SEARCH PKS post

8/29/2007

PLTN Antara Bahaya Dan Kebutuhan

Selasa, 21 Agustus 2007, DPRD Jawa Tengah menggelar sidang Paripurna, untuk menentukan sikapnya terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Muria, Jepara . Empat Fraksi menolak pembangunan Pembangkit Listrik tersebut, sedangkan 3 fraksi lainnya tidak memberikan sikapnya. Salah seorang Anggota DPRD Jateng Mohammad Haris menganggap, saat ini masih banyak energi yang dapat di manfaatkan untuk di jadikan pembangkit listrik. Dalam pandangannya, pemanfaatan tenaga nuklir meninggalkan catatan yang buruk bagi peradaban manusia.

Sebelumnya, ativis Lembaga Swadaya Masyarakat di Jawa Tengah, berkali-kali melakukan aksi unjuk rasa menolak pendirian PLTN Muria. Para Pengunjuk rasa, menganggap mudarat pendirian PLTN lebih besar di bandingkan dengan manfaatnya. Setidaknya masyarakat dan ekositem disekitarnya, terancam terkena radiasi Nuklir yang di kenal dapat memusnahkan kehidupan .

Selama ini , kebutuhan listrik di indonesia tergolong sangat besar. Namun potensi sumberdaya pendukung dan biaya untuk membangun pembangkit listrik sangat terbatas. Tidak heran, jika masih ada sekitar 45 persen penduduk Indonesia yang belum menikmati listrik. Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Depertemen Energi Sumber Daya Mineral -Muhamad Noor Hidayat- menyatakan, cadangan energi Minyak di Indonesia saat ini hanya dapat untuk memenuhi kebutuhan 18 tahun kedepan . Sedangkan cadangan Gas dapat memenuhi kebutuhan hingga 50 tahun. Sehingga, kebutuhan listri pada tahun 2025 yang sangat besar, dapat di pastikan tidak mampu di penuhi oleh sumber energi yang selama ini diandalakan, seperti batu bara, gas dan minyak.

Di Jelaskan Hidayat, pemerintah telah membuat berbagai asumsi, untuk mengatasi kekurangan cadangan energi. Salah satunya , berupa pemanfaatan energi alternatif, seperti bio disel, panas bumi, energi angin serta energi Nuklir. Bahkan dalam Undang-Undang no 17 tahun 2007, digariskan, energi tenaga nulir di harapkan sudah mulai dapat di manfaatkan masyarakat pada tahun 2015 .

Sejumlah kalangan terus berupaya mencari energi alternatif sebagai pembangkit listrik, diantaranya dengan menggunakan energi Nuklir. Menurut Kepala Badan Tenaga Atom Nasional –BATAN- Budi Hastowo, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dapat menghemat penggunaan bahan bakar. Dalam perhitungannya, listrik tenaga nuklir dengan kekuatan 1000 mega watt, dalam rantang waktu 18 bulan akan menghemat bahan baku batu bara hingga ratusan ribu ton. Demikian juga jika di bandingkan dengan bahan bakar solar, yang saat ini cadangannya sudah mulai menipis .

Selama ini, masyarakat mengkhawatirkan tingkat kemanan dari pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Nuklir. BATAN , sebagai salah satu lembaga yang mengembangkan tenaga Nuklir di Indonesi, terus melakukan study mengenai pemanfaatan nuklir yang aman bagi masyarakat. Bahkan studi yang di lakukan juga menyangkut, perangkat-perangkat persyaratan keselamatan. Pengkajian yang di lakukan BATAN, meliputi struktur tanah, arah angin dan dampak yang akan timbul jika di bangun PLTN di suatu wilayah .

Hingga saat ini persepsi masyarakat masih beragam, tentang dampak dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Budi menyetujui, Nuklir sangat berbahaya jika di gunakan sebagai sejata pemusnah masal . Namun jika di manfaatkan sebagai energi alternatif, akan sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat . Budi mengherankan, jika ada kelompok masyarakat yang tidak mengetahui perencanaan dan alasan secara pasti, tetapi justru telah menolak pembangunan PLTN. Menurut Budi, Lembaga Atom Internasional, telah menyatakan, manajemen pengelolaan Tenaga Nuklir di Indonesia layak dan aman untuk di kembangkan untuk kepentingan masyarakat .

Meski demikian, Pemerintah maupun BATAN harus melakukan sosialisasi mengenai di butuhkannya energi nuklir bagi kehidupan. Menurut Mantan Mentri Negara Percepatan Daerah Tertinggal Saifulloh Yusuf , sosialisasi itu di maksudkan untuk menjelaskan berabgai resistensi yang berkembang di masyarakata. Sosialisasi itu, juga di maksudkan untuk meminimalisir ketakutan masyarakat terhadap bahaya atapun dampak negatif Nuklir. Dengan begitu, pembangunan yang di lakukan oleh pemerintah dapat di terima masyarakat .

Penggunaan energi nuklir, akan berdampak pada penghematan bahan bakar yang berasal fossil dan perlindungan lingkungan. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik, akan mengurangi perlunya membakar bahan bakar, sehingga cadangannya dapat bertahan lama. Sementara banyak orang mengkhawatirkan keselamatan PLTN dan efek-efeknya, pada lingkungan yang timbul dari limbah-limbah nuklir. Risiko potensial terhadap kesehatan dan lingkungan dari sebuah PLTN, bergantung pada desain, tapak, konstruksi dan operasinya .

Didin Wahidin, SmartFM Jakarta

0 comments:

Copyrights @ 2006 Perkumpulan Karyawan SmartFM - Jakarta, Indonesia
http://crew-smartfm.blogspot.com

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP