terjadi di hotel ini, misalnya saja kebakaran dan pintu tidak bisa dibuka karena engselnya rusak, mereka bisa meninggal di dalam kamar. Akibatnya bisa Anda bayangkan, pasti sangat mengerikan, bukan hanya untuk reputasi hotel ini, tetapi juga bagi keluarga mereka, karyawan yang berada dibawah tanggungan mereka.Keluarga mereka akan kehilangan sosok Kepala Keluarga yang menafkahi mereka dan karyawan mereka akan kehilangan seorang pimpinan senior yang bisa jadi mengganggu kelancaran perusahaan.

Sekarang Anda mungkin dapat mengerti bahwa tugas saya bukan sekedar memeriksa engsel, tapi menyelamatkan Kepala Keluarga dan Pimpinan unit bisnis sebuah perusahaan. Jadi, jangan meremehkan tugas saya."

Saya benar-benar terperangah mendengar penjelasan panjang lebar Pak Lim.
Dari situlah saya mengerti bahwa jika seseorang tahu benar makna di balik pekerjaannya,dia akan melakukan pekerjaannya dengan bangga,dengan senang hati, dengan penuh tanggung jawab.
Sebaliknya, seandainya saja Pak Lim tidak mengerti makna pekerjaannya, dia akan mengatakan bahwa tugasnya hanya sekedar sebagai tukang periksa engsel.

Sekarang, coba tanyakan pada diri sendiri.
Apakah anda tahu benarmakna di balik pekerjaan Anda?
Katakanlah Anda adalah seorang Staff,Kepala Bagian, Manajer unit bisnis, Kadiv, apakah Anda tahu makna dibalik pekerjaan Anda sebagai seorang Staff, Kepala Bagian , Manajer atau Kadiv ?

Ingatlah bahwa jika seorang tahu makna pekerjaannya, dia pasti akan melakukan pekerjaan dengan rasa bangga, dan yang terpenting, dia akan membuat pekerjaannya penuh arti, bagi dirinya, bagi keluarganya dan bagi perusahaannya.

Regards,
JAMES GWEE

Read More......

10/03/2007

LELA , Mempertahankan Hidup di Jalan Raya

SmartFM Medan
Nurlela boru Sitorus , tidak bosan-bosan membujuk setiap orang yang di lewati, untuk menjadi penumpang mobil angkutan yang di kendalikannya . Suara lantangnya, terus meluncur , dari perempuan yang selalu berbalut jelana panjang jeans yang di padukan dengan baju lengan panjang dan berjilbab itu .

Lela demikian panggilan , perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai sopir angkutan dalam kota jurusan Terminal Amplas –Patumbak – Talun Kenas di Medan Sumatra Utara . Ibu dari tiga anak ini , mengaku tidak malu dengan pekerjaan yang digelutinya , sepanjang memberikan hasil yang halal . Berkat jerih payahnya, dalam sehari Laila mampu memperoleh penghasilan antara 50 sampai dengan 70 ribu rupiah . Al hasil , apa yang telah di lakukan mampu menambah penghasilan keluarga dan membiayai sekolah anak-anaknya .

Nurlela , merupakan satu-satunya sopir perempuan di terminal terbesar di Kota Medan itu . Tidak heran , jika ia sering mendapatkan perlakuan yang melecehkan martabat Perempuan, dari rekan-rekannya sesama sopir . Di bulan puasa ini pun , Nurlela mengakui tantangan yang dihadapi sangat berat . Selain harus menahan haus dan Lapar , Lela juga harus menahan emosi baik kedapa lelaki iseng maupun penumpang yang tidak pengertian .

Di bulan suci Ramadhan ini , Lela tetap menjalankan rukun Islam ke empat yaitu puasa . Baginya tidak ada alasan , untuk tidak menjalankan ibadah puasa maupun ibadah sunah yang lainnya . Baginya , semua aktifitas bisa diatur dengan baik sepanjang ada kemauan dan niat .

Bagi Nurlela , apa yang di jalaninnya saat ini, merupakan salah satu wujud syukur atas nikmat dari yang Kuasa . Dalam benaknya , semua rejeki yang didapatkan, kesehatan dan kehidupan keluarga merupakan kemurahan Tuhan .

Putri Sulung Nurlela - Safitri,, pada awalnya mengaku malu memiliki ibu yang bekerja sebagai sopir angkutan . Dalam benaknya pekerjaan tersebut hanya pantas dilakukan oleh kalangan laki – laki . Namun hari demi hari sang ibu memberikan pengertian , sehingga ahirnya dapat menerima pekerjaan yang di jalani ibundanya .

Meski mendapatkan penolakan dari anak dan keluarga besarnya , namun Laila cukup lega karena sang suami tercinta -Samsul Bahri Damanik- mendukungnya . Pendamping hidupnya itu , mensyaratkan , agar tetap mengingat kodratnya sebagai seorang istri dan ibu serta memegang teguh komitmen pernikahan mereka.

Nurlela , merupakan salah satu tauladan bagi setiap kita , untuk medapatkan nafkah yang halal . Tidak hanya ketegarnnya yang harus menjadi Sopir , tetapi keteguhannya dalam menjalankan perintah-perintah agama . Tidak ada alasan bagi kita, untuk meninggalkan kewajiban sebagai umat beragama , dengan dalih kesibukan bekerja .


REPORTER:
Ester Sianturi, SmartFM Medan

EDITOR:
M Didin Wahidin, SmartFM - Network

Read More......
Copyrights @ 2006 Perkumpulan Karyawan SmartFM - Jakarta, Indonesia
http://crew-smartfm.blogspot.com

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP