SEARCH PKS post

7/31/2007

Peduli ke Muara Angke Yuk!!!

Oleh : Virgina Veryastuti

Muara Angke, siapa yang tak mengenalnya? Salah satu pemasok ikan terbesar di Jakarta. Namun dibalik kemasyhurannya, perkampungan nelayan Muara Angke ternyata memiliki masalah tersendiri yang kerap melanda mereka. Masyarakat perkampungan nelayan Muara Angke ini nyaris selalu merasakan banjir di tempat tinggal mereka, terutama saat air laut pasang dan menghantam daratan. Sampah, pemanasan global, abrasi pantai, gelombang pasang, reklamasi pantai dan beragam masalah lainnya yang mengancam keberadaan tempat tinggal mereka. Adakah yang bisa kita perbuat ?

Awal bulan Juni lalu, gelombang pasang menghantam perkampungan nelayan Muara Angke yang menyebabkan tanggul di perkampungan tersebut jebol dan menggenangi kampung hingga 2 meter. Sekitar 300 rumah tergenang banjir akibat gelombang pasang tersebut. Mata pencaharian utama masyarakat di kampung tersebut adalah nelayan penangkap ikan.

Selain menangkap ikan, hampir sebagian istri-istri nelayan membantu mencari nafkah sebagai buruh kupas kerang hijau. Untuk setiap kerang yang berhasil di kupas mereka mendapatkan upah 300 Rupiah untuk setiap kilo, dalam sehari paling banyak mereka berhasil mengupas hingga 20 kilo, atau singkatnya mereka menghasilkan sekitar Rp. 6000,- perhari, upah yang sangat minim untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

Pendapatan yang minim dan banyaknya tekanan hidup,membuat perkampungan nelayan tersebut juga berada dalam situasi yang memprihatinkan. Air laut yang sering pasang membuat daerah tersebut selalu tergenang air. Anak-anak bermain tanpa alas kaki dapat ditemui dengan mudah disana. Tumpukan sampah kulit kerang berserakan dimana-mana, lalat hijau yang besar-besar tampak mengerumuni daging kerang yang tidak terpakai dan telah membusuk, bau amis ikan khas kampung nelayan terasa menyengat. Sebuah kondisi sanitasi yang buruk dan tidak sehat.

Perkampungan nelayan yang terletak tidak jauh dari hutan bakau satu-satunya di Jakarta ini memang memiliki masalah yang kompleks. Hampir seluruh penduduk yang tinggal diperkampungan tersebut bersekolah hanya sampai dengan jenjang pendidikan dasar (SD), ini semua terjadi karena keterbatasan biaya. Pasca banjir beberapa bulan lalu saat ini mulai mengancam masyarakat perkampungan nelayan tersebut, beragam penyakit mulai menyerang diantaranya gatal-gatal, diare dan penyakit lainnya. Sungguh sebuah kondisi yang menakutkan jika dibayangkan.

Membenahi perkampungan nelayan Muara Angke memang bukan tugas yang mudah, sementara tak jauh dari tempat tinggal mereka, hutan bakau pun terancam keberadaannya. Disadari ataupun tidak mungkin kita turut andil dalam musibah yang mereka alami. Hampir setiap hari ribuan ton sampah dari kota Jakarta menuju muara tersebut, mengancam hutan dan tempat tinggal perkampungan nelayan di Muara Angke. Oleh karena itulah, KKS Melati mengajak seluruh penduduk Jakarta terutama kaum muda untuk peduli, membantu masyarakat perkampungan Muara Angke. Kepedulian yang akan dilaksanakan dalam bentuk program kegiatan pemeriksaan kesehatan cuma-cuma, penyuluhan kesehatan, dan acara untuk anak-anak di perkampungan nelayan Muara Angke pada hari Sabtu, 4 Agustus 2007.

Hingga saat ini, KKS Melati membuka kesempatan bagi Anda yang ingin memberikan bantuan, mushola kecil diperkampungan nelayan ini sangat membutuhkan karpet sejadah, dingklik kayu untuk anak-anak mengaji dan peralatan beribadah lainnya. Banjir lalu telah memporak-porandakan mushola kecil ini. Terbuka kesempatan juga bagi Anda yang ingin berpartisipasi sebagai relawan di kegiatan tersebut. Peduli ke Muara Angke Yuk!!!

Informasi lebih lanjut silahkan hubungi :
Betsy Hariani (Project Officer)
HP 0812 99 66 010 ; hr_betsy@yahoo.com.sg

KKS Melati
Jl. Ampera II RT 005/09 No. 17A Jakarta 12550
e-mail : kks_melati@yahoo.com
Website : www.kksmelati.org

Foto By Vie
Seorang nenek pengupas kerang
diperkampungan nelayan Jakarta.




Read More......

7/27/2007

Undangan Peliputan

Kampanye “Waspada Penipuan Berkedok Promo Berhadiah”

Rekan wartawan yang terhormat,

Akhir-akhir ini, aksi penipuan dengan kedok promosi berhadiah kian marak di Indonesia . Modus lama dimana penipu mengirimkan surat ke konsumen sudah mulai ditinggalkan, berganti dengan tipuan gaya baru. Modus yang terkini adalah komplotan penipu memasukkan kupon palsu ke dalam kemasan berbagai produk.

Guna mengikis aksi penipuan hingga ke akar-akarnya, Departemen Sosial (Depsos) bermitra dengan Pos Indonesia, Unilever Indonesia, Nestle Indonesia, Frisian Flag Indonesia, Sari Husada, dan BNI serta didukung oleh Missi dan MAKI (Masyarakat Anti Kejahatan Indonesia) akan mencanangkan kampanye bertajuk “Waspada Penipuan Berkedok Promo Berhadiah”, salah satu aktivitasnya dalam bentuk pemasangan sejuta poster di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk itu, kami mengundang rekan-rekan wartawan kiranya berkenan hadir dalam acara yang akan berlangsung pada:

Hari/Tanggal:
Senin, 30 Juli 2007

Pukul:
10.00 – 11.30 wib

Tempat:
Lapangan Parkir Belakang Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta

Menurut rencana akan hadir:
- Menteri Sosial R.I. Bapak Bachtiar Chamsyah
- Bapak Yoseph Bataona, Direktur Unilever Indonesia
- Bapak Syahlan Siregar, Direktur Nestle Indonesia
- Bapak Hendro Harijogi Poedjono, Direktur Frisian Flag Indonesia
- Bapak Hana Suryana, Direktur Utama Pos Indonesia
- Ibu Jenny Go, Marketing Director Sari Husada
- Bapak Sigit Pramono, Dirut BNI

Para selebriti dan masyarakat umum yang peduli pada maraknya kasus penipuan yang menyedihkan ini juga akan hadir dengan menggelar aksi damai.

Besar harapan kami untuk kehadiran Anda. Atas perhatian dan kerjasamanya selama ini, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 25 Juli 2007
Hormat kami,

Eka Putra Bhuwana
Koordinator Acara

Untuk konfirmasi silakan hubungi Sari 0855-1003084 atau (021) 790-2806



Read More......

7/25/2007

The Power Within You

Pada sebuah festival kesenian seorang penjual balon bernama Mas Iyem sambil garuk2 pantat melepaskan satu balon warna hijau ke udara, dan beberapa saat kemudian dia melepaskan satu buah balon lagi. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menarik perhatian pengunjung festival.

Kemudian seorang anak berumur 6 tahun bernama Bucha sambil mengusap ingusnya menghampiri penjual balon tersebut, dan bertanya "Kalau balon berwarna merah dilepaskan apakah bisa terbang ke udara juga ?"

Kemudian si Iyem berkata "Yang membuat balon tersebut terbang ke udara bukan karena warnanya. Tidak peduli mau warna merah, hitam, biru, atau warna lainnya semuanya tetap bisa terbang. Karena yang membuatnya bisa terbang ke udara adalah gas yang terdapat dalam balon tersebut.

Cerita yang begitu luar biasa ini saya kutip dari buku international best seller karangan Shiv Kera berjudul You Can Win. Pada dasarnya balon dalam cerita tersebut sama seperti manusia. Manusia dapat berhasil mencapai puncak kesuksesan karena kekuatan yang dimiliki dari dalam dirinya sendiri.
P.O.W.E.R atau Kekuatan seperti apa yang mampu membuat seseorang lebih berhasil dari sebelumnya ?

P = Positive
Apapun yang Anda pikirkan, Anda katakan, Anda perbuat lakukanlah dengan positif. Berawal dari pikiran atau mind-set kita. Jika Anda mau menanam dan memelihara mind-set yang negatif, konsekuensinya apa yang dihasilkan dari pikirkan tersebut tidak akan positif.

O = Optimist
Melihat kondisi sulit, mendengar komentar negatif orang lain terhadap kita, mengalami kegagalan terus menerus umumnya membuat kita menjadi down dan pesimis. Manusiawi sekali memang, tapi mau sampai kapan jadi pesimis ?, Seumur hidup ? Saya lebih memilih bangkit dan coba lagi. Gagal dan mengalami penolakan sudah biasa, tapi yang luar biasa adalah keyakinan dalam diri setiap orang.

W = Willingness
Yakin saja tidak cukup, seseorang memang harus ada kemauan dan action untuk mewujudkannya. Kalau ditanya mau berhasil ?, pasti semua mau berhasil. Tapi kata orang bijak will is not enough, you have to do. Kalau memang sudah tidak ada kemauan berhasil, ini perkara sudah repot. Orang tersebut harus menolong dirinya sendiri

E = Enthusiasm
Manusia kalau tidak punya antusiasme sama seperti mobil kehabisan bensin.
Sebagus dan semahal apapun mobilnya kalau tidak ada bensin percuma saja.
Sama seperti kita kalau punya impian yang luar biasa, mind-set yang positif, tapi ketika mulai action tidak punya antusiasme maka semuanya sia-sia.

R = Refill
Batu baterai saja ada waktunya habis, apalagi dengan kekuatan dalam diri kita. Adalakalanya kita memasuki masa sulit, sehingga kekuatan dalam diri kita semakin melemah. Apa yang harus kita lakukan ? Isi ulang (refill) kekuatan Anda. Dengan apa ?
Isi dengan sesuatu yang mampu meningkatkan power Anda kembali. Baca buku, fokus pada achievement pada masa lalu, bangkitkan kembali potensi, masukkan informasi yang positif ke telinga Anda.
Jadi jangan khawatirkan latar belakang Anda, apapun pendidikan Anda baik itu lulusan lokal maupun lulusan impor, pesona fisik Anda cantik atau kurang cantik....karena bukan itu semua yang menentukan seberapa tingginya Anda akan mencapai kesuksesan tapi lebih kepada POWER yang ada dalam diri Anda.
Selamat mengembangkan Power Anda.

..dari sebuah milis..

Read More......

7/16/2007

TES YOUR WISE

Ada sebuah perusahaan besar yang sedang mencari karyawan. Dalam tes tertulisnya, mereka hanya memberikan satu kasus untuk dijawab:

Anda sedang mengendarai motor di tengah malam gelap gulita dan hujan lebat di sebuah daerah yang penduduknya sedang diungsikan semuanya karena bencana banjir. Pemerintah setempat hanya bisa memberikan bantuan 1 buah Bis yang saat ini juga sedang mengangkut orang-orang ke kota terdekat.

Saat itu juga Anda melewati sebuah perhentian Bis satu-satunya didaerah itu. Di perhentian Bis itu Anda melihat 3 orang yang merupakan orang terakhir di daerah itu yang sedang menunggu kedatangan Bis :

- Seorang nenek tua yang sekarat
- Seorang dokter yang pernah menyelamatkan hidup Anda sebelumnya.
- Seseorang yang selama ini menjadi idaman hati Anda dan akhirnya Anda temukan

Anda hanya bisa mengajak satu orang untuk membonceng Anda, siapakah yang akan Anda ajak ? Dan jelaskan jawaban Anda mengapa Anda melakukan itu?

Sebelum Anda menjawab, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan:

Seharusnya Anda menolong nenek tua itu dulu karena dia sudah sekarat.
Jika tidak segera ditolong akan meninggal. Namun, kalo dipikir-pikir, orang yang sudah tua memang sudah mendekati ajalnya. Sedangkan yang lainnya masih sangat muda dan harapan hidup kedepannya masih panjang.

Dokter itu pernah menyelamatkan hidup Anda. Inilah saat yang tepat untuk membalas budi kepadanya. Tapi kalo dipikir, kalo sekedar membalas budi bisa lain waktu khan. Namun,kita tidak akan pernah tau kapan kita mendapatkan kesempatan itu lagi.

Mendapatkan idaman hati adalah hal yang sangat langka. Jika kali ini Anda lewatkan, mungkin Anda tidak akan pernah ketemu dia lagi. Dan impian Anda akan kandas selamanya.

Jadi yang mana yang Anda pilih ?
***
***
***
***

Untuk direnungkan :
Dari 2000 an orang pelamar hanya 1 orang yang diterima bekerja di perusahaan tersebut. Orang tersebut tidak menjelaskan jawabannya, hanya menulis dengan singkat :

Saya akan memberikan kunci motor saya kepada sang dokter dan meminta dia untuk membawa nenek tua yang sedang sekarat tersebut untuk ditolong segera.
Sedangkan saya sendiri akan tetap tinggal disana dengan Sang idaman hati saya untuk menunggu Bis kembali menolong kami.

Ya..jawaban diatas adalah jawaban yang terbaik bukan? tapi kenapa sebagian besar hal tersebut tidak kita pikirkan sebelumnya ??? Apakah karena kita terbiasa dengan tidak mau untuk melepas apa yang sudah kita dapatkan ditangan dengan susah payah. Dan bahkan berusaha meraih lagi sebanyak-banyaknya?

Terkadang... dengan rela untuk melepaskan sesuatu yang kita miliki, mengakui segala keterbatasan yang kita miliki dan melepaskan semua keinginan kita untuk sesuatu yang lebih mulia, kita akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar......


-dari sebuah milis-

Read More......

7/10/2007

WoRk SiGN






Read More......

No Trust Society

Seorang rekan sangat panik ketika kehilangan dompetnya. Maklum di sana ada duit sekitar Rp10 juta, berbagai kartu kredit, asuransi, SIM, ID, KTP dan surat-surat berharga lainnya.

Dia pasrah dan merelakan dompetnya tadi. Namun ajaib, esoknya, pagi-pagi sebelum dia berangkat kerja, seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ketika pintu dibuka, seorang dengan membungkuk-bungkuk penuh hormat menyerahkan sebuah dompet.

''Maaf, apakah bapak kehilangan dompet ini?'' tanya orang berseragam tadi. Rekan saya memeriksanya, benar itu dompet miliknya. Yang membuat dia terkesan, tak ada selembar pun uangnya yang hilang. Kartu kreditnya juga masih di tempatnya semula. Sejumlah surat berharga yang dia khawatirkan hilang juga masih utuh.


"Saya menemukan dompet bapak ini di stasiun kereta. Mungkin terjatuh,'' kata orang tadi. ''Saya lihat ada kartu identitas bapak, lalu saya antarkan sesuai alamat yang ada di kartu itu,'' lanjutnya.
Kejadian hampir serupa terjadi pada diri saya. Tak lama setelah saya menyadari kalau handphone saya raib, seorang sopir taksi tiba-tiba datang dan mengembalikan handphone tadi. ''Saya menemukannya di jok belakang taksi saya. Jadi saya antar ke sini,'' ujar sopir taksi tadi, dengan tulus.

Dua kejadian tadi, sungguh luar biasa. Tapi sayang, keduanya tak terjadi di Indonesia. Rekan saya mengalaminya di Tokyo, sedangkan saya saat berada di Singapura. Mungkinkah kejadian seperti itu terjadi di Jakarta?

Ketika pertanyaan itu saya lontarkan pada rekan-rekan saat makan siang, hampir serempak mereka menjawab, "Tidak!". Bahkan seorang rekan bercerita, bahwa belum lama berselang ada seorang ibu jatuh terserempet mobil. Banyak orang yang datang menolong. Tapi-mudah diduga-ibu itu malah kehilangan dompet, handphone dan perhiasannya.

Julukan untuk Indonesia
Tiba-tiba saya ingat istilah no trust society. Sebuah julukan menyesakkan yang diberikan kepada bangsa Indonesia. Saya selalu ingin membantah julukan itu. Tapi sejumlah fakta justru kerap makin memperkuat julukan itu.

Bahwa di koran ada surat pembaca yang memuji kejujuran seorang sopir taksi yang mengembalikan barang penumpangnya yang ketinggalan, itu merupakan sesuatu yang amat langka. Yang lebih sering kita baca adalah keluhan lantaran terjadi tabrak lari, atau seorang ibu yang harus digeledah paksa saat berbelanja di sebuah mal karena dicurigai mencuri oleh satpam mal tersebut.

Salah satu hal yang kita sudah anggap lumrah, adalah kewajiban untuk menitipkan bawaan kita, bahkan jaket dan topi, setiap mau belanja di supermarket. Sementara kewajiban itu, dibanyak negara lain tidak diberlakukan. Selain itu, di Jakarta setiap mobil dan tas kita harus digeledah saat memasuki sebuah hotel atau pusat perbelanjaan, walau kita bersama anak-anak sekalipun.

Di beberapa hotel dan gedung perkantoran harus melewati pintu detektor yang selalu berbunyi kalau kita lupa mengeluarkan uang receh atau benda-benda logam lainnya.

Meski ada alasan pembenarannya, misalnya sebagai tindakan preventif dari tindakan terorisme, tapi menurut saya semua itu merupakan sebuah bentuk kecurigaan di antara kita. Tak ada sikap saling percaya di antara masyarakat kita. Dari sinilah muncul julukan tadi, no trust society.

Sikap tidak saling percaya itulah yang kini hampir setiap hari kita lihat, rasakan, juga baca di media massa. Hampir setiap hari ada demo buruh menyerang manajemen dan pemilik pabrik. Atau demo mahasiswa/LSM menyerang kebijakan pemerintah.

Bahkan, demo ribuan karyawan sebuah BUMN untuk menagih pembayaran gaji yang dijanjikan pemerintah segera cair. Mereka terpaksa melakukan demo karena janji itu cuma di mulut saja. Dan, kalau pun cair, jumlah gaji yang dibayarkan tak sesuai dengan yang dijanjikan.

Bahkan, banyak pula tabloid yang memaparkan keretakan rumah tangga aktor dan artis ternama. Persoalannya, kadang-kadang sepele, karena sang istri atau suami berselingkuh dengan pria/wanita idaman lain (PIL/WIL). Kasus seperti ini malah sampai melebar ke saling gugat dan harus masuk ke persidangan. Dan, berujung pada perceraian.

Fenomena inilah yang barangkali menginspirasi pencipta lagu SMS, yang dipopulerkan oleh Trio Macan. Lirik lagu itu memang jenaka, dan digandrungi masyarakat. Coba simak bait pertamanya, ''Bang SMS siapa ini Bang. Bang pesannya pakai sayang-sayang. Bang tampaknya dari pacar Abang. Bang hati ini mulai tak senang.''

Saling percaya
Fenomena seperti yang terjadi di masyarakat kita tadi memang menyesakkan. Padahal, di saat negara sedang mengalami banyak cobaan seperti sekarang, seluruh bangsa seharusnya harus saling percaya. Harus saling mendukung.

Karena dengan saling percaya itulah kita bisa bersinergi untuk membangun bangsa dan negara ini. Bukan malah menyuburkan budaya masyarakat yang saling mencurigai. Dan jangan ada yang berupaya mengkhianati kepercayaan yang sudah diberikan.

No trust society merupakan masalah strategis yang sangat kritis untuk segera kita atasi. Dalam perusahaan hal inipun selalu terjadi, antar anggota manajemen dan karyawan tidak saling percaya satu dengan yang lain. Bahkan, sering kali sudah menjurus pada saling mencurigai.

Hal ini biasanya dimulai dengan tidak adanya upaya masing-masing anggota untuk saling menjaga kepercayaan yang sudah diperoleh. Sebetulnya lingkungan perusahaan adalah lingkungan kecil yang sangat mungkin untuk diubah menjadi suatu trust society. Dengan kepemimpinan dan sistem serta program yang terintegrasi dan dijalankan dengan konsisten, bisa membentuk budaya perusahaan yang saling percaya.

Memang salah satu cara strategis mengubah Indonesia dari no trust society menjadi trust society adalah melalui perubahan di unit-unit terkecil sebuah negara, seperti diri sendiri, keluarga dan perusahaan. Tentunya juga harus didukung dengan sistem hukum yang sehat.

Christovita Wiloto
CEO Wiloto Corp. Asia Pacific

Read More......
Copyrights @ 2006 Perkumpulan Karyawan SmartFM - Jakarta, Indonesia
http://crew-smartfm.blogspot.com

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP