SEARCH PKS post

8/29/2007

PLTN Antara Bahaya Dan Kebutuhan

Selasa, 21 Agustus 2007, DPRD Jawa Tengah menggelar sidang Paripurna, untuk menentukan sikapnya terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Muria, Jepara . Empat Fraksi menolak pembangunan Pembangkit Listrik tersebut, sedangkan 3 fraksi lainnya tidak memberikan sikapnya. Salah seorang Anggota DPRD Jateng Mohammad Haris menganggap, saat ini masih banyak energi yang dapat di manfaatkan untuk di jadikan pembangkit listrik. Dalam pandangannya, pemanfaatan tenaga nuklir meninggalkan catatan yang buruk bagi peradaban manusia.

Sebelumnya, ativis Lembaga Swadaya Masyarakat di Jawa Tengah, berkali-kali melakukan aksi unjuk rasa menolak pendirian PLTN Muria. Para Pengunjuk rasa, menganggap mudarat pendirian PLTN lebih besar di bandingkan dengan manfaatnya. Setidaknya masyarakat dan ekositem disekitarnya, terancam terkena radiasi Nuklir yang di kenal dapat memusnahkan kehidupan .

Selama ini , kebutuhan listrik di indonesia tergolong sangat besar. Namun potensi sumberdaya pendukung dan biaya untuk membangun pembangkit listrik sangat terbatas. Tidak heran, jika masih ada sekitar 45 persen penduduk Indonesia yang belum menikmati listrik. Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Depertemen Energi Sumber Daya Mineral -Muhamad Noor Hidayat- menyatakan, cadangan energi Minyak di Indonesia saat ini hanya dapat untuk memenuhi kebutuhan 18 tahun kedepan . Sedangkan cadangan Gas dapat memenuhi kebutuhan hingga 50 tahun. Sehingga, kebutuhan listri pada tahun 2025 yang sangat besar, dapat di pastikan tidak mampu di penuhi oleh sumber energi yang selama ini diandalakan, seperti batu bara, gas dan minyak.

Di Jelaskan Hidayat, pemerintah telah membuat berbagai asumsi, untuk mengatasi kekurangan cadangan energi. Salah satunya , berupa pemanfaatan energi alternatif, seperti bio disel, panas bumi, energi angin serta energi Nuklir. Bahkan dalam Undang-Undang no 17 tahun 2007, digariskan, energi tenaga nulir di harapkan sudah mulai dapat di manfaatkan masyarakat pada tahun 2015 .

Sejumlah kalangan terus berupaya mencari energi alternatif sebagai pembangkit listrik, diantaranya dengan menggunakan energi Nuklir. Menurut Kepala Badan Tenaga Atom Nasional –BATAN- Budi Hastowo, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dapat menghemat penggunaan bahan bakar. Dalam perhitungannya, listrik tenaga nuklir dengan kekuatan 1000 mega watt, dalam rantang waktu 18 bulan akan menghemat bahan baku batu bara hingga ratusan ribu ton. Demikian juga jika di bandingkan dengan bahan bakar solar, yang saat ini cadangannya sudah mulai menipis .

Selama ini, masyarakat mengkhawatirkan tingkat kemanan dari pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Nuklir. BATAN , sebagai salah satu lembaga yang mengembangkan tenaga Nuklir di Indonesi, terus melakukan study mengenai pemanfaatan nuklir yang aman bagi masyarakat. Bahkan studi yang di lakukan juga menyangkut, perangkat-perangkat persyaratan keselamatan. Pengkajian yang di lakukan BATAN, meliputi struktur tanah, arah angin dan dampak yang akan timbul jika di bangun PLTN di suatu wilayah .

Hingga saat ini persepsi masyarakat masih beragam, tentang dampak dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Budi menyetujui, Nuklir sangat berbahaya jika di gunakan sebagai sejata pemusnah masal . Namun jika di manfaatkan sebagai energi alternatif, akan sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat . Budi mengherankan, jika ada kelompok masyarakat yang tidak mengetahui perencanaan dan alasan secara pasti, tetapi justru telah menolak pembangunan PLTN. Menurut Budi, Lembaga Atom Internasional, telah menyatakan, manajemen pengelolaan Tenaga Nuklir di Indonesia layak dan aman untuk di kembangkan untuk kepentingan masyarakat .

Meski demikian, Pemerintah maupun BATAN harus melakukan sosialisasi mengenai di butuhkannya energi nuklir bagi kehidupan. Menurut Mantan Mentri Negara Percepatan Daerah Tertinggal Saifulloh Yusuf , sosialisasi itu di maksudkan untuk menjelaskan berabgai resistensi yang berkembang di masyarakata. Sosialisasi itu, juga di maksudkan untuk meminimalisir ketakutan masyarakat terhadap bahaya atapun dampak negatif Nuklir. Dengan begitu, pembangunan yang di lakukan oleh pemerintah dapat di terima masyarakat .

Penggunaan energi nuklir, akan berdampak pada penghematan bahan bakar yang berasal fossil dan perlindungan lingkungan. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik, akan mengurangi perlunya membakar bahan bakar, sehingga cadangannya dapat bertahan lama. Sementara banyak orang mengkhawatirkan keselamatan PLTN dan efek-efeknya, pada lingkungan yang timbul dari limbah-limbah nuklir. Risiko potensial terhadap kesehatan dan lingkungan dari sebuah PLTN, bergantung pada desain, tapak, konstruksi dan operasinya .

Didin Wahidin, SmartFM Jakarta

Read More......

8/27/2007

Drakula Jangan Bunuh Aku

Salah satu klien saya bercerita panjang bahwa atasannya jahatnya setengah mati. Lebih dari drakula, kata dia. Ia menjelaskan sangat rinci tentang kejahatan itu. Banyak sekali yang ia ceritakan, saya hanya membeberkan beberapa butir saja.
Pertama, atasannya tak menyukai ada "persahabatan" di antara para pekerja. Menurut klien saya, atasannya itu ingin menciptakan suasana kompetisi. Alasannya, karena di luar kantor pesaing begitu banyaknya, jadi setiap orang harus dilatih berkompetisi. Namun, sayang seribu sayang, kompetisi itu berubah menjadi persaingan yang benar-benar bersaing, sampai menimbulkan permusuhan di antara beberapa departemen.

Kedua, mulut dan pikiran sang atasan itu sangat menyakitkan. Meminjam istilah klien saya, mulutnya enggak pernah disekolahin. Suatu hari klien saya melakukan kegiatan di Kota Buaya. Sebagai bawahan, ia berniat baik melaporkan kegiatan yang sukses di Kota Pahlawan itu. Maka, ia mengirimkan SMS kepada si bos, menjelaskan semua kegiatan berlangsung supertokcer. Sayang sejuta sayang, niat baiknya itu tidak mendapat balasan setimpal. SMS mulia itu dibalas dengan kalimat, "Kamu enggak usah SMS-SMS saya, saya lebih suka di-SMS sama karaoke girl."

Bahasa yang membunuh
Klien saya yang sudah seperti teman itu bercerita terus. Wah…, kalau saya mau menuliskan ceritanya itu, mungkin minggu ini saya memerlukan satu halaman untuk rubrik ini. Maka, daripada mendengar kejahatan bosnya, mari mendengarkan kejahatan yang saya lakukan. Tak terlalu beda banyak. Karena sepanjang klien saya menceritakan keluh kesahnya, saya seperti diingatkan pada sesuatu. Apalagi kalau tidak perilaku saya sendiri. Anda mau bukti?
Cobalah Anda iseng-iseng mengklik situs http://community.kompas.com, atau kalau Anda malas mengklak-klik-klak-klik karena sekarang hari Minggu dan waktunya untuk leyeh-leyeh dan Anda merasa saya memberikan pekerjaan rumah di tengah waktu senggang Anda yang berharga itu, yaaa... saya saja yang mengalah. Di bawah ini saya tuliskan komentar seseorang atas tulisan saya berjudul Juri, dua minggu lalu.
"Saya ingat waktu jadi finalis LPM (Lomba Perancang Mode) sekitar tahun 1997, saya kasih Anda baju, waktu itu Anda masih di Femina. Saya bela-belain datang dari Bandung (saya masih kuliah) untuk membawa hasil karya saya. Saya begitu sopan menegur Anda dan menanyakan di mana baju ini harus diletakkan dan saya menanyakan proses selanjutnya…. Saya hanya mengenang raut muka Anda yang cuek dan tidak mau melihat muka saya, apalagi karya baju saya…. Anda hanya menunjuk ke arah salah satu meja seseorang untuk menaruh baju saya, setelah itu Anda sibuk on-line. Walaupun akhirnya saya tidak menang, yang saya kenang dan melekat di hati sampai kini… ya raut muka dan sikap Anda waktu itu…. Benar-benar sombong dan menyepelekan orang."
Begitulah saya. Saya telah banyak melukai orang. Tidak dengan pisau, tidak dengan mulut, bahkan saya mampu menjengkelkan orang dan membunuh semangat orang hanya dengan tatapan dan bahasa tubuh yang sombong dan menyepelekan. Mungkin ini yang disebut singkat dan akurat. "Singkat dan kualat," celetuk teman saya.
Sore hari saya bertemu dengan seorang calon pegawai. Setelah wawancara, kami menjadi akrab. Tentu salah satu pertanyaan yang saya ajukan adalah mengapa ia berkeinginan pindah kerja.
"Bosku tuh, Mas, kalau sudah marah nakutin. Enggak usah marah, ngeliat dia ada di kantor saja aku dan teman-teman sudah stres. Jadi pengen nyari suasana yang tak menekan. Kami senang sekali kalau beliau ke luar negeri, rasanya bebas, tak ada yang membuat stres," kata dia menjelaskan.
Setelah saya mendengar cerita calon pegawai ini, saya seperti disinggung habis. Komentar di atas menggambarkan betapa jahatnya saya, bukan? Hanya dengan tatapan dan dengan kehadiran saya saja, saya bisa membuat orang stres dan tersakiti sampai hari ini. Bayangkan kalau mulut saya juga berkicau. Saya jadi mulai berpikir, mengapa saya tega melakukan hal-hal dan atau berperilaku menyakitkan manusia. Yang membuat manusia menangis dan stres?

Upil
Tepatnya, mengapa saya menciptakan citra untuk dibenci orang. Setelah saya pikir sekarang, kok saya itu bisa punya cita-cita untuk dibenci dan bukan dicintai orang? Sampai sekarang saya sendiri enggak pernah mudeng.
Tak lama setelah itu seorang pengusaha bercerita dalam mobilnya. Dalam perjalanan mengantar saya pulang, ia bercerita, pesaingnya di bisnis yang sedang dia jalani itu melakukan hal-hal yang nyaris membinasakan usaha yang dia rintis. Pesaing raksasanya itu sampai perlu menyusupkan dua orang di kantornya. Saya geleng kepala tak habis mengerti bagaimana perusahaan seraksasa itu bisa melakukan tindakan yang tak hanya kurang ajar, tetapi juga tak percaya diri itu. Saya jadi ingat cerita Daud melawan Goliat.
"Yaahh… karena kelamaan monopoli kali ya, jadi ada pendatang baru merasa terancam. Padahal, kan, gue ini cuma upil," katanya lagi. Saya tertawa dalam hati, kalau dia cuma upil, terus bagaimana hidungnya.
Saya masih di dalam mobil, menyandarkan badan saya di jok depan. Mata saya menatap ke luar, melihat lalu lintas Jakarta yang macet yang entah kapan akan berakhir. Dalam benak, saya mencoba menyimpulkan cerita-cerita di atas. Semua yang mereka ceritakan telah saya jalani. Saya mengaku saya ini beragama, dan sebagai warga negara yang baik saya menjunjung Pancasila dengan sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa. Tetapi, bagaimana saya yang memiliki dua prinsip mulia itu melakukan tindakan yang membuat orang sengsara?
Suara hati saya sendiri tiba-tiba nyeletuk, "Itu bukan prinsip lo lagi. Itu prinsip agama dan Pancasila. Lonya mah enggak punya prinsip, makanya lo jadi kayak begitu."

KILAS PARODI: Untuk Para Raksasa dan Para Upil
1. Bagi mereka yang merasa seperti raksasa yang tidak percaya diri, janganlah melakukan tindakan seperti cerita teman saya itu. Tanyakan saja, mengapa sebagai raksasa Anda sampai harus melakukan tindakan menyakitkan dan membinasakan orang? Mengapa sepenting itu menjadi raksasa dan memonopoli, tetapi hanya melihat para upil Anda sudah keder? Jangan sampai Anda hanya besar saja, tetapi self esteem Anda sekerdil para kurcaci di cerita Sleeping Beauty.
Mengapa susah sekali membiarkan orang hidup dan membiarkan orang juga mau makmur? Bukankah waktu Anda masih menjadi bayi raksasa Anda juga berkeinginan seperti para upil itu. Tidakkah Anda bisa mengingat kembali saat Anda menjadi upil raksasa? Mungkin Anda bisa mengingat, tetapi Anda mencoba menghapus ingatan itu. Jangan, jangan oh raksasa. Jangan sampai Anda hilang ingatan.
2. Bagi para upil, ingat, Anda bisa saja disusupi orang untuk menghancurkan perusahaan Anda, mematikan hidup Anda, tetapi kepala Anda harus tetap jernih. Selain konsentrasi kepada upil Anda, konsentrasi juga pada pemikiran bahwa Yang Maha Kuasa yang mendatangkan berkat, bukan upil Anda. Jadi, ada raksasa atau tidak, disusupi atau tidak, dijegal atau tidak, berkat Anda tak akan hilang kalau itu sudah maunya Yang Maha Kuasa. Percaya saya, tak ada manusia yang mampu menghalangi berkat Anda dari Sang Maha Kuasa.
3. Teman saya mengeluh pimpinannya sering marah-marah dengan perkataan kasar, padahal teman saya dan teman sekerjanya tak melakukan kesalahan apa pun. "Si bos itu, Mas, kalau punya problem sama orang lain, terus mengumpatnya ke kita-kita. Pokoknya kita sudah kayak tempat sampahnya," kata teman saya.
Waduh, itu mirip benar dengan saya. Karena saya pernah di tempat seperti itu, maka saya sarankan, yang suka membuat orang lain menjadi tong sampah jadilah dewasa karena itu satu-satunya cara mengontrol emosi Anda.
4. Dewasa itu berarti Anda mampu melihat kembali mengapa Anda tega membunuh dengan perkataan, hanya dengan bahasa tubuh, atau bahkan hanya dengan kehadiran Anda? Mengapa Anda senangnya menjadi serakah? Dalam kasus saya, saya ini manusia penuh iri hati, saya tidak bahagia dengan diri saya sendiri. Maka, bagaimana ada manusia yang tidak bahagia dengan dirinya sendiri dan iri hati bisa mengeluarkan bunyi-bunyian dan bersikap membahagiakan, bukan?

Samuel Mulia

Read More......

8/21/2007

Menanti Bulan Memerah

Gerhana bulan total terjadi lagi. Ini tentu berita yang menyenangkan bagi para penggemar astronomi di Indonesia yang tak sempat menyaksikan peristiwa langka itu pada 3 Maret lalu karena terhalang mendung.

Memang tahun ini gerhana bulan total terjadi dua kali, dan yang terakhir akan berlangsung pada 28 Agustus mendatang. Penduduk di Benua Amerika, Pasifik, Asia Timur, dan Australia bisa menyaksikan seluruh proses menghilangnya bulan di balik bayangan bumi itu secara penuh.

Indonesia termasuk wilayah yang bisa melihat gerhana. Namun, cuma wilayah timur Indonesia yang bisa melihatnya secara lengkap.

Di wilayah barat dan tengah Indonesia, gerhana hanya tampak berupa bulan purnama berwarna kemerahan yang terbit dari timur berbarengan dengan turunnya matahari di sebelah barat. "Bulan terlihat lebih gelap dan kemerah-merahan," kata Kepala Observatorium Bosscha Taufik Hidayat kepada Tempo, Jumat lalu. "Memang jarang-jarang kita melihat (bulan) seperti itu. Bulan merah itu berangsur-angsur memutih lagi."

Warna bulan yang kemerahan itu terjadi akibat sebagian cahaya matahari yang menyinari bumi disebarkan dan dibiaskan oleh atmosfer bumi. Bayangannya tidak sepenuhnya gelap, cukup bagi cahaya itu mencapai bulan dan memberikan kilau merah tembaga pada saat terjadi gerhana total. "Pembiasan yang paling terbelokkan adalah cahaya merahnya, sehingga bulan akan terlihat kemerah-merahan," kata Taufik.

Fenomena alam itu dapat diamati secara lengkap oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di lingkup wilayah timur Indonesia. Mereka yang bertempat tinggal di Nusa Tenggara Timur sampai Papua akan melihat perubahan warna bulan purnama, mulai putih cemerlang menjadi suram, berubah kemerahan, sebelum perlahan kembali memancarkan kilaunya yang mempesona. Perubahan warna itu terjadi ketika bayang-bayang umbra, lingkaran paling gelap yang terjadi akibat cahaya matahari terhalang bumi, jatuh pada permukaan bulan.

Taufik menyatakan gerhana bulan pada 28 Agustus nanti berbeda dengan gerhana Maret lalu. Gerhana bulan Maret dini hari itu terjadi akibat bayang-bayang penumbra dihalangi bumi. "Tidak terlihat perubahan warna seperti ini," katanya.

Pada Selasa pekan depan, proses gerhana akan dimulai pukul 14.53 WIB. Pada saat itu, permukaan bulan mulai menyentuh lingkaran bayang-bayang umbra. Bulan akan berubah menjadi suram dan pelan-pelan menjadi kemerahan mulai 16.52 WIB, ketika seluruh permukaan bulan masuk dalam bayang-bayang umbra. Puncak gerhana terjadi pukul 17.37 WIB. Saat itu warna bulan menjadi sangat merah. Warna bulan yang suram dan kemerahan itu akan bertahan sekitar setengah jam, sampai pukul 18.22 WIB.

Sayangnya, di wilayah barat Indonesia, bulan purnama baru terbit pukul 17.51 WIB. Itu artinya, warga Sumatera, Kalimantan, Jawa, serta sebagian Sulawesi, termasuk para pengamat di observatorium Bosscha, hanya bisa menyaksikan sisa-sisa gerhana. "Kita (di wilayah barat Indonesia) sudah kelewatan gerhana maksimumnya," kata Taufik.

Jangan terburu kecewa, walaupun cuma bagian akhir, fenomena bulan merah ini masih bisa disaksikan cukup lama. Warna merahnya akan memudar sepenuhnya pukul 19.23 WIB, tapi belum sepenuhnya terang. Seluruh proses gerhana akan berakhir pukul 22.21 WIB, yakni saat bayang-bayang umbra keluar sama sekali dari permukaan bulan.

Meski berada di bagian barat, Observatorium Bosscha berencana mengamati fenomena itu. Tapi belum diputuskan apakah observatorium itu akan membuka fasilitasnya untuk umum saat gerhana nanti. "Sudah datang banyak permintaan, tapi kami mau rapatkan dulu. Maklum, kalau mau terima tamu, kami harus menyiapkan petugas-petugasnya," ujar Taufik.

Observatorium Bosscha juga tengah menimbang untuk menyiarkan fenomena. Taufik menjelaskan rencana merekam fenomena itu lalu menyiarkannya melalui Internet via video streaming. "Kalau sudah diputuskan, akan kami umumkan alamatnya agar bisa diakses melalui Internet," katanya.

Sebenarnya fenomena itu bisa dilihat tanpa harus menggunakan peralatan khusus untuk meneropong langit. Dengan mata telanjang pun, dari atap rumah, fenomena itu dapat terlihat jelas.

Bahkan fenomena itu bisa dipotret menggunakan kamera yang didudukkan di atas tripod. Taufik menyarankan pemotretan dilakukan begitu bulan terbit karena gerhana sudah berlangsung. Kemudian pemotretan diulang secara berkala sehingga dapat terlihat jelas sequence atau rangkaian perubahan warnanya. "Mudah-mudahan langitnya cerah," katanya.

Walaupun cuma bisa melihat sisa gerhana, warga wilayah barat dan tengah Indonesia termasuk beruntung. Orang yang tinggal di Eropa, Afrika, dan wilayah barat Asia tidak bisa menyaksikan fenomena yang terhitung jarang terjadi ini.

Gerhana bulan yang terjadi 28 Agustus nanti merupakan gerhana bulan terakhir tahun ini. Gerhana bulan total baru terjadi lagi pada 21 Februari tahun depan. Pada gerhana itu, menurut situs NASA, giliran penduduk di Pasifik, Amerika, Eropa, dan Afrika yang bisa menyaksikannya. Setelah itu, gerhana bulan total baru terjadi lagi pada 21 Desember 2010 dan dua kali pada 2011.


TEMPO Interaktif, BANDUNG
Selasa, 21 Agustus 2007
Tjandra Dewi,Ahmad Fikri

Read More......

8/16/2007

Jejak Para Pejuang

Suroso yang kini kini sudah berusia 75 tahun , masih telihat sigap melangkahkan kakinya menuju gedung juang 45 di Kota Semarang . Ditengah kesibukan laluntas, didepan kantor itu , Suroso terus menapakan kakinya meski terik Matahari terasa menyengat kulit . Wajah tuanya , tidak menunjukan kelelahan atapun keletihan, ketika harus menapaki tangga saat menuju ruang kerjanya di Kantor Legiun Veteran yang berada di Gedung Juang 45 Semarang .

Sesaat setelah sampai di kantor , Suroso mencoba menceritakan kisahnya sewaktu masih menjadi Angkatan Udara saat mengusir Jepang dari Bumi Pertiwi . Satu persatu peristiwa peperangan dengan Jepang sebelum Proklasi 17 Angustus 45 , di ceritakannya kepada beberapa pemuda yang saat itu sudah menunggu di ruang kerjanya . Diawal ceritanya , Suroso menuturkan, bahwa saat itu para tentara dan pemuda mengusir penjajah tanpa bekal senjata yang canggih . Meski begitu seluruh pejuang dan rakyat tetap memiliki semangat dengan berbekal semboyan Merdeka atau Mati .

Rakyat dan tentara saat itu, tidak memikirkan mendapatkan senjata modern . Segala sesuatu yang ada di sekitarnya , dimanfaakan menjadi senjata dalam mengusir musuh .

Surosos menceritakan , meski menghadapi tentara Jepang yang bersenjatakan peralatan Canggih , para pemuda terus berjuang tanpa menyerah . Hanya berbekal semangat , terbukti para pemuda mampu merebut kemerdekaan dan mempertahankan Nusantara dari penguasaan penjajah .

Pada tanggal 17 Agustus 45 , Sukarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, yang disambut suka cita seluruh bangsa Indonesia .

Bagi Suroso , kemerdekaan itu bukan sebuah hadiah dari siapapun . Baginya , kemerdekaan itu merupakan hasil dari jerih payah perjuangan, para tentara , pemuda dan seluruh bangsa Indonesia . Suroso juga menganggap , kemerdekaan bukan ahir dari perjuangan tetapi justru sebuah awal perjuangan yang lebih berat menuju titik selanjutnya .

Mantan Tentara Pelajar Suhartono beranggapan , Proklamasi Kemerdekaan hanya sebuah tanda sebuah kebebasan dari penjajah . Dikala itu , para pejuang terus melakukan estafet perjuangan dari generasi ke generasi .
Teladan seperti itupun , semestinya di lakukan generasi saat ini, sehingga tidak hanya mengisi Kemerdekaan dengan hura hura .

Kisah perjuangan juga di ungkapkan oleh Purnawirawan TNI , yang bertugas pada era pasca Kemerdekaan . Muslih seorang mantan anggota Banteng Raiders , mengaku pernah berjibaku dalam medan perang, tepatnya saat merebut Timor-Timur . Meski telah membawa senjata , perjuangannya bersama anggota Pasukan yang lain Muslih tetap bertepegang rela Mati demi tegaknya bumi pertiwi .

Sungguh sangat di sesalkan , ketika kemerdekaan sudah dapat di nikmati oleh Bangsa Indonesia, sebagian masyarakat sudah bergelimang dengan harta, tetapi nasib para pejuang terbaikan . Tidak sedikit , para pejuang kemerdekaan kini hidup ditengah kesulitan ekonomi . Para Veteran banyak yang sangan sulit untuk untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari – hari . Setidaknya pernyataan itu diungkapkan oleh Mantan Anggota ALRI Divisi 4 Kalimantan Ahmad Tukacil .

Kini kemerdekaan Indonesia telah berusia 62 tahun . Jumlah pelaku dan saksi sejarah kemerdekaan , hari demi hari semakin berkurang . Kita sebagai generasi , semestinya tetap memegang semangat perjuangan merka hingga kapanpun . Para pejuang , tidak berharap untuk di agung-agungkan atapun juga di kultuskan . Tidak ada jeleknya , jika nilai-nilai perjuangannya terus di tanam dan diajarkan , kepada generasi secara terus menerus .

-Didin, SmartFM Jakarta-

Read More......

Lagu Indonesia Raya

Lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman , yang di perkirakan telah di rekam pada bulan September tahun 1944, sekitar bulan mei lalu di temukan oleh pakar telematika Roy Suryo di sebuah Web site milik Belanda . Penemuan dokumen tersebut , baru di sosialisakan kapada masyarakat pada awal Agustus 2007 .

Syair yang didengarkan dalam lagu itu , memiliki perbedaan jika di bandingkan dengan lagu kebangsaan Indonesia raya yang sering kita dengar . Pada dokumen yang di temukan Kelompok Air Putih tersebut , memiliki 3 stanza, sedang yang selama ini menjadi lagu kebangsaan hanya memiliki satu stanza . Pengamat Telematika Roy Suryo meyakini , lirik lagu Indonesia raya yang baru di ditemukannya merupakan produk yang asli . Menurut Roy , dari dokumen yang di peroleh memiliki cirri-ciri yang menunjukan karya orisinal . Dengan temuan tersebut , menunjukan lagu kebangsaan Indonesia merupakan lagu kebangsaan terpanjang di dunia .

Sejumlah respon dari masyarakat bermunculan , setelah di temukannya dokumen lagu Indonesia raya tersebut . Pelaku Sejarah Des Alwi menganggap , temun tim pimpinan Roy Suryo, bukan merupakan hal yang baru . Des mengaku memegang dokumen dan naskah asli Lagu Indonesia Raya karya WR Supratman . Des mengaku , rekaman yang di temukan Roy merupakan produksi Jerman pada tahun 1944 . Rekaman tersebut dibuat oleh hak cipta lagu seorang pengusaha Toko You Kim Can atas pesanan WR Supratman .

Anak Angkat WR Supratman -Urip Sudarman- , ragu temuan Roy Suryo tersebut merupakan fersi Asli . Menurutnya , ciri khas keaslian naskah Lagu Indonesia raya karya WR Supratman, terletak pada Referin atau ulangan , yaitu kata Indones di ganti dengan Indonesia . Urip memperkirakan , temuan Roy Suryo merupakan versi tahun 19958 . Urip mengaku akan membandingkan temuan Roy Suryo , dengan dokumen yang di simpan Keluarga WR Supratman .

Sejumlah kalangan membenarkan , naskah lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Suprapman telah mengalami beberapa kali perubahan . Pakar sejarah Anhar Gonggong menyatakan , perubahan itu sempat dilakukan oleh WR Supratman , untuk disesuaikan dengan kondisi yang berkembang saat itu . Lagu yang pertama kali dinyanyikan pada Kongres Pemuda tanggal 28 oktober 1928 itu, sempat diubah , karena mendapat tekanan dari pemerintah Kolonial Belanda . Perubahan itu menyangkut pelarangan penggunaan kata “Merdeka” dalam sairnya , sehingga di ganti dengan kata “Mulia” . Namun Anhar berharap , agar temuan lagu Indonesia oleh pakar telematika Roy Suryo , harus diteliti keasliannya .

Penemuan Dokumen Lagu Indonesia Raya oleh Pakar Telematika Roy Suryo dan tim Air Putih , dikhawatirkan akan mempengaruhi lagu kebangsaan, yang saat ini masih berlaku . Anhar Gonggong menyatakan , jika temuan tersebut memiliki makna dan simbolis yang lebih baik , maka lagu kebangsaan yang berlaku saat ini dapat dikembalikan kepada syair yang asli . Namun menurutnya , untuk mengembalikan naskah dan syair lagu tersebut, diperlukan keputusan politik , dari presiden dan sejumlah lembaga tinggi negara lainnya .

Pelaku Sejarah Des Alwi menganggap , temuan dokumen Lagu Indonesia raya tidak perlu menjadi kontroversi . Menurutnya , lagu kebangsaan adalah, lagu Indonesia raya yang kita dengar selama ini . Sedangkan lagu Indonesia raya yang di temukan Roy Suryo , adalah lagu pesanan Jepang, yang menjanjikan kemerdekaan pada tahun 1944 .

Selama ini , masayarakat di bingungkan dengan banyaknya sejarah yang simpang siur . Tidak sedit temuan baru , yang dapat mengungkap sejarah yang sebenarnya terjadi di masa lalu . Tidak hanya temuan lagu Indonesia raya oleh Roy Suryo , tetapi juga sejumlah temuan yang lain , semestinya bukan hanya mengungkap sejarah namun juga dapat menjadi perekat persatuan dan kesatuan Indonesia .

-Didin Wahidin, SmartFM Jakarta

Read More......

8/13/2007

Mereka Merana di Kolong Jalan Tol

Sekitar 700-800 orang korban kebakaran di kolong jalan tol Jembatan Tiga, Jakarta Utara, Minggu (12/8), atau lima hari pascakebakaran, tampak merana. Bantuan makanan dan pakaian masih terbatas. Sebagian kecil warga ditampung di empat tenda kecil dan gubuk warga lain yang luput dari kebakaran 7 Agustus lalu dan sebagian besar tidur tergeletak di bekas puing kebakaran.
Pihak operator jalan tol, PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), memasang pagar kawat berduri di sebagian lokasi. Papan bertuliskan kata-kata peringatan "dilarang keras mendirikan bangunan di lokasi bekas kebakaran, kondisi struktur berbahaya, sedang dalam penelitian Puslitbang PU" terpampang di 20 lokasi.

Meski garis polisi masih terpasang, puluhan warga tetap duduk dan tidur di bagian dalam garis itu, yakni di puing bekas rumah dan gubuk mereka. Keluarga Nyonya Suwardi (50), misalnya, bertahan di kolong jalan tol tepat di sisi tembok rumahnya yang telah terbakar. "Mau ke mana lagi? Tempatnya hanya di sini," katanya.
Urban Poor Consortium (UPC) memasang empat tenda ukuran kecil. Meski jumlah korban yang kehilangan tempat tinggal ratusan jiwa, tenda selain yang dibangun UPC itu tidak ada lagi. Kaum pria mengutamakan ibu, anak, dan orang lanjut usia.

Semakin berkurang

"Bantuan makanan, pakaian, dan obat-obatan saat ini semakin berkurang. Hanya pada hari pertama atau saat terjadi kebakaran hingga hari ketiga bantuan cukup banyak, terutama makanan. Sekarang sudah berkurang," kata tokoh penghuni tol dan pembantu koordinator warga, Erwansyah (45).
Warga juga membutuhkan bantuan pakaian, tidak hanya soal makanan. Erwansyah mengatakan, seluruh korban kebakaran hanya memiliki sepasang pakaian yang melekat di badan mereka. Jumlah bantuan pakaian layak pakai yang berdatangan belum mencukupi.
Pasangan suami-istri Junaidi Budianto (51) dan Wati (41), yang gubuknya ludes terbakar, menuturkan, tidak hanya soal makanan, tetapi tempat berteduh dan pendidikan anak membuatnya gelisah. "Jika kami dilarang menempati kolong tol lagi, terus kami mau ke mana?" kata Wati yang sehari-hari membuka warung nasi.
Suami-istri itu kebingungan menyekolahkan anak satu-satunya, Suryani Indrati (12), siswi Kelas I SMP Negeri 32 Pejagalan, Jakarta Utara. "Seluruh pakaian seragam, alat tulis, buku pelajaran, dan perlengkapan sekolah lainnya juga ludes. Mau buka warung nasi lagi tidak mungkin karena kios terbakar dan modal habis," katanya.
Persoalan serupa dialami Jaetun (30). Seluruh baju seragam, buku tulis, dan buku pelajaran anaknya, Sinta Larasati (12), siswi SMP Negeri 21 Penjaringan, Jakarta Utara, terbakar. "Tidak hanya itu, akta nikah saya juga telah menjadi abu," katanya sambil berlinangan air mata.

Ingin pindah

Korban mendiami kolong jalan tol karena tak ada lahan kosong atau lahan terbuka lainnya untuk ditempati. "Kami juga sebenarnya tidak mau tetap di kolong tol ini. Musibah kebakaran menjadi pelajaran berharga karena menyusahkan warga lain. Mau pindah, tetapi saya mau ke mana lagi," kata Sumiati (51).
Suamiati, asal Solo, Jawa Tengah, mengatakan, ada keinginan untuk pulang kampung. Hal serupa diungkap Jaetun, warga asal Tegal, serta Wati yang asal Klaten. "Kami ingin pindah dari sini, tetapi mau ke mana. Mau pulang tidak ada uang, mau buka warung lagi tidak ada modal, terus sekarang tak ada rumah," kata Wati.
Para korban kebakaran di Jembatan Tiga terdiri atas dua kelompok dengan satu koordinator. Sumardi (42), koordinator warga kolong tol Jembatan Tiga yang menjadi korban kebakaran, menyatakan, dari 700-800 korban, sebagian besar adalah pendatang. Mereka siap pindah jika ada tempat tinggal atau ada lahannya.
Wali Kota Jakarta Utara Effendi Anas mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengatasi problem pascakebakaran di kolong jalan tol itu. Diharapkan akan ada solusi terbaik dan manusiawi untuk mengatasi persoalan itu.
Kini kolong tol Jembatan Tiga menjadi rapuh akibat kebakaran yang menimpa ratusan gubuk liar di bawahnya. Di sisi lain, banyak orang prihatin terhadap kemiskinan yang ditandai menjalarnya gubuk liar di kolong tol sepanjang jalan tol layang Tanjung Priok-Pluit-Angke.
Jika warga menghuni kolong jalan tol atas izin Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah sejak tahun 2003 dan habis tahun 2005, lantas dengan cara bagaimana mereka keluar dari kolong tol? Perlu ada kebijakan serius dari pemerintah, tidak sekadar retorika. Berikan batas waktu tinggal kepada mereka. Namun, sudahkah tersedia rumah atau tempat tinggal yang layak pengganti untuk mereka?

Penulis: Kompas/Pascal S Bin Saju

Read More......

8/12/2007

Lomba Menulis Kisah Nyata KDRT

*** mungkin ada rekan2 yang ingin ikut serta ...

Hasil penelitian Unicef dan The Body Shop International menunjukkan sedikitnya 1 dari 3 wanita di dunia mengalami tindak kekerasan baik dalam bentuk fisik maupun mental.Di indonesia, 20.391 kasus kekerasan terjadi pada tahun 2005 dan 16.721 (82%) diantaranya adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Esensi dan The Body Shop Indonesia mengadakan KISAH (Kontes Inspirasi dan Harapan) berupa lomba penulisan naskah dengan tema KDRT, bukan untuk menguak tragedi ataupun menyebar trauma, tetapi untuk menyerukan perjuangan, cinta, dan keberanian wanita dalam menghadapi tantangan hidup yang paling berat. Bersama KISAH, kami ingin membagi inspirasi hidup dan harapan.

Kriteria Lomba :

*Peserta adalah warga negara Indonesia Laki-laki maupun Perempuan berusia minimal 18 tahun.
*Tulisan bisa berisi kisah hidup pribadi, keluarga, atau orang lain yang memiliki nilai inspiratif.
*Cerita ditulis dalam format narasi, baik dalam sudut pandang orang pertama (aku) atau orang ketiga.
*Kisah yang diceritakan adalah kisah nyata, bukan rekaan, terjemahan, saduran, atau jiplakan.
*Karya yang dikirimkan harus orisinal, belum pernah dipublikasikan, baik di media elektronik maupun cetak, dan belum pernah diikutsertakan dalam sayembara lain.
*Naskah diketik dengan komputer sepanjang 10 - 30 halaman A4, jenis huruf Times New Roman 11, dan spasi 1,5.
*Naskah dikirimkan dalam bentuk print out dan file (dalam CD). Sertakan biodata singkat penulis dan narasumber (jika menceritakan tentang orang lain), alamat lengkap, nomor telepon,dan foto kopi KTP. Tuliskan KISAH di sebelah kiri atas amplop.Kirimkan naskah ke:

Panitia KISAH
Divisi ESENSI, Penerbit Erlangga
Jl. Haji Baping Raya No. 100
Ciracas, Pasar Rebo, Jakarta Timur, 13740
atau via e-mail ke:kisah@erlangga. net

*Peserta boleh mengirimkan lebih dari 1 naskah. Naskah yang masuk sepenuhnya menjadi milik panitia.
*Naskah paling lambat diterima pada tanggal 11 Oktober 2007.
*Keputusan juri mengikat, tidak dapat diganggu gugat, dan tidak diadakan surat- menyurat.

*Hadiah :
Pemenang 1 memperoleh uang sebesar Rp. 5.000.000 + sertifikat dan paket menarik dari The Body Shop

Pemenang 2 memperoleh uang sebesar Rp. 3.000.000 + sertifikat dan paket menarik dari The Body Shop

Pemenang 2 memperoleh uang sebesar Rp. 2.000.000 + sertifikat dan paket menarik dari The Body Shop

*10 karya terbaik akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh ESENSI (Erlangga Group)

*Juri :
Dewi Lestari (Penulis)
Myra Diarsi (Aktivis Perempuan)
The Body Shop Indonesia

Read More......

8/02/2007

Jembatan Minneapolis Ambruk






Jembatan Minneapolis, Minnesota, AS
Rabu 01 Agustus 07





Read More......

8/01/2007

8 Agustus Hari Libur

SK Mendagri 8 Agustus Hari Libur untuk Jakarta Telah Turun

Jakarta - Rabu 8 Agustus adalah hari H coblosan Pilkada DKI Jakarta. Hari itu ditetapkan sebagai hari libur. SK Mendagri tentang hari libur itu turun Senin kemarin.

"Keputusan terbit tanggal 30 Juli 2007. Berlakunya ya paling sejak hari ini," ujar Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov DKI Jakarta Arie Budhiman Soedarto ketika dihubungi detikcom, Selasa (31/7/2007).

Surat itu persisnya adalah Kepmendagri nomor 121.31-346 tahun 2007 tentang Penetapan Hari Pemungutan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta sebagai Hari yang Diliburkan di Provinsi DKI Jakarta.

"Berlakunya ya cuma 1 hari pada tanggal 8 Agustus," ujarnya.

Nograhany Widhi K - detikcom

Read More......

AJI Menolak Kriminalisasi Pers Dalam RUU Pemilu

No : 020/AJI-Adv/Siaran/VII/2007
Hal : Siaran Pers untuk segera disiarkan

Kriminalisasi terhadap pers seharusnya tidak mendapat tempat di negara demokratis dan negara yang menghargai hak atas informasi rakyat. Landasan mengenai hak rakyat akan informasi dan Kemerdekaan Pers telah tercantum dalam Pasal 28 F Perubahan II UUD 1945.

Kemerdekaan pers diperlukan agar pers dapat ikut mengawasi jalannya pemerintahan dan penyelenggaraan negara (watch dog). Untuk itulah di semua negara demokratis, pers diberi peran signifikan, bahkan dianggap sebagai pilar ke-empat dalam sistem demokrasi. Untuk itu pula setiap upaya mempidanakan pemberitaan pers (kriminalisasi) harus ditentang karena tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan berpotensi dapat merampas hak informasi publik.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menemukan dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pemilihan Umum (Pemilu) terdapat pasal yang bertendensi mengkriminalkan pemberitaan pers dan profesi jurnalistik. Ini tampak dari isi Pasal 260 RUU Pemilihan Umum yang jelas-jelas bertendesi menghukum jurnalis dengan pidana penjara dan denda dengan alasan pemberitaan pers. Padahal selama ini masyarakat pers termasuk AJI berupaya menghapuskan pasal-pasal dalam berbagai produk hukum yang berpotensi melakukan kriminalisasi terhadap pemberitaan pers dan profesi jurnalistik.

Isi Pasal 260 RUU Pemilu :
Setiap pemimpin redaksi media cetak dan elektronik yang melanggar larangan pemberitaan kampanye pada masa tenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menilai kriminalisasi terhadap pers melalui Pasal 260 dengan rujukan Pasal 103 ayat (3) jo Pasal 260 RUU Pemilihan Umum justru mereduksi makna kemerdekaan pers yang telah dijamin melalui UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 dan Pasal 28 F Perubahan II UUD 1945.

Isi Pasal 103 ayat (3) RUU Pemilu :
Media massa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama minggu tenang dilarang menyiarkan berita, iklan, rekam jejak peserta pemilu atau bentuk lainnya yang mengarah kepada kepentingan kampanye yang menguntungkan dan/atau merugikan peserta pemilu.
AJI menyatakan, peran pers tidak perlu lagi diatur dalam peraturan perundang-undangan lainnya karena pers telah mempunyai UU No.40 Tahun 1999 yang mengatur secara khusus tentang pers di Indonesia.

Melalui surat ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Menolak upaya kriminalisasi terhadap pers dalam segala bentuknya. RUU Pemilu yang mengatur penyelenggaraan pemilu secara demokratis tidak boleh memiliki aturan yang bertentangan dengan demokrasi karena niatnya untuk mempidanakan pers (kriminalisasi).
2. Mendesak agar DPR untuk mencabut ketentuan kriminalisasi terhadap pers dalam RUU Pemilu, khususnya Pasal 260 dan Pasal 103 ayat (3).
3. Meminta kepada setiap pihak yang untuk menjadikan UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers sebagai pranata untuk menyelesaikan setiap sengketa pemberitaan dan menjadikan Dewan Pers sebagai tempat untuk menyelesaikan sengketa pemberitaan.

Jakarta, 24 Juli 2007

Ketua Umum, Heru Hendratmoko
Koord. Divisi Advokasi, Eko Maryadi

Read More......
Copyrights @ 2006 Perkumpulan Karyawan SmartFM - Jakarta, Indonesia
http://crew-smartfm.blogspot.com

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP