SEARCH PKS post

12/31/2007

2008


HAVE A FUNFILLED &

BLASTING NEW YEAR
2008



Best Wishes From :
Perkumpulan Karyawan SMART FM Jakarta


Read More......

Pernyataan Akhir Tahun 2007 AJI

Bebaskan Pers Indonesia dari Ancaman Kekerasan dan Pemidanaan!

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menutup tahun 2007 dengan keprihatinan mendalam terhadap situasi kebebasan pers di tanah air. Ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis di berbagai wilayah, bersamaan dengan kecenderungan upaya kriminalisasi terhadap jurnalis oleh aparat pemerintah maupun warga masyarakat.

Pada satu sisi, AJI bersyukur karena publik semakin menyadari hak-hak informasinya. Kritik terhadap kesalahan pemberitaan pers berjalan seiring dengan tuntutan publik akan pers yang profesional dan mengedepankan etika jurnalistik. Masyarakat sudah mampu membedakan mana pers yang profesional-beretika dengan pers yang ngawur dan mengabaikan etika. Pada bagian ini, sudah sepatutnya komunitas pers, termasuk organisasi media dan organisasi jurnalis di manapun, berbenah diri dengan meningkatkan standar kompetensi jurnalistiknya, termasuk dengan memenuhi kesejahteraan para pekerjanya secara memadai.

Pada sisi lain, sikap kritis publik dan pemerintah terhadap pers yang berlebihan berpotensi mengorbankan kepentingan yang lebih besar, yakni kebebasan pers dan hak publik atas informasi, seperti dijamin Konstitusi. Ancaman terhadap pers bukan lagi berbentuk bredel atau sensor seperti pada zaman Soeharto, melainkan ancaman pemidanaan dan pemenjaraan terhadap pekerja media. Jika dibiarkan, ancaman kriminalisasi pers ini akan menjadi momok baru yang membuat para jurnalis tidak bisa lagi menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sesuai amanat Undang Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

AJI juga mencatat adanya upaya pembelokan isu sistematis yang menyerang integritas wartawan Majalah Tempo Metta Dharmasaputra karena yang bersangkutan berhasil membongkar manipulasi pajak PT Asian Agri lewat liputan investigasinya. Penyebarluasan print-out pesan pendek (sms) yang seharusnya berklasifikasi rahasia, merupakan sebentuk ancaman atas pekerjaan profesional seorang jurnalis sekaligus merupakan pelanggaran langsung atas Undang-Undang Telekomunikasi.Sayangnya, kepolisian yang merupakan pihak pertama pemohon salinan sms kepada PT Telkom sama sekali tidak berbuat apa-apa atas pelanggaran undang-undang tersebut.

Peta Kekerasan Pers 2007

Sepanjang Januari - Desember 2007, AJI mencatat 75 kasus kekerasan terhadap pers di seluruh Indonesia. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya (2006), yakni 53 kasus. AJI juga mencatat propinsi/kota yang paling berbahaya bagi jurnalis (2007) adalah Jakarta (17 kasus), Jawa Timur (14 kasus), Jawa Barat (10 kasus), disusul Propinsi Aceh (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut) 8 kasus kekerasan. Pada 2006, di Jakarta tercatat
ada 16 kasus kekerasan, Jawa Timur 7 kasus, dan Jawa Barat 6 kasus.

Khusus masalah kriminalisasi terhadap pers, AJI mengecam sikap sejumlah aparat penegak hukum, mulai dari Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan, yang melakukan penyidikan kasus pers tanpa melibatkan Dewan Pers (DP) sebagai pengadilan etik jurnalistik tertinggi dalam komunitas pers.

AJI juga menyesalkan sikap aparat penegak hukum (Polisi, Jaksa, Hakim) yang menerapkan “pasal-pasal karet delik pers” dari Kitab Undang Hukum Pidana (KUHP) maupun KUH Perdata dalam menangani sengketa pemberitaan pers. Padahal, sesuai amanat Undang Undang Pers, setiap keberatan terhadap pemberitaan pers tersedia mekanisme hak jawab, hak koreksi, mediasi oleh Dewan Pers, pengadilan etik oleh organisasi jurnalis, sebelum akhirnya sampai ke wilayah hukum.

Pada 2007, AJI mencatat ada sejumlah kasus kriminalisasi pers yang menarik perhatian publik serta dunia internasional. Antara lain; pengadilan atas kolumnis Koran Tempo, Bersihar Lubis, yang kini diadili di Pengadilan Negeri Depok, Jawa Barat; pengadilan Pemimpin Tabloid Investigasi Eddy Sumarsono di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan; pemenjaraan mantan Pemimpin Umum Radar Jogja Risang Bima Wijaya, dan Pemimpin Redaksi Tabloid Oposisi, Medan, Dahri Uhum Nasution. Para jurnalis itu umumnya dihadapkan pada pasal “pencemaran nama baik” dan “kejahatan menyerang kehormatan”,
yang secara zaman sudah tidak layak digunakan karena merupakan aturan hukum peninggalan kolonial Belanda.

Secara internasional, sebenarnya Indonesia sudah masuk ke dalam negara “demokrasi penuh” dengan keberhasilan menyelenggarakan Pemilihan Umum secara langsung, aman dan transparan. Tapi situasi ini tidak didukung dengan iklim kebebasan pers yang masih menempatkan Indonesia sebagai negara “separuh demokratis” dengan indeks kebebasan pers yang masih buruk karena banyaknya kasus kekerasan serta pemidanaan terhadap pers (Sumber: Freedom House 2007 dan Reporters Sans Frontieres 2007). Sebagai anggota Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) yang bermarkas di Brussel, Belgia, dan pendiri Aliansi Pers Asia Tenggara (SEAPA) yang berbasis di Bangkok, AJI akan terus menjaga iklim kebebasan pers yang lebih baik dan berusaha menjamin adanya hak publik atas informasi tetap dipenuhi sesuai amanat reformasi dan Konstitusi.

Dengan ini AJI menyatakan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengecam kekerasan terhadap pers dan menolak setiap upaya kriminalisasi terhadap kebebasan menjalankan profesi jurnalistik, kebebasan mengeluarkan pendapat secara tulisan dan lisan, serta meminta segenap aparat pemerintah dan masyarakat agar lebih memahami tugas dan profesi jurnalistik yang sudah dijamin Undang Undang.

2. Menuntut pemerintah Indonesia, c.q Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Kepala Kejaksaan Agung (Kejakgung), serta Ketua Mahkamah Agung (MA), agar menggunakan kewenangannya mengusut berbagai tindakan kekerasan terhadap pekerja pers, menghentikan upaya pemidanaan terhadap jurnalis dan pers sebagai langkah konkret dalam menjaga demokrasi dan menjalankan amanat Konstitusi tentang hak informasi publik.

3. Mengajak segenap komunitas pers, termasuk perusahaan pers, organisasi pers dan jurnalis agar secara sungguh-sungguh meningkatkan standar profesi dan etika jurnalistik, serta memperhatikan standar kesejahteraan pekerja pers. AJI mengingatkan, pers yang profesional dan taat kode etik jurnalistik (KEJ 2006) akan mendapat dukungan publik, sehingga pers bisa menjalankan tugas dan profesinya lebih bebas. AJI juga mengajak segenap kalangan pers untuk melawan segala bentuk teror dan ancaman yang dapat
mencederai kebebasan pers dan profesi jurnalistik.

Jakarta, 28 Desember 2007

Heru Hendratmoko Eko Maryadi
Ketua Umum Koordinator Divisi Advokasi

Read More......

12/29/2007

Special Akhir Tahun

Menjelang tutup tahun 2007
SmartFM Jakarta mempersembahkan :

"WELCOMING TO 2008"


Reportase dari kota-kota utama di Indonesia,
Refleksi Prie.GS,
Obrolan dengan para Narasumber SmartFM,
etc.....

Simak di 95,9 FM Jakarta
31 Des 2007
Mulai pk.21.00 wib
LIVE ON-AIR

Read More......

12/27/2007

Benazir Bhutto Tewas

RAWALPINDI, PAKISTAN, KAMIS-
Pemimpin oposisi Pakistan Benazir Bhutto diberitakan tewas menyusul luka yang dideritanya akibat serangan bom bunuh diri di Rawalpindi, Pakistan, Kamis (27/12).
Pembom bunuh diri meledakkan bom yang melekat di tubuhnya saat tengah berlangsung kampanye partai pimpinan Bhutto. Namun hingga kini belum dipastikan bagian dari bom yang menewaskan Bhutto. “Bisa jadi butiran besi yang biasa tertanam dalam rompi bunuh diri yang mengenai beliau dan menyebabkan kematian," ungkap juru bicara kementerian dalam negeri Javed Cheema.
Sebelumnya diberitakan Bhutto terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit. Demikian penjelasan awal yang diterima dari pihak partai oposisi yang dipimpin Bhutto.

Ancaman

Sebelumnya, Bhutto memang tidak mengkhawatirkan ancaman baru yang diterimanya Selasa lalu. Mantan Perdana Menteri Pakistan itu, Rabu (24/10), menyatakan akan tetap mengadakan rangkaian kampanye ke berbagai daerah di Pakistan. Partai Rakyat Pakistan memutuskan akan memakai strategi "menjemput bola", begitu dalihnya.
Lima hari setelah ledakan bom di Karachi, Partai Rakyat Pakistan yang dipimpin Bhutto sempat memutuskan akan menghindari kampanye atau rapat akbar yang dapat menarik massa. Mereka khawatir akan kembali terjadi ledakan bom bunuh diri. Namun, partai telah memutuskan lain.
"Sesuai keputusan dari partai, saya akan berkampanye dalam beberapa hari mendatang. Mulai dari Karachi, Lahore, atau Larkana (daerah kelahiran Bhutto) ke Islamabad. Kami memakai cara ’jemput bola’ calon pemilih ke provinsi lain," kata Bhutto.
Keputusan tetap berkampanye keliling Pakistan itu seakan tidak memedulikan ancaman serangan terhadap Bhutto. Surat ancaman berbahasa Urdu itu menyatakan akan membunuh Bhutto ’di mana pun dan kapan pun ada kesempatan’. Surat yang ditandatangani pemimpin serangan ledakan bom bunuh diri dan teman Al Qaeda dan Osama bin Laden. Saat ini ancama tersebut menjadi kenyataan dan Bhutto pun tewas. (REUTERS/AFP/AP/GLO)

Kompas

Read More......

Benazir Bhutto killed in attack

Pakistani former Prime Minister Benazir Bhutto has been assassinated in a suicide attack.
Ms Bhutto had just addressed an election rally in Rawalpindi when she was shot in the neck by a gunman who then reportedly set off a bomb.
At least 15 other people died in the attack and several more were injured.
President Pervez Musharraf and his government called on people to remain calm so that the "nefarious designs of terrorists can be defeated."
Ms Bhutto had twice been the country's prime minister and had been campaigning ahead of elections due in January.
Nawaz Sharif, also a former prime minister and a political rival, told the BBC her death was a tragedy for "the entire nation".
"I can't tell you what the feelings of the people of Pakistan are today," he told BBC News 24 after returning from the hospital where she was brought.
It was the second suicide attack against Benazir Bhutto in recent months and comes amid a wave of bombings targeting security and government officials.
Ms Bhutto's death has plunged her party into confusion and raised questions about whether January elections will go ahead as planned, the BBC's Barbara Plett in Islamabad says.
The PPP has the largest support of any party in the country.
Analysts note that Rawalpindi, the nerve centre of Pakistan's military, is seen as one of the country's most secure cities, making the attack even more embarrassing for the government of Gen Musharraf.

Scene of grief


The explosion occurred close to an entrance gate of the park in Rawalpindi where Ms Bhutto had been speaking. Wasif Ali Khan, a member of the PPP who was at Rawalpindi General Hospital, said she died at 1816 (1316 GMT).
Supporters at the hospital began chanting "Dog, Musharraf, dog", the Associated Press (AP) reports.
Some supporters wept while others exploded in anger, throwing stones at cars and breaking windows.Police confirmed reports Ms Bhutto had been shot in the neck and chest before the gunman blew himself up.
Mr Sharif said there had been a "serious lapse in security" by the government.
Earlier on Thursday, at least four people were killed ahead of an election rally he himself had been preparing to attend close to Rawalpindi.

Return from exile
The killing was condemned by the US, the UK, Russia and France.
"The attack shows that there are still those in Pakistan trying to undermine reconciliation and democratic development in Pakistan," a US state department official said.
UK Foreign Secretary David Miliband said he was "deeply shocked" by Ms Bhutto's death and called for "restraint but also unity".
"Extremist groups... cannot and must not succeed," he added.
Russia called on Pakistan's leaders to ensure stability while France spoke of an "odious" act and said it was deeply concerned.
Ms Bhutto returned from self-imposed exile in October after years out of Pakistan where she had faced corruption charges.
Her return was the result of a power-sharing agreement with President Musharraf in which he granted an amnesty that covered the court cases she was facing.
Since her return relations with Mr Musharraf had broken down.
On the day of her return she led a motor cavalcade through the city of Karachi. It was hit by a double suicide attack that left some 130 dead.

BBC

Read More......

12/23/2007

Christmas














Wishing You :

Have a fabolous Christmas!
Peace all the time.


Best regards,
Perkumpulan Karyawan SmartFM Jakarta

Read More......

12/17/2007

"Penghargaan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak "

Jakarta, 17 Desember 2007

Hari ini di Balai Sidang Jakarta, untuk kedua kalinya Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Anak, UNICEF, menyerahkan "Penghargaan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak". Pada tahun 2006, ketika penghargaan ini diberikan untuk pertama kalinya oleh AJI dan UNICEF, penghargaan hanya diberikan untuk media cetak. Memasuki tahun yang kedua, penghargaan diberikan untuk karya jurnalistik terbaik yang mengangkat isu tentang anak, baik di media cetak, radio maupun televisi.

Dewan juri yang terdiri dari praktisi media cetak, radio dan televisi serta pemerhati hak anak memutuskan
Ahmad Nurhasim (Harian Jurnal Nasional), Angela H Wahyuningsih (Majalah Femina) dan Aries Kelana (Majalah Gatra) sebagai pemenang pertama, kedua dan ketiga untuk kategori media cetak.
Peraih penghargaan untuk karya jurnalistik di radio adalah
Fariansyah (KBR 68H), Sri Lestari (KBR 68H) dan Suryawijanti (KBR 68H) masing-masing sebagai pemenang pertama, kedua dan ketiga.
Sedangkan Toni Tjahjono (RCTI), Aderia (Trans TV) dan Dulhadi (RCTI) memenangi kompetisi untuk kategori televisi.

Selain menerima sertifikat penghargaan dari UNICEF dan AJI, para penerima penghargaan juga menerima hadiah uang sebesar Rp 6.500.000 untuk setiap pemenang pertama, Rp 5.000.000 untuk pemenang kedua, dan Rp 4.000.000 untuk pemenang ketiga, serta asuransi jiwa dengan pertanggungan sebesar Rp 50.000.000. Hadiah ini berasal dari mitra corporate UNICEF: Commonwealth Life, Mayora, dan BCA.

Dr. Gianfranco Rotigliano, Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia mengatakan, "Melalui penghargaan tahunan ini UNICEF ingin memberi peluang dan dorongan kepada para insan media untuk membuat karya-karya jurnalistik mengenai anak, menerapkan prinsip-prinsip jurnalisme investigatif yang handal, mendidik masyarakat luas mengenai isu-isu yang berkaitan dengan anak, sekaligus juga beradvokasi bagi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih baik."

Panitia seleksi menerima 110 karya jurnalistik yang mengangkat isu tentang anak. Karya-karya tersebut berasal dari berbagai media di tanah air. Heru Hendratmoko, Ketua Umum AJI Indonesia menggatakan saat ini telah banyak reporter dan editor yang peka terhadap berbagai masalah yang berkaitan dengan pemberitaan tentang anak. "Jadi tidak hanya sebatas meliput dan menyebarluaskan kepada publik tanpa prespektif sama sekali, " kata Heru Hendratmoko.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Muhammad Nuh, menyambut baik diselenggarakannya penghargaan ini. " Diharapkan dapat mendorong semangat bagi jurnalis baik dari media cetak, radio maupun televisi untuk terus meningkatkan kualitas karyanya," kata Nuh. Selain itu, kata Nuh, juga untuk menyebarluaskan gagasan yang berpihak kepada masa depan anak.

UNICEF dan AJI berkomitmen untuk memberikan penghargaan ini setiap tahun untuk mendorong minat wartawan dan produser untuk mengangkat isu-isu tentang anak dengan memperhatikan prinsip-prinsip jurnalisme yang baik dan perlindungan terhadap hak-hak anak.

Read More......

12/10/2007

Notulensi Pertemuan :Persiapan Pembentukan Federasi Serikat Pekerja Media

Tempat: Ruang Rapat Majalah Swa, Tanah Abang Jakarta Pusat.
Sabtu, 8 Desember 2007

Diskusi dimulai 10.30 dan berakhir 14.30 wib

Acara dibuka dengan pengantar dari Yoga (Forum Karyawan Swa) dan Bina Karos (Divisi Serikat Pekerja AJI Jakarta). Ditekankan bahwa dari 829 media cetak, ribuan radio dan 65 stasiun televisi, yang memiliki serikat pekerja baru sekitar 40-an. Diskusi hari ini untuk mencari dimana letak kesalahan strategi pembangunan SP Media dan menyamakan pemahaman soal pembentukan federasi SP. AJI Jakarta menilai selama ini SP Media kurang bertumbuh karena baru melibatkan wartawan dan belum seluruh pekerja di rantai produksi perusahaan media, terutama di percetakan (untuk media cetak) dan non redaksi lainnya. Selain itu, belum adanya persatuan SP Media juga menyulitkan perkembangan lebih lanjut. Adanya Federasi SP Media akan memungkinkan percepatan pembentukan SP Media karena Federasi bisa memberikan penguatan kapasitas dan memfasilitasi kerja-kerja SP Media di tingkat basis. Selama ini AJI tidak bisa masuk secara penuh ke tingkat basis perusahaan karena tidak memiliki jaringan langsung dengan SP di sana dan selalu dianggap ”orang luar” yang secara legal tidak bisa ”bermain” di tingkat basis.

Bambang Wisudo menekankan bahwa selama ini perjuangan SP Media masih elitis. Namun masih ada harapan. Ketika media berkembang menjadi konglomerasi dan kepentingan bisnis pemilik modal media makin mengemuka, akan makin banyak kesempatan untuk mengajak pekerja media bersatu membentuk serikat pekerja. Untuk itu, Wisudo menilai bergabungnya pekerja media non redaksi adalah kebutuhan mutlak. Selain itu, aliansi di tingkat global juga makin dirasakan sebagai kebutuhan.

Maruf dari ABM menekankan penguasaan rantai produksi perusahaan media dengan mengidentifikasi dan menciptakan kader maju di setiap sektor penting tersebut. Dia juga menilai prasyarat penting bagi majunya pembentukan serikat pekerja media adalah AJI harus berbasis perusahaan. Dengan berbasis individu seperti selama ini, AJI menjadi macan ompong yang tidak bisa masuk ke wilayah advokasi di tingkat basis. Maruf juga mengingatkan bahwa sejarah gerakan sosial di Indonesia pada jaman kolonial dimulai oleh wartawan. Sudah saatnya kepemimpinan gerakan sosial itu kembali pada para wartawan melalui perjuangan berserikat.

Maruf menegaskan bahwa selain pekerja sektor media, sejumlah pekerja di sektor lain juga sedang bersiap membentuk federasi. Dia menyebut antara lain pekerja sektor migas, transportasi, pulp dan kertas serta dosen perguruan tinggi, saat ini sudah membentuk komite-komite persiapan dengan difasilitasi ABM, untuk bersama-sama membentuk federasi. Maruf mengajak suatu saat embrio federasi SP Media bertemu dengan komite-komite persiapan federasi SP di sektor lain.

Pada sessi tanya jawab, Jay Waluyo dari Serikat Pekerja Smart FM, mengingatkan perlunya federasi SP Media untuk mengontrol pelanggaran kebebasan berserikat di perusahaan-perusaha an media. Selain itu, pentingnya SP media juga dirasakan ketika merencanakan program pensiun dan dana asuransi untuk pekerja media. Tak hanya itu, media juga tidak terwakili di forum tripartit nasional. Selama ini, tugas-tugas penting itu tidak tergarap karena belum ada federasi SP Media.
Imam Kurdi dari Serikat Pekerja SCTV menegaskan bahwa sudah ada 50 pekerja SCTV bergabung dalam serikat pekerja yang dia bentuk dan kini sudah terdaftar di Disnaker. Namun, dia mengingatkan masih ada kesenjangan pemahaman di tingkat basis soal pentingnya SP dan aturan hukum yang melindunginya. Dia meminta meski federasi akan dibentuk, penguatan di tingkat basis jangan ditinggalkan.

Marina dari TURC menyambut baik rencana federasi SP Media dan menilai ini bisa membantu kampanye gerakan buruh secara nasional. Selama ini, gerakan buruh dan kondisinya kurang diperhatikan karena tidak masuk dalam agenda media nasional. Dia mengingatkan untuk menuju federasi SP Media dibutuhkan tim inti atau komite persiapan yang berfungsi menjadi jangkar untuk menyiapkan proses ini. Selain itu, juga dibutuhkan pemetaan yang menyeluruh soal kesiapan SP Media di perusahaan-perusaha an untuk bergabung bersama.

Wisudo menjawab bahwa penguatan basis dan pembentukan federasi bisa berjalan simultan dan justru saling menguatkan. Dengan adanya federasi, justru gerakan membesarkan SP Media dan membentuk SP Media baru akan mendapatkan landasan hukum yang kuat. Dia mengingatkan bahwa di tingkat basis, tiga program yang tidak boleh ditinggalkan adalah pendidikan, pengorganisasian dan propaganda. Tujuan pertama di tiap basis adalah negosiasi perjanjian kerja bersama dengan perusahaan.

Maruf menambahkan bahwa sebelum menuju federasi dibutuhkan pendataan dan penilaian bersama soal apa saja kekuatan, kelemahan dan ancaman serta tantangan yang akan dihadapi ke depan. Juga dibutuhkan sebuah bagan proses yang disepakati bersama plus timeframe dan target di tiap tahapan. Untuk mempersiapkan semua itu, dibutuhkan sebuah komite persiapan.

Maruf mengingatkan bahwa makna SP pada dasarnya adalah sekolah politik bagi rakyat. Perjuangan jangan berhenti pada pembentukan federasi misalnya. Harus ada target lain yang lebih besar. ABM saat ini berjuang untuk standardisasi upah layak nasional. Untuk menuju tahapan selanjutnya, sebuah SP Media dan Federasi yang baik harus punya tiga hal: ideologi, politik dan organisasi.

Sessi tanya jawab kedua diisi oleh Sahala M Tobing dari serikat pekerja Dian Rakyat. Dia menjelaskan percetakan Dian Rakyat saat ini tergabung dengan Serikat Pekerja Percetakan dan Penerbitan Media Informasi (SPPPMI). Namun dia tengah berpikir-pikir untuk meninggalkan afiliasi itu dan bergabung dengan federasi yang akan dibentuk AJI ini. Namun untuk memutuskan, dia meminta waktu agar serikatnya bisa memikirkan dan memutuskan soal ini.

Fida dari TURC mengingatkan pentingnya melibatkan non wartawan dalam SP Media dan juga konsolidasi yang terus menerus.
Fuad Bachtiar dari 68 H meminta tips bagaimana membuat penggalangan SP di basis lebih efektif dan juga bagaimana mengubah hubungan kerja yang terlalu hierarkis sehingga pembentukan SP menjadi lebih mudah.

Didik dari Kompas Gramedia menjelaskan bahwa percetakan Gramedia kini masih bergabung dengan SPSI. Namun dia bersikap terbuka dan ingin terus terlibat dalam rencana pembentukan Federasi SP Media ini.
Menjawab pertanyaan itu, Maruf menegaskan bahwa untuk menuju federasi, komite persiapan harus berisikan paling sedikit tim materi yang akan mempersiapkan draft assesment soal kondisi dan situasi nasional dan internasional serta dinamika geopolitik mutakhir yang jadi dasar pentingnya federasi SP media ini. Selain itu, tim materi juga membahas draft strategi dan taktik serta program perjuangan federasi. Tidak ketinggalan, draft aturan organisasi internal federasi juga harus disiapkan. Sebelum mulai bekerja, seluruh SP yang berminat bergabung membentuk federasi diminta menyepakati konvensi dasar yang menjadi landasan kerja komite persiapan. Ini penting agar kerja-kerja komite tidak melenceng dari alur sebab begitu dibentuk komite ini sudah berfungsi sebagaimana layaknya sebuah core federasi.

Maruf juga mengingatkan pembentukan Federasi harus didahului proses panjang untuk saling mengetahui latar belakang masing-masing SP dan aktivisnya. Ini penting agar terjadi kesamaan pandangan dan konsolidasi.
Pada sessi tanya jawab ketiga, Maria dari Tempo meminta federasi ini dipersiapkan dengan matang dan tidak tergesa-gesa. Dia menekankan adanya perbedaan kultur organisasi di tiap media, yang bisa saja menyebabkan pembentukan federasi ini tidak maksimal. Selain itu, dia juga meminta ada survei akademik yang menilai kesiapan masing-masing basis untuk melangkah lebih jauh membentuk Federasi SP Media.
Dono dari Indosiar menegaskan bahwa Indosiar siap bergabung namun saat ini masih bermasalah dalam hal pembentukan SP. Kadernya yang disiapkan sudah ada 10 orang namun yang serius baru 3 orang. Selain itu, manajemen perusahaan sudah bersiap untuk berkonfrontasi dengan SP ini jika sudah terbentuk. Dono meminta bantuan AJI untuk mempersiapkan SP Medianya.

Imam dari SCTV menambahkan bahwa SP Media yang ada di perusahaannya saat ini berafiliasi dengan ASPEK. Dia bertanya apakah bisa diberikan waktu untuk berjalan seiring atau apakah dengan afiliasi ini dia tidak akan bisa bergabung dengan Federasi yang akan dibentuk AJI.

Ricky dari Lativi menyambut baik rencana persatuan SP Media namun meminta perhatian AJI untuk rencana PHK besar-besaran yang sedang disiapkan manajemen Lativi segera setelah Lativi berubah nama menjadi TV One awal 2008. Dia meminta pendampingan AJI.
Menjawab pertanyaan di sessi ini, Wisudo menekankan pada dasarnya AJI siap mendampingi dan mengadvokasi setiap aktivis serikat pekerja. Justru dengan adanya federasi ini, landasan hukum AJI untuk masuk ke basis-basis memfasilitasi pembentukan SP Media dan mengadvokasi kasus-kasus menjadi lebih kuat. Bahkan AJI juga bisa memberi technical assistance untuk negosiasi Perjanjian Kerja Bersama jika SP di basis itu adalah bagian dari federasi. Untuk itu, Wisudo berjanji AJI akan terus memfasilitasi federasi ini, dengan menawarkan penggunaan sekretariat AJI, dana operasional AJI, dan juga jaringan kerja AJI di dalam dan di luar negeri untuk memuluskan jalan bagi pembentukan SP Media ini.

Maruf menambahkan dia gembira sekali bisa berada di sini pada proses awal pembentukan federasi SP Media di Indonesia. ABM siap membantu dan mendukung proses ini selanjutnya. Dia menekankan bahwa saat ini terjadi kekosongan kepemimpinan gerakan buruh dari sektor media. AJI bisa mengambil peran itu demikian juga dengan federasi yang kelak dibentuk ini.

Di akhir diskusi, moderator memfasilitasi diskusi singkat untuk mempersiapkan komite persiapan federasi. Sesuai dengan partisipan yang hadir, ada 4 klasifikasi: SP Media terdaftar yang belum terafiliasi, SP Media terdaftar sudah terafiliasi, SP Media belum terdaftar di Disnaker dan SP Media dalam proses terbentuk. AJI menawarkan semua perwakilan SP yang hadir tetap terlibat dalam proses pembentukan federasi. SP Media yang sudah terafiliasi dipersilakan terus berkomunikasi untuk menjajagi kemungkinan bersatu bersama-sama, sementara SP Media yang belum terdaftar diminta segera mendaftarkan diri, sembari AJI membantu terbentuknya SP-SP di media yang masih dalam proses pembentukan SP. Untuk itu, SP Media terdaftar yang belum terafiliasi diharapkan menjadi tim inti yang mempersiapkan draft bagi rencana pembentukan komite persiapan federasi. Tim inti ini terdiri dari perwakilan SP Smart FM, Swa, Tempo dan TPI dengan koordinator disepakati Jay Waluyo dari Smart FM. SP Hukum Online, Perkawinan, dan Kontan diharapkan segera bergabung dalam tim inti segera setelah terdaftar di Disnaker. Sementara itu, survei yang diminta sebagian peserta akan difasilitasi oleh AJI Jakarta melalui pengumpulan kuisioner ke simpul-simpul yang saat ini juga adalah program Divisi SP AJI Jakarta.

Jay Waluyo sebagai koordinator tim inti kemudian menawarkan pertemuan selanjutnya diadakan pada minggu kedua Januari 2008. Dua SP menawarkan menjadi tempatnya yakni Tempo dan 68H. Karena itu, Jay kemudian menegaskan kepastian waktu dan tempat akan disusulkan lewat surat. Jay juga mengundang perwakilan empat SP sebagai tim inti untuk bertemu pada pekan ketiga Desember di AJI Jakarta untuk mempersiapkan materi yang dibahas pada pertemuan berikutnya. Agenda pertemuan Januari 2008 disepakati adalah rapat pembentukan komite persiapan Federasi SP Media.

Jakarta, 8 Desember 2007
Komang
Moderator sekaligus Notulen Diskusi

Read More......

12/07/2007

Tahun 2040 : 2000 pulau tenggelam

Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas, bukanlah suatu masalah yang perlu kita risaukan.

"Mana mungkin sih tindakan satu-dua makhluk hidup di jagat semesta bisa mengganggu kondisi planet bumi yang mahabesar ini?" barangkali begitulah
Anda berpikir.

Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC) mempublikasikan hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinya sangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 – 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa
manusia.

Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi. Sepanjang tahun 1980-2002, suhu minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17o C per tahun.
Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 o C per tahun. Tanda yang kasat mata adalah menghilangnya salju yang dulu menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia , yaitu Gunung Jayawijaya di Papua.

Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan.
Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daerah-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya.

Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudah seharusnya kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancam kedaulatan negara. Es yang meleleh di kutub-kutub mengalir ke laut lepas dan menyebabkan permukaan laut bumi – termasuk laut di seputar Indonesia – terus meningkat.
Pulau-pulau kecil terluar kita bisa lenyap dari peta bumi, sehingga garis kedaulatan negara bisa menyusut. Dan diperkirakan dalam 30 tahun mendatang sekitar 2000 pulau di Indonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan orang yang tinggal di pesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat tinggal. Begitu pula asset-asset usaha wisata pantai.

Peneliti senior dari Center for International Forestry Research (CIFOR), menjelaskan, pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (disebut juga gelombang panas / inframerah) yang dipancarkan bumi oleh gas-gas rumah kaca (efek rumah kaca adalah istilah untuk panas yang terperangkap di dalam atmosfer bumi dan tidak bisa menyebar). Gas-gas ini secara alami terdapat di udara (atmosfer). Penipisan lapisan ozon juga memperpanas suhu bumi. Karena, makin tipis lapisan-lapisan teratas atmosfer, makin leluasa radiasi gelombang pendek matahari (termasuk ultraviolet) memasuki bumi. Pada gilirannya, radiasi gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombang panas, sehingga kian meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca tadi.

Karbondioksida (CO2) adalah gas terbanyak (75%) penyumbang emisi gas rumah kaca. Setiap kali kita menggunakan bahan bakar fosil (minyak, bensin, gas alam, batubara) untuk keperluan rumah tangga, mobil, pabrik, ataupun membakar hutan, otomatis kita melepaskan CO2 ke udara. Gas lain yang juga masuk peringkat atas adalah metan (CH4,18%), ozone (O3,12%), dan clorofluorocarbon (CFC,14%). Gas metan banyak dihasilkan dari proses pembusukan materi organic seperti yang banyak terjadi di peternakan sapi. Gas metan juga dihasilkan dari penggunaan BBM untuk kendaraan. Sementara itu, emisi gas CFC banyak timbul dari sistem kerja kulkas dan AC model lama. Bersama gas-gas lain, uap air ikut meningkatkan suhu rumah kaca.

Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya iklim.
Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudah memasuki bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau. Menurut perkiraan, dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim kemarau ke musim hujan terus bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari normal. Banyak orang menganggap, banjir besar bulan Februari lalu yang merendam lebih dari separuh DKI Jakarta adalah akibat dari pemanasan global saja. Padahal 35% rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalah penyebab makin panasnya udara Jakarta . Itu sebabnya, kerusakan hutan di Indonesia bukan hanya menjadi masalah warga Indonesia , melainkan juga warga dunia. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), mengatakan, Indonesia pantas malu karena telah menjadi Negara terbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan pembakaran lahan gambut (yang diubah menjadi permukiman atau hutan industri). Jika kita tidak bisa menyelamatkan mulai dari sekarang, 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, 10 tahun lagi hutan Kalimantan yang habis, 15 tahun lagi hutan di seluruh Indonesia tak tersisa. Di saat itu, anak-anak kita tak lagi bisa menghirup udara bersih.

Jika kita tidak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan sepanas planet Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa bertahan, termasuk anak-anak kita nanti.

Cara-cara praktis dan sederhana 'mendinginkan' bumi :

1. Matikan listrik.
(jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak.
Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).

2. Ganti bohlam lampu ke jenis CFL, sesuai daya listrik.
Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet.

3. Bersihkan lampu
(debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).

4. Jika terpaksa memakai AC....
Tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C.

5. Gunakan timer
(untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).

6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.

7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.

8. Jemur pakaian di luar.
Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.

9. Gunakan kendaraan umum
(untuk mengurangi polusi udara).

10. Hemat penggunaan kertas
(bahan bakunya berasal dari kayu).

11. Say no to plastic.
Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.

12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.

Save Our Earth.....Please Act Yourself.....NOW.....!!!!

Read More......

12/03/2007

Dialog Publik : Haruskah Ku Mati?

Hari Hak Asasi Manusia (HAM) diperingati di seluruh dunia setiap tahunnya pada 10 Desember. Namun, setiap tahun pula berbagai kasus pelanggaran HAM masih terabaikan. Penanganan berbagai kasus pelanggaran HAM tidak pernah lepas dari muatan kepentingan elit yang sedang berkuasa. Tak ayal penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM pun terkesan menjadi gincu politik semata.

Di Indonesia, penyelesaian berbagai kasus pelangaran HAM terkatung-katung. Bahkan, beberapa diantaranya malah hampir terlupakan. Mulai dari pembantaian jutaan warga sipil kader dan simpatisan PKI saat transisi kekuasaan Orde Lama menuju Orde Baru, tragedi Talang Sari, Tanjung Priok, Malari, kasus Mei 1998 (Trisakti, Semanggi I dan II), pembunuhan Munir, hukuman mati bagi Tibo cs., dan masih banyak lagi.

Berangkat dari kondisi tersebut, sekaligus untuk memperingati Hari HAM Internasional, Komunitas Gerakan Aktif Tanpa Kekerasan Indonesia (GATKI) wilayah Bandung, bekerja sama dengan Gedung Indonesia Menggugat akan menggelar kegiatan untuk menyambut Hari HAM Internasional, di selenggarakan pada tanggal 5 Desember 2007 dengan keterangan sebagai berikut;

Dialog Publik Haruskah Ku Mati? Kembali Tanyakan Mengapa Hukuman Mati Diterapkan

Tempat:
Aula Utama Gedung Indonesia Menggugat
Jl. Perintis Kemerdekaan 5 Bandung

Waktu:
Pukul 13.00 - 21.30 wib

Pembicara:
Prof. Dr. B. Arief Sidharta, S.H. (Pakar Hukum UNPAR)
Prof. Dr. Romli Atmasasmita, S.H., LL.M. (Pakar Hukum UNPAD) - masih konfirmasi
Suciwati (Aktivis HAM, Istri Alm. Munir)

Moderator:
R. Valentina Sagala, S.E., S.H., M.H. (Institute Perempuan)

Sementara itu, pada sesi pementasan teater akan tampil Teater Sandal Jepit dilanjutkan dengan pertunjukan musik oleh Komunitas Musik Harry Roesli.

Acara ini bertujuan mengangkat wacana penghapusan hukuman mati sebagai salah satu refleksi kritis atas penghargaan terhadap HAM itu sendiri,
mempertajam pemahaman mengenai pertimbangan pemberlakuan ataupun peniadaan hukuman mati, serta memperluas paradigma bahwa hukuman mati
tidak terbatas pada pidana mati melalui proses persidangan semata.

Peserta yang diundang terdiri dari kalangan mahasiswa, perwakilan LSM, praktisi hukum, rohaniwan, serta masyarakat umum.

Besar harapan kami kawan-kawan jurnasli dapat hadir dan meliput peristiwa penting di atas untuk menyebarkan informasi yang tepat dan
lugas kepada masyarakat pembaca media massa, baik media cetak, OnLine, maupun elektronik.

Kami ucapkan terima kasih atas berkenannya kawan-kawan jurnalis untuk hadir tepat pada waktunya.

Koordinator Pers
Gedung Indonesia Menggugat
Argus Firmansah
0815 7351 4591

Read More......

11/30/2007

"Merintis Gerakan Aktif Tanpa Kekerasan"

Gerakan Aktif Tanpa Kekerasan Indonesia - Wilayah Jakarta
mengundang Anda untuk hadir dalam

Seminar "Merintis Gerakan Aktif Tanpa Kekerasan"

yang diadakan:

Sabtu, 8 Desember 2007
pk. 09.00-13.00

Di Jakarta Media Center, Gedung Dewan Pers, Jl. Kebon Sirih 1st floor

Jl. Kebon Sirih No. 32-34 Jakarta Pusat 10110


Pembicara:

Bony Hargens (pengamat politik)

F. Budi Hardiman (penulis, dosen STF Driyarkara)

Tri Kuncoro Yekti (Fasilitator Nasional GATKI Jakarta)


Seminar ini diselenggarakan oleh Gerakan Aktif Tanpa Kekerasan Indonesia (GATKI) Jakarta untuk memperingati hari HAM se-dunia (10 Desember 2007) dan mengkampanyekan gerakan aktif tanpa kekerasan untuk melawan kekerasan dan ketidakadilan di Indonesia.
Seminar ini terbuka untuk umum dan tidak memungut uang kontribusi (gratis).
Ajak kerabat dan sahabat Anda menghadirinya, dan sebarkan undangan ini via jaringan e-mail Anda.


Informasi/konfirmasi kehadiran:

Sakura Indah Sari 08159918802 (koordinator)
Jil Helga 08567370515 (sekretariat)

Terima kasih.

Read More......

11/29/2007

Nikmatilah Kopinya ...Bukan Cangkirnya !

Sekelompok alumni University California of Bekeley yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua.
Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stress di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis.
Dari porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah.

Dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan :

"Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja.

Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami."

"Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi.
Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum.
Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."

"Sekarang perhatikan hal ini :
Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya.
Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan.
Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi.
Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita."

Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya.
Jadi nikmatilah kopinya, bukan cangkirnya.

Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan anda.
Jika pekerjaan anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup anda, anda menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan.

Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri anda sebagai manusia.
Pastikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan anda.

...dari sebuah milis...

Read More......

11/28/2007

H e L i W a y

Read More......

11/26/2007

Undangan Pertemuan Kordinator Simpul

Setelah tertunda sejak minggu lalu, bersama ini pengurus mengundang rekan-rekan Kordinator Simpul Divisi SP PKS, untuk hadir pada pertemuan koordinasi pada :

Hari/tgl :
Jum'at/30 November 2007

Jam:
3 Sore

Tempat:
Ruang Meeting

Undangan tertulis akan disampaikan menyusul.
Thanks

Salam

Read More......

Tanam dan Pelihara Sepuluh Juta Pohon



KEARIFAN LOKAL PEREMPUAN INDONESIA DALAM PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

Jangan hentikan email ini demi Indonesia yang hijau !!!

AYO TANAM DAN PELIHARA 10 JUTA POHON

Rekan-rekan,
Perempuan Indonesia mengadakan GERAKAN TANAM DAN PELIHARA 10 JUTA POHON di seluruh Indonesia dalam rangka antisipasi dan pengurangan pemanasan global. Selain merupakan ibadah, tanam pohon juga bermanfaat bagi Anak dan Cucu Anda !
Siapakah Para Perempuan Indonesia?

- Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia (SIKIB)
- Kongres Wanita Indonesia (KOWANI)
- Dharma Pertiwi
- Dharma Wanita
- Tim Penggerak PKK
- Aliansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan (APPB)
- Bhayangkari
- Panitia Hari Ibu ke-79 Tahun 2007

Kapan menanamnya ?
Sabtu, 1 Desember 2007.

Pukul Berapa ?
Pukul (08.00 WIB, 09.00 WITA, 10.00 WIT)

Tanam di mana ?
- Di rumah
- Di kantor
- Di Pabrik
- Lingkungan sekitar Anda (Sekolah, Rumah Sakit, dll)

Dari mana bibitnya ?
- Bisa diminta dari Balai DAS (Daerah Aliran Sungai) di kota Anda
- Bisa juga, dengan sukarela membeli bibit sendiri

Jenis Tanaman?
- Tanaman berguna
- Tanaman buah

Apa yang bisa dibantu ?
- Kirimkan email ini ke rekan Anda di seluruh Indonesia
- Cc-kan setiap email yang anda kirim ke tanamdanpelihara@veloxxe.com

Info selengkapnya ?
- AM. Putut Prabantoro atau M. Rijalul Fikri
- via email ke tanamdanpelihara@veloxxe.com

Read More......

11/23/2007

Festival Seni & Teknologi Anak Jalanan 2007

Jakarta, 21 November 2007
Kepada Yth.
Rekan-rekan Wartawan
Di tempat.

Perihal : Undangan Liputan

Dengan Hormat,
Pada tanggal 2 Desember 2007, KKS melati akan menyelenggarakan Festival Seni dan Teknologi Anak Jalanan 2007 sebagai salah satu cara KKS melati untuk mendekatkan akses dan kesempatan kepada anak-anak jalanan untuk dapat berkompetisi secara aktif dan positif dalam mengembangkan minat dan kemampuan di bidang seni dan teknologi.

Selain sebagai ajang mempromosikan kegiatan seni dan pembelajaran tehnologi informasi yang dilakukan di rumah singgah, kegiatan ini juga ditujukan untuk mendorong anak-anak jalanan agar bernaung untuk beraktivitas di rumah singgah.

Seperti yang kita ketahui, DKI Jakarta telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Ketertiban Umum yang melarang masyarakat memberikan uang kepada pengemis dan anak jalanan yang berkeliaran di perempatan lampu merah maupun pasar. Padahal sampai saat ini Perda lain yang dibuat untuk memberikan pelatihan dan penanganan kepada anak jalanan belum lagi dikeluarkan. Festival ini diharapkan bisa menjadi ajang unjuk diri dan unjuk gigi dari anak-anak jalanan di rumah singgah sehingga diharapkan bibit-bibit unggul di bidang seni dan teknologi bisa mendapatkan ruang ekspresi dan apresiasi serta mendapat perhatian dari pemerintah maupun audiens yang memiliki jaringan seni serta membuka kesempatan dan lapangan pekerjaan bagi mereka.

Selain kegiatan festival seni berupa perpaduan unsur tari, musik dan drama, dalam acara ini juga akan digelar pameran seni dan teknologi yang menampilkan hasil karya seni dan teknologi yang dibuat oleh anak-anak jalanan dari rumah singgah di DKI.

Guna mempublikasikan kegiatan Festival Seni & Teknologi Anak Jalanan (FSTAJ) 2007 yang bertema : Unjuk Diri, Unjuk Gigi!, KKS melati mengundang rekan-rekan wartawan untuk hadir meliput kegiatan ini, pada :

Hari/tanggal :
Minggu, 2 Desember 2007

Pukul :
09.00 - 17.00 WIB

Lokasi :
SMPN 71,
Jl. Rawasari Timur, Kompleks Perkantoran Rawa Kebo no. 12
Cempaka Putih - Jakarta Pusat

Kehadiran dan partisipasi rekan-rekan untuk meliput acara ini akan sangat bermanfaat dalam mengapresiasi kemampuan seni dan teknologi yang dimiliki anak-anak jalanan.

Untuk informasi, silakan hubungi:
Ajeng Zahra
HP. 0818999798
Email: sundayniy@yahoo. com

Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Salam

Read More......

11/19/2007

Debat Publik PKB Versi AJI

AJI Indonesia bekerjasama dengan Canadian Catholic Organization for Development & Peace,
jam 10 pagi tadi hingga jam 12 siang ini mengadakan
Debat Publik Perjanjian Kerja Bersama (PKB) versi AJI.

Acara ini berlangsung di Jakarta Media Centre, Jakarta dan dibuka oleh SekJen Aji Indonesia-Abdul Manan.

Pada acara ini Ketua Perkumpulan Karyawan SmartFM Jakarta - Jay Waluyo tampil sebagai pembicara sekaligus mempresentasikan draft PKB versi AJI, bersama Setriyarsa - Wakil Ketua SP Tempo.
Menghadirkan pula Penanggap dari Media Tempo: Retno Effendi dengan moderator Misbach Gasma.

Read More......

11/13/2007

Surono, Hidup dengan Gunung Api

Gunung api adalah salah satu elemen penting dalam pergulatan hidup Surono. Sebagai ilmuwan, pengamat, sekaligus pejabat publik, pergulatan itu dimaknai secara intens, tekun, dalam hubungan resiprokal, harmonis, sekaligus tidak konyol. "Saya siap hidup untuk menghadapi letusan gunung api," katanya.
Sebagai Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam telaah kondisi kegunungapian di Tanah Air.
Maka, ketika sejumlah gunung api di Jawa dan Sulawesi—mulai dari Kelud, anak Krakatau, Guntur, hingga Soputan—menunjukkan peningkatan aktivitas, ia menjadi sosok sentral, terutama dalam penentuan status gunung-gunung itu. Hal itu sungguh tidak main-main karena menentukan mitigasi dan penyelamatan masyarakat sekitar gunung dari kemungkinan dampak letusan.


Mulai Oktober lalu dia "memindahkan" sementara kantor sekaligus rumahnya di Bandung ke Pos Pengamatan Gunung Api Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur, 7 kilometer dari puncak Gunung Kelud. Bersama sejumlah peneliti PVMBG, Surono memantau secara langsung perkembangan aktivitas Kelud detik per detik sepanjang hari, nyaris tanpa jeda. Di sela-sela itu, ia terbang ke kantornya di Bandung, melihat dari lebih dekat kondisi anak Krakatau dan Guntur.
"Mau dibilang capai ya capai, tidak ya tidak. Ini sudah tugas saya. Pemimpin itu arsitek dari semua unsur. Harus tahu proses, turun ke lapangan, tidak di belakang meja. Kesalahan penentuan status akan fatal akibatnya," kata Surono di sebuah rumah makan di Kota Kediri, Senin (5/11) malam.
Tempat pertemuan yang berjarak sekitar 35 kilometer arah barat laut Gunung Kelud itu ditentukan Surono sendiri semata-mata demi keselamatan. Itu sesuai dengan prinsip mitigasi yang dipegangnya, tidak ada toleransi apa pun demi keselamatan bersama (zero tolerance for a save life).
Keselamatan segala-galanya
Mitigasi demi keselamatan masyarakat luas itu harus ditempatkan di atas segala-galanya, termasuk keperluan riset pengetahuan, juga publisitas media. Namun, justru hal itu yang mengentakkan kesadaran sekaligus menimbulkan keprihatinan mendalam pada diri Surono. Ia mengaku sedih dan nelangsa karena acapkali masyarakat dan unsur pemerintah kurang memahaminya secara utuh.
Pertengahan Oktober lalu, misalnya, saat tiba-tiba Kelud mengalami krisis pascapenentuan status awas, dia mendapati sejumlah pekerja media masih berada di Pos Pengamatan Kelud di Sugihwaras. Ia langsung mengusir mereka dari pos. Maksudnya jelas, supaya mereka turun menyelamatkan diri dari kemungkinan letusan Kelud, yang menurut dia saat itu, akan terjadi dalam beberapa saat.
"Saya saat itu marah. Sebagian rekan-rekan Anda itu mengira saya main-main, atau semata-mata tidak mengizinkan mereka ke pos pengamatan. Jangankan mereka, saya pun membawa seluruh anak buah saya turun demi keselamatan kok," kata Surono dengan mimik muka serius.
Surono mengkritik liputan media yang tidak mendidik dan sembrono tentang Kelud. Misalnya, ketika ada liputan tentang kondisi sekitar danau kawah dari jarak dekat, padahal pihaknya sudah merekomendasikan ke pemerintah daerah setempat untuk melarang siapa pun mendekat ke kawasan itu.
Hal semacam itu, menurut Surono, adalah hal yang naif dan tidak bagus untuk pendidikan mitigasi bagi masyarakat luas. Apalagi sebelumnya ada dua pekerja media yang sempat pingsan menghirup gas beracun dari danau kawah Kelud.
Dari ratusan gunung di Indonesia, Gunung Galunggung dan Kelud merupakan dua gunung yang spesial bagi Surono. Kunjungannya ke Galunggung mengantar seorang profesor dari Amerika Serikat pada tahun 1982 membuatnya tertarik menekuni kegunungapian. Padahal, dia adalah seorang sarjana fisika dari Institut Teknologi Bandung. Itu di luar tren karena sebagian rekannya memilih bekerja di perusahaan minyak.
Sekali lagi, panggilan jiwa untuk berbuat sesuatu yang lebih berguna untuk orang lain lebih kuat menarik dirinya. Tahun itu juga ia diterima bekerja di lingkungan PVMBG (dulu Direktorat Vulkanologi). Ia pernah menjadi Kepala Subdirektorat Mitigasi Bencana Geologi, sebelum ditunjuk sebagai Kepala PVMBG pada tahun 2006.
Kelud selalu memberikan pelajaran-pelajaran baru bagi dirinya. Tesisnya pertengahan tahun 1990-an yang spesifik tentang penciptaan instrumen kondisi Kelud secara akustik diilhami dari peristiwa letusan gunung itu tahun 1990. Dan, termutakhir, tentu saja munculnya kubah lava baru di tengah danau kawah dan berubahnya sifat ekspolisivitas (selalu meletus dengan daya ledak dahsyat) gunung itu menjadi efusif atau meletus secara perlahan.
Ketakjuban Surono memuncak saat menyaksikan dua peristiwa itu secara langsung. Diceritakannya, ketika Kelud mengalami krisis kedua tanggal 3 November, yang ditandai dengan naiknya suhu air danau kawah mencapai 77 derajat Celsius dan gempa tremor melebihi skala yang dipakai (overscale), dia yakin akan ada letusan dahsyat di Kelud.
Maka, sekitar pukul 16.00 dia membawa semua peralatan dan anak buahnya turun dari pos pengamatan di Sugihwaras ke Kantor Kepolisian Sektor Ngancar, 15 km dari puncak Kelud. Namun, menjelang pukul 18.40, semua alat di sekitar kawah masih mengirimkan sinyal. Itu tandanya tidak ada kerusakan dengan alat-alat itu, menandakan tidak ada letusan besar. Ia semakin diliputi rasa penasaran dan memilih tidak tidur malam itu.
Sejarah baru
Pada Minggu (4/11) dini hari, sekitar pukul 02.00 ia mengajak anak buahnya kembali ke pos pengamatan. Ia mengamati puncak Kelud menggunakan kamera inframerah. Dirasakan adanya anomali panas.
Pukul 04.00 terlihat ada asap hitam menuju ke arah utara. Gunung Kelud tidak pernah melepaskan asap ketika meletus. Rasa penasaran itu akhirnya terjawab ketika pada pukul 08.00 kamera closed circuit television (CCTV) mengabadikan adanya asap tebal berwarna putih dan material padat mengambang di permukaan danau kawah.
"Ini sejarah baru bagi Kelud. Efusivitas Kelud belum pernah terjadi sebelumnya. Catatan dunia tentang Kelud sebagai gunung dengan danau kawah mungkin saja terhapus. Bahkan, dimungkinkan bentuk Kelud akan kembali ke bentuknya 2.200 tahun silam, yakni strato mengerucut ke atas," kata Surono.
Akan tetapi, Surono menegaskan, aktivitas lanjutan Kelud harus tetap diwaspadai dengan dua skenario utama, yakni aktivitas gunung itu akan melemah dan kembali normal akibat tekanan gas yang semakin berkurang volume dan kekuatannya. Atau sebaliknya, akan terjadi letusan besar, bahkan dengan kemungkinan disertai awan panas, lontaran material pijar, serta abu dan debu vulkanik. Kemungkinan-kemungkinan itu masih sama besar karena gempa tremor masih terus terjadi secara fluktuatif. Status awas pun masih dipertahankan.
"Gunung api itu penuh dengan anomali. Proses saat ini tidak harus sama dengan masa lalu. Hasilnya juga tidak selalu sama. Jadi, episode Kelud ini belum akan berakhir," kata Surono.

BENNY DWI KOESTANTO dan IWAN SETYAWAN/KOMPAS

Read More......

11/07/2007

Tarian Kehidupan Gandrung Temu

Tarian Gandrung Temu adalah tarian kehidupan. Setiap geraknya adalah riwayat. Panggungnya keseharian, di mana musim panen dan paceklik adalah dua musim yang satu dan garisnya abu-abu.
Temu Mesti adalah penari Gandrung terkemuka di Banyuwangi, Jawa Timur. Meski usianya 53 tahun, posisinya dalam kesenian tradisional Banyuwangi itu belum tergeser oleh para penari muda. Tinggi badannya sekitar 170 cm, berperawakan sedang. Suaranya yang melengking jernih masih belum tertandingi.
Namun, seperti banyak seniman tradisional, hidupnya jauh dari gemerlap. Rumahnya di Dusun Kedaleman, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, berukuran 7 x 12 meter persegi, dengan perabotan apa adanya. Itulah hasil keringatnya selama lebih dari 35 tahun menari Gandrung.

Pada masa jayanya, ia hanya sempat tidur di rumah tiga-empat hari dalam sebulan. Sekarang, pesanan pentas sekali seminggu saja sudah sangat bagus. "Banyak tontonan yang bisa dipilih orang hajatan dengan honor bersaing, seperti dangdut," kata Temu.
Setiap pentas ia dan kelompoknya menerima Rp 1,5 juta. Setelah dibagi-bagi, ia mendapat honor bersih Rp 250.000. "Dulu penarinya cuma satu. Jadi honornya untuk sendiri," katanya. Mulai tahun 1995-an ada tiga-empat gandrung yang menari.
Temu ditemui suatu petang setelah kampanye pemilihan kepala desa. Suaranya yang mengalun lewat pengeras suara dari truk yang berjalan mengelilingi desa masih terngiang. Temu duduk di bawah dengan pakaian sehari-hari, tersembunyi di antara sosok lima penari Gandrung muda yang berdiri di badan truk mengumbar senyum. Kerja dua jam pesanan dari salah satu calon kepala desa itu honornya Rp 60.000. "Lumayan," ucapnya.
Kata "lumayan" itu bukan basa-basi. Setiap rupiah adalah nafas, terutama menjelang bulan-bulan sepi pesanan, dan ia harus membuat rempeyek teri, kedelai, dan kacang tanah untuk menyambung hidup. "Bulan puasa, Maulud dan Suro, enggak ada orang hajatan di sini," lanjut Temu.

Pelanggaran
Bagi Temu, hidup adalah berkesenian. Gandrung membuatnya menggandrungi hidup, seberat apa pun jalannya. Kibasan sampur Gandrung seperti mengibaskan ketaktertanggungan masalah. Karena itu, meski menyandarkan hidup pada Gandrung, uang bukan segalanya. Seperti paradoks. Ia mempertaruhkan hidupnya di situ, sekaligus tak kenal kompetisi: Gandrung lebih penting ketimbang dirinya.
Sikap itu tanpa disadari menjadikannya "mangsa" bisnis kesenian dan kebudayaan yang jaring-jaringnya melampaui batas desa, bahkan wilayah negara. Temu, yang tidak pernah menyelesaikan pendidikan Sekolah Rakyat itu, tidak tahu bahwa ia tergulung ke dalam gelombang pasar bebas, di mana multikulturalisme dimaknai tak lebih sebagai komoditi, minus penghargaan pada hak kekayaan intelektual. Suatu pelanggaran yang banal.
Suara Temu menjadi bagian eksotisme "Timur" yang terus direproduksi dan secara bisnis memberikan keuntungan besar.
Farida Indriastuti, kontributor lepas kantor berita Italia yang melakukan penelitian tentang multikulturalisme—diselenggarakan oleh Srinthil, majalah perempuan multikultural—menemukan, CD Temu "Songs Before Dawn" (Lagu Menjelang Fajar) dijual di AS antara 15 dollar-18 dollar AS, di Eropa sekitar 20 euro per keping.
Nilai jualnya di satu online lebih dari 12.000 keping. Padahal lebih dari 10 online menjual reproduksi suaranya. Pertengahan Juli 1992, Amazon.com AS mencatat penjualan "Songs Before Dawn" sebanyak 284.999 copy dalam 24 jam. Foto Temu menari ditaruh di sampul belakang CD, sementara sampul depannya berhias penari Gandrung lain dari Banyuwangi. Hak ciptanya dipegang suatu lembaga pendidikan terkemuka di AS. Nama Temu tak disebut sama sekali di situ.
Temu hanya tahu pernah ada orang asing yang merekam gambar dan suaranya, katanya, untuk proyek kebudayaan Indonesia. Lama rekamannya 10 jam, dengan upah Rp 60.000 atau Rp 6.000 per jam, dan Rp 25.000 per orang atau Rp 2.500 per jam untuk enam panjak (nayaga). Katanya, rekaman itu bukan untuk keperluan komersial.
Di tingkat lokal pun sama saja. Suara emasnya sudah menghasilkan enam album Gandrung dan satu album versi Jaipong untuk karaoke. Honornya dihitung per paket, antara Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta, tak tergantung berapa keping CD atau kaset yang terjual. Menurut penyelidikan Farida, VCD Temu pernah terjual 10.000 keping sehari.
Pada 1999 Temu dihubungi pejabat setempat untuk pentas ke Jakarta, tetapi lalu diganti orang lain, tanpa pemberitahuan. Karena itu, ia menolak ketika ditawari berangkat ke Kalimantan Timur beberapa waktu lalu.
Suatu hari, seorang pejabat memberi tahu, Temu mendapat penghargaan internasional. Ternyata penghargaan itu dari Dinas Pariwisata bekerja sama dengan Pendidikan Seni Nusantara (PNN). Gambar dari sertifikat "internasional" itu dibingkai kayu murahan berupa fotokopi sampul rekaman VCD dari proyek kesenian rakyat lembaga filantrofi internasional yang merekam suara dan tarian Temu bertahun-tahun lalu itu.
"Lha saya bisa apa?" itu jawabnya ketika ditanya bagaimana ia menyikapi semua itu. "Saya kembalikan saja pada Yang Punya Hidup."
Sejak tahun 1980 Temu hidup sendiri. "Malas nggodok wedang. Capek," katanya.
Dua perkawinannya gagal, tanpa anak. Sekarang ia mengasuh cucu keponakan dan merawat kakak ibunya "Enak sih punya suami. Tapi daripada sakit gigi, he-he-he…."

Jalan Hidup
Sejarah hidup Temu sebagai penari Gandrung kental diwarnai tradisi. Waktu kecil, ceritanya, ia sakit-sakitan, tak mau makan. Orangtua membawanya kepada seorang dukun bernama Mbah Kar untuk di-suwuk.
Sepulang dari situ, Temu kecil tiba-tiba minta makan. Ibunya membawa dia ke rumah juragan Gandrung bernama Mbah Ti’ah. Di situ Temu makan sangat lahap. Lalu Mbah Ti’ah mengatakan, "Jadikan dia gandrung kalau sudah besar."
Sejak itu, Temu kecil mulai suka menari. Darah seni sebenarnya mengalir dari garis ayahnya. Sang ayah adalah penari ludruk. Kakeknya ahli mocoan lontar. Meski awalnya tak mau jadi penari Gandrung, Temu mulai naik pentas pada usia 15 tahun. Tahun 1969 itu penari Gandrung perempuan berada di puncak kejayaan. Gandrung Banyuwangi didominasi penari laki-laki sampai tahun 1950-an.
"Mula-mula takut," kenangnya.
Tak lebih dari setahun, Temu menapak jenjang sri panggung. Honornya jauh di atas penari-penari seniornya. Lirik lagu ciptaannya mengena dan sering menohok persoalan yang dihadapi penonton.
Temu mengaku tak pernah baca mantra sebelum pentas. "Kalau pakai itu, cuma bertahan sebentar," katanya. Untuk menjaga kualitas suara, ia tak makan pedas dan gorengan, dan mempertahankan syarat utama: menahan kencing semalaman atau sekitar sembilan jam!
Seandainya dilahirkan kembali, apakah ia mau meniti jalan yang sama, sebagai penari Gandrung? Jawab Temu, "Saya mau tidur pada waktunya orang tidur. Bukan teriak-teriak nyanyi dan pencilatan menari…."

Penulis: Maria Hartiningsih

Read More......

11/06/2007

Berita Bahagia

Selamat atas kelahiran seorang putra dari rekan SmartFM Jakarta,
Lilik (Divisi Operator) & Ratna Juwita,
yang diberi nama :

"RAVI AULIARACHMAN"

pada tgl 31 Oktober 2007 Pk.20.30 wib

Read More......

11/04/2007

Microsoft Bloopers

MAGIC #1

An Indian discovered that nobody can create a FOLDER anywhere on the Computer which can be named as "CON". This is something pretty Cool...and Unbelievable. ...
At Microsoft the whole Team, couldn't answer why this happened!

TRY IT NOW ,IT WILL NOT CREATE " CON " FOLDER


MAGIC #2

For those of you using Windows, do the following:

1.) Open an empty notepad file
2.) Type "Bush hid the facts" (without the quotes)
3.) Save it as whatever you want.
4.) Close it, and re-open it.

is it just a really weird bug? :-??


MAGIC #3

Microsoft crazy facts

This is something pretty cool and neat...and unbelievable. ..
At Microsoft the whole Team, including Bill Gates, couldn't answer why this happened!

It was discovered by a Brazilian. Try it out yourself...

Open Microsoft Word and type

=rand (200, 99)

And then press ENTER
Then see the magic....... ......... ......... ......

Read More......

10/25/2007

Di Belakang Setiap Pria Hebat Selalu Ada Wanita Hebat

Thomas Wheeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company, dan istrinya sedang menyusuri jalan raya antarnegara bagian ketika menyadari bensin mobilnya nyaris habis. Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok dan hanya punya satu mesin pengisi bensin. Setelah menyuruh satu-satunya petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kaki.

Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si petugas. Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, "Asyik sekali mengobrol denganmu."

Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada istrinya apakah dia kenal lelaki itu. Istrinya langsung mengiyakan. Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.

"Astaga, untung kau ketemu aku," Wheeler menyombong. "Kalau kau menikah dengannya, kau jadi istri petugas pompa bensin, bukan istri direktur utama."

"Sayangku," jawab istrinya, "Kalau aku menikah dengannya, dia yang akan menjadi direktur utama dan kau yang akan menjadi petugas pompa bensin."

(The Best Of Bits & Pieces, satu dari 71 Kisah dalam Buku Chicken Soup For The Couple̢۪s Soul)

sent by: oniefm

Read More......

10/24/2007

Tarian Appepe Pepe (Bermain Api)

SmartFM Makasar

Suasana sebuah kampung di sudut Kota Makasar malam itu, terlihat lebih ramai di banding dengan hari biasa. Sejumlah muda mudi, tampak asyik menikmati hiburan yang dimainkan oleh beberapa seniman. Dengan sangat lincah para seniman menari- nari, sembari memainkan api yang dibawanya.

Kita mengenai sejumlah tarian, yang menggunakan Api sebagai objeknya. Jenis tarian itu diantaranya, tarian api pujaan suku maya, tarian berjalan diatas bara api ala Selandia baru, sampai Debus yang kita kenal di Madura. Sedangkan di Makassar, tarian yang menggunakan objek api dikenal dengan nama Appepe Pepe.

Appepe pepe secara harfiah berarti bermain api, yang berasal dari sebuah cerita penemuan lampu di Makassar. Menurut ceritanya, sebelum ditemukannya listrik, nenek moyang orang Makassar di Sulawesi Selatan sudah menemukan alat penerangan yang bernama lampu kanjoli. Lampu yang dibuat dari obor berbahan bambu itu, selain sebagai penerangan rumah juga untuk alat penerangan jalan kampung . Hingga masuknya agama Islam di Makasar, lampu hasil temuan itu dijadikan sebagai saranan untuk penyebarannya. Selain dimanfaatkan untuk penerangan, lampu kanjoli juga dimanfaatkan sebagai alat ritual dalam penghormatan terhadap tuhan atas anugerah yang telah diberikkan.

Pada umumnya, masyarakat kampung melakukan ritual itu untuk menyambut bulan ramadhan, menyambut lebaran, Sunatan hingga acara pernikahan. Dalam perkembangannya, ritual itu berkembang menjadi tarian appepe pepe yang artinya bermain api.


Salah Seorang penari appepe pepe - Abdul Latif – menceritakan , dulunya tarian itu kerap digunakan sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan agama Islam. Dari sejarah peradaban Makassar, penyebaran agama Islam tidak hanya dilakukan dengan ceramah, namun bisa juga dilakukan dengan kesenian seperti tarian, lagu dan pantun.


Menurut Abdul Latif, tarian ini harus dilakukan dengan penuh kepasrahan terhadap Tuhan. Dengan begitu, penari tidak akan merasakan panasnya api saat mulai menyulut dirinya dengan obor. Tidak heran jika, jarang penari yang mengajarkan tradisi itu kepada rumpun diluar keluarganya.

Tarian ini biasanya dibawakan oleh 5 orang, yang terbagi menjadi 3 orang sebagai penari api, dan 2 lainnya menjadi penabuh rebana sambil melantunkan dzikir. Dlama rombongan penari itu, seluruhnya kaum pria. Sedangkan perempuan sangat di harapkan untuk terlibat dalam tarian Apepe pepe, karena dianggap akan membuayarkan konsentrasi. Sebelum Tarian Appepe pepe dilakukan , lima belas menit sebelumnya penari melakukan ritual khusus, seperti memanjatkan doa dzikir kepada Tuhan.

Pakaian yang digunakan penari appepe pepe berupa pakaian adat, ala kasta prajurit atau rakyat yang berwarna merah, dengan model jas tutup. Sementara celana yang digunakan berupa celana 3 perempat berwarnah hitam, dengan motif sulaman emas pada ujung celana dengan ikat pingga sarung.

Saat ini tarian appe pepe mulai kehilangan peminatnya. Jumlah kelompok penari yang mampu bertahan hingga kini hanya tersisa satu kelompok. Tarian ini, juga sudah tidak lagi menjadi ritual penyambutan. Abdul Latif mengaku, tarian ini tinggal menjadi kenangan budaya makassar tempo dulu.

Melihat kondisi itu, pemerintah kota Makassar mulai menggalakkan kembali, pagelaran seni budaya. Salah satunya memberdayakan kembali penari appepe pepe. Pemerintah berharap pemberdayaan kembali penari appepe pepe akan mengembalikan budaya makassar yang mulai memudar.

Skrip :Slamet Wiryawan
Editor: Didin Wahidin - SmartFM Network

Read More......

10/22/2007

peMuDiK


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta boleh saja membatasi atau melarang pendatang baru masuk ke Jakarta. Operasi kependudukan pun dilakukan. Akan tetapi, sedikit demi sedikit rombongan pemudik mulai mengalir ke Jakarta. Sebagian pemudik juga membawa rekan-rekan mereka ke Jakarta.
Tujuan pendatang baru itu cuma satu, yaitu mencari penghidupan yang lebih layak di Jakarta. Kampung halaman mereka dirasa tidak lagi menjanjikan dan mampu memberikan lapangan kerja. Kehadiran pendatang baru itu dapat diamati di stasiun, terminal, pelabuhan, atau bandara, misalnya, di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.


Dua perempuan muda tergopoh-gopoh keluar dari gerbong kereta api kelas ekonomi, sambil menengok kanan-kiri. Mereka berusaha mencari jalan keluar dari kerumunan penumpang yang hilir-mudik. Dengan menenteng tas bawaan, Eka Nurjanah (18) dan Tarisem (16) akhirnya menemukan pintu keluar di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. Setelah keluar, mereka menunggu angkutan umum di tepi jalan. "Mikrolet No 44 ke arah Karet, naik dari mana, ya?" tanya Eka kepada tukang ojek yang menawarkan jasa. Eka asal Indramayu baru sembilan bulan tinggal di Jakarta. Eka sempat mudik saat Lebaran tahun lalu dan kembali ke Jakarta dengan membawa seorang rekan, Tarisem. Tarisem adalah sepupu Eka. Tarisem asal Subang, Jawa Barat, baru pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta untuk mencari pekerjaan. "Dia pingin kerja bersama saya," terang Eka. Hari itu mereka menuju Karet, Jakarta Selatan, tempat tinggal Eka selama ini. Eka bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah makan masakan hasil laut di Karet.
Tepat di jalan layang Karet, Mikrolet 44 yang mereka tumpangi berhenti. Mereka memasuki gang dan harus berjalan lebih kurang 300 meter untuk bisa sampai di tempat tinggal Eka. Di depan rumah bercat kuning dengan pintu gerbang dari seng, mereka berhenti dan naik ke lantai dua. "Ini mes saya," kata Eka, sambil membukakan pintu. Mes itu merupakan tempat yang disediakan pemilik rumah makan untuk pekerja.
Tarisem terpaksa mencari pekerjaan di Jakarta karena ia tidak memiliki pekerjaan di kampung. Ia juga ingin membiayai ibunya yang sedang sakit. "Pingin ngobatin ibu," tutur Tarisem yang hanya tamat SMP menerangkan alasan kepergiannya ke Jakarta. Setahun terakhir, ibunya sakit jantung dan memerlukan biaya pengobatan. Penghasilan ayahnya sebagai petani tak mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari dan perawatan ibunya. "Sekarang lagi panen, tapi duit habis untuk bayar utang," ungkap Tarisem.
Ia pun memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta dengan biaya Rp 100.000. Tarisem mengaku tak peduli berapa pun gaji yang diperolehnya. "Daripada nganggur, sambil cari pengalaman," terangnya. Tinggal di desa, menurut Tarisem, percuma dan membuang waktu. Alasannya, di desa, tidak banyak lapangan kerja yang tersedia. Bertani pun tak bisa dilakukannya.
Pendatang baru di Jakarta tidak hanya dapat ditemukan di stasiun. Di terminal bus, seperti Kampung Rambutan, juga dapat ditemukan pendatang baru.
Di Terminal Kampung Rambutan, tiga perempuan muda duduk termangu di ruang tunggu penumpang. Mereka adalah Melis (19), Siti Saripah (18), dan Susilawati (17). Mereka berasal dari Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sisa kelelahan sehabis perjalanan panjang masih terlihat di wajah mereka.
Ipah, panggilan akrab Siti Saripah, tamatan SMP, menuturkan ingin ke Jakarta karena di desanya tak ada yang bisa dikerjakan. "Di desa nganggur, enggak ada kerjaan," katanya. Di desanya, pekerjaan sehari-hari Ipah adalah mengurus rumah. Suaminya bekerja sebagai buruh tani dengan bayaran Rp 10.000 per hari. Dengan alasan penghasilan suami yang kecil itu, Ipah pun bertekad mencari penghasilan lain di Jakarta. Dengan ditemani seorang tetangga, Dahlan (50), mereka berangkat ke Jakarta. Di Jakarta, Dahlan akan mengantar ketiganya hingga bertemu dengan orang yang membutuhkan tenaga pembantu rumah tangga (PRT) atau penyalur PRT. Ipah, Melis, dan Susi juga tak mengetahui berapa jumlah gaji mereka.
Para pendatang umumnya ingin merantau karena tidak bisa berharap banyak pada kehidupan di desa. Sementara itu, di kota pun, mereka kerap tidak mengetahui pekerjaan apa yang akan dijumpai. Seorang pendatang baru, Sukinah (35), asal Banjarnegara, Jawa Tengah, ingin ke Jakarta karena bosan. Saya bosan kerja di kampung, capek. Tiap hari nyangkul. Saya ingin cari pekerjaan lain," ucapnya lirih. Mulut Sukinah bergetar tiap kali berkata. Raut mukanya terlihat seperti orang bingung. Sehari setelah Lebaran, ia tiba di Jakarta untuk pertama kali. Ia dibawa kenalannya, Tini, yang berada di Semarang. Pada awalnya, Sukinah dijanjikan bekerja di Semarang, tetapi Tini membawanya ke Jakarta. Setibanya di Jakarta, Tini menitipkan Sukinah ke Yayasan Sari Bakti Mandiri, agen penyalur PRT di kawasan Bungur, Jakarta Pusat. "Sudah kepalang tanggung, saya mau kerja di sini (Jakarta) saja," kata Sukinah.
Selamat datang di Jakarta!

Sumber : Kompas

Read More......

10/11/2007

IED

Bagi rekan-rekan yang merayakan,
Segenap pengurus & anggota

Perkumpulan Karyawan SmartFM Jakarta,
mengucapkan :

Read More......

10/10/2007

TKW Yok, Mudik Yok...



Tenaga kerja Indonesia yang baru tiba dari Arab Saudi berebut masuk ke dalam bus angkutan khusus TKI di pelataran Lounge TKI, Bandara Soekarno Hatta, Jumat (5/10)


Perempuan itu duduk termenung di Lounge TKI Bandara Soekarno-Hatta. Sesekali ia menengok ke arah Bus Angkutan Khusus TKI. Wajahnya tampak resah. Rupanya, ia menantikan datangnya sopir bus yang akan mengangkut ke Terminal TKI.
Jumat kemarin, hingga pukul 14.00 WIB, tercatat 300 TKW tiba di Tanah Air. Sehari sebelumnya, TKW yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 1.362 orang. Begitu tiba, TKW yang mendapat julukan pahlawan devisa ini harus menghadapi kenyataan membosankan dan menyedihkan.

Sari (34), salah seorang TKW yang baru tiba itu, harus menunggu Bus Angkutan Khusus TKI selama hampir tiga jam, sebelum bus itu berjalan ke Terminal TKI. Dari Terminal TKI inilah, mereka baru bisa berangkat menuju kampung halaman untuk bertemu anak dan keluarga dekat lainnya.
Namun, keluhan Sari belum usai. Pasalnya, para TKI tidak bisa keluar dari Terminal TKI itu bila tidak menggunakan bus agen perjalanan yang disediakan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) untuk pulang sampai ke daerah asal masing-masing.
Seraya menggerutu, ia terpaksa merogoh dompet dan uang sebesar Rp 390.000 dikeluarkan untuk membayar angkutan yang akan mengantarkannya ke Cilacap. "Bayar lagi, bayar lagi, mahal lagi. Kalau jalan sendiri, kan, bisa jauh lebih murah," ujarnya.
Di papan pengumuman—di depan loket tiket perjalanan yang terletak di belakang loket pendataan TKI—terdapat daftar harga tiket. Di antaranya, untuk tujuan Jakarta Rp 125.000, Tangerang Rp 120.000, Yogyakarta Rp 430.000, Tegal Rp 370.000, Cilacap Rp 390.000, Surabaya Rp 465.000, Cianjur Rp 370.000, Depok-Bogor Rp 140.000, dan Palembang Rp 435.000.
Made, Koordinator Grup A BNP2TKI, mengatakan, harga itu tidak memberatkan TKI. "Daripada mereka ditarik-tarik calo," ujarnya.
Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Rustam Effendi, mengatakan, tugas BNP2TKI adalah melakukan penempatan dan perlindungan TKI. Seharusnya tidak ada lagi biaya untuk mengantar TKI ke tempat tujuannya. "TKI itu, waktu berangkat sudah dipungut Rp 400.000,-. Jadi, mereka tidak boleh dipungut lagi ketika pulang," ujarnya.
Rustam merasa gusar dengan adanya pungutan yang masih terus berlangsung terhadap TKI. "Besok, (hari ini-Red) saya bersama dua atau tiga orang lainnya akan sidak," ujarnya.

Lebaran di Kampung
Setelah dua kali minta izin untuk mudik, akhirnya Sari diberikan waktu berlebaran di kampung. Majikannya memberikan bonus tiga kali gaji bulanan untuk dibawa pulang. Tiket pulang-pergi Jakarta-Singapura pun sudah dibelikan majikannya.
Bahkan, sejak tiga hari lalu, Sari sudah mengirim uang sebesar 2.000 dollar Singapura atau sekitar Rp 11.900.000,- untuk keluarganya. Rencananya, uang itu akan digunakannya untuk memperbaiki rumah di Cilacap.
Berbeda dengan Sari yang terbilang sukses mengadu nasib di negeri orang, nasib yang dialami Rani (24) buruk. Setelah bekerja selama dua tahun di Jeddah, Arab Saudi, ia terpaksa pulang dengan tangan hampa dan tidak diperpanjang kontrak kerjanya.
"Majikan saya mengada-ada, bilangnya kecewa dengan hasil kerja saya. Padahal saya sudah mengabdi selama dua tahun," ujarnya sambil berkaca-kaca.
Perempuan asal Kebumen ini mengeluhkan sistem penggajian yang diterapkan di tempatnya bekerja. "Selama ini uangnya selalu ditahan mereka. Katanya, kalau mau pulang baru diberikan. Tetapi bila mereka tidak puas dengan kerja kita, ya uangnya diambil, katanya untuk bayar jaminan ke agennya," ujar Rani yang mengaku hanya dibekali 100 dollar Amerika untuk mudik ke Indonesia.
Meski mendapat perlakuan yang tidak menguntungkan Rani mengaku tidak akan berhenti mengadu nasib di negeri orang. "Mungkin yang sekarang enggak beruntung, tapi mungkin di tempat lain bisa lebih baik nasibnya," ujarnya penuh harap.

Mudik Selagi Sempat
Atun (34), Wati (29), Diah (21), Lisna (21), Ruli (21), dan Valent (26) adalah calon TKW yang akan diberangkatkan ke Taiwan. Mereka ditemui sedang menunggu kereta api di Stasiun Jatinegara.
Selama dua bulan terakhir, mereka tinggal di tempat penampungan dan pelatihan milik sebuah PJTKI di Serpong, Tangerang. Mereka berkesempatan mudik karena belum ada jadwal keberangkatan mereka ke Taiwan. "Senang bisa keluar dan pulang, biasanya sehari-hari di kamar," ujar Atun, calon TKW asal Purworejo yang sudah punya dua anak.
Mereka merasa beruntung daripada rekan-rekan mereka yang tak bisa mudik. "Berat ninggal teman-teman, ada yang nangis karena nggak punya uang buat mudik," ungkap Lisna.
Keenam calon TKW itu pun mengaku uang yang mereka gunakan untuk mudik berasal dari sisa kiriman orang tua. "Habis dari mana, di penampungan kan kita nggak digaji," tutur Atun.
Perempuan bertubuh subur itu menuturkan, kehidupan di penampungan tidak selalu buruk seperti yang selama ini diberitakan. "Senang bisa kenal banyak orang dan sifatnya," terang Atun.
Namun, diakuinya aturan dan kedisiplinan di penampungan harus ditaati. Jika tidak, mereka akan dikeluarkan.
Di tempat penampungan, mereka tidak diperbolehkan berteriak dan tertawa keras-keras. "Kalau kedengaran suster bisa disiram air, ya tsunami deh," ujar Valent.
Sejak pukul 08.00 - 15.00, mereka harus belajar bahasa Mandarin. Selanjutnya, belajar keperawatan dan pekerjaan rumah tangga hingga pukul 17.00. Mereka yang sudah mahir berbicara Mandarin akan ditawarkan kepada agen di Taiwan. Terkadang, agen Taiwan datang langsung ke PJTKI untuk memilih TKW yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkannya.
Atun, misalnya, sudah dua kali ditawari pekerjaan. Tawaran yang pertama didapatnya tanggal 25 September, untuk merawat perempuan lumpuh. Tetapi tawaran itu dibatalkan. Tanggal satu Oktober lalu, ditawari lagi untuk merawat seorang kakek.
Namun, hingga sekarang belum ada kepastian dari agen Taiwan mengenai tawaran kerja tersebut. "Ya sabar dulu, mungkin ada tawaran lagi yang cocok buat saya," tutur Atun.
Sekarang yang penting mudik dulu. Meski, kisah sedih TKW ketika pulang ke tanah air sering didengar, namun hal itu tak menyurutkan niat kerja di negeri orang.

Penulis: Kompas/(A15/A14)

Read More......

Tips MUDIK

TIPS MUDIK BAGI YANG MEMBAWA KENDARAAN SENDIRI

Kondisi Tubuh
Jaga kesehatan, kondisi tubuh harus prima, sebelum berangkat harus cukup istirahat/tidur baik si pengendara maupun penumpang. Apalagi si pengendara utama (driver) biasanya suami dan co driver adalah istri. Mudik dan menyetir sendiri, harus benar-benar mempersiapkan diri, terutama secara fisik. Disarankan meminum obat antioksidan, misalnya: minum-minuman yang mengandung vitamin C dan E.

Arus lalu lintas yang padat membuat kita terutama pengemudi cepat lelah. Mata sepet, pinggang pegal, kaki kaku. Agar tetap segar sepanjang jalan. Menepilah, parkirkan mobil. Lakukan peregangan selama 10 menit. Pilih kopi sebagai dopping alami. Cukup secangkir saja!

Mata jadi melek kembali, tubuh lebih segar. Kafein kopi (asal tidak lebih dari 5 cangkir sehari) bermanfaat merangsang sistem saraf pusat dan relaksasi otot polos. Cara lain, ngemil manisan buah kering alami seperti kurma, kismis, sultana, aprikot, atau prune, terutama pada pk. 10.00-11.00, ketika kadar gula darah sedang anjlok. Gula buah akan menormalkan gula darah, sehingga tubuh kembali segar.

Bekal buah jangan lupa.
Buah-buahan menyediakan cukup air penawar dahaga, serat yang mengenyangkan, gula buah penyedia energi sekaligus penghilang pusing karena kelaparan, dan sejumlah gizi antioksidan yang dapat meredam munculnya kelelahan. Pilih buah yang praktis dan tidak repot memakannya, seperti apel, jeruk, anggur, pir, pisang, jambu biji, stroberi. Andalkan buah sebagai kudapan sehat pengganjal perut dan pereda haus, apalagi ketika bekal utama dan bekal kudapan sudah habis.

Kudapan mengenyangkan:
pilih yang Sehat Snack garing yang digoreng belakangan jadi sorotan, karena banyak mengandung senyawa akrilamida selain lemak trans yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung koroner dan kanker. Tapi kalau sesekali saja, boleh dong. Hanya saja, berjanjilah untuk tidak menikmatinya berlebihan. Sebaiknya pilih snack garing yang menggunakan food additives lebih terbatas atau diperkaya zat gizi tertentu. (Meskipun tidak mudah bagi kita -untuk mengecek kebenaran klaim produsennya.) Contohnya crackers yang diperkaya kalsium.

Bekal makanan utama:
nasi timbel praktis, mengenyangkan, tahan lama. Kemacetan berlarut-larut sering sulit diduga, sehingga kita terhalang untuk menemukan warung makan atau restoran. Untuk menghadapi kondisi darurat seperti ini, bawa makanan lengkap gizi. Siapkan nasi timbel, karena padat dan mengenyangkan, Membuatnya mudah, Gulung nasi panas dalam daun pisang, padatkan, tekuk ke dalam sisi-sisi daun di kedua ujung gulungan. Lengkapi dengan lauk kering berbumbu seperti rendang, sehingga kita hanya tinggal melengkapinya dengan lalap mentah. Sayuran lalap yang tahan lama adalah kol, mentimun, kacang panjang, terong, wortel. Boleh saja dilengkapi sayuran daun seperti daun selada atau kemangi, asalkan kita siap menyantapnya dalam keadaan layu.

Pilihan lain, siapkan bahan-bahan sandwich atau burger. Roti tawar jenis manapun, olesan (saus mayones), saus cabai jika perlu, mentega/margarin, keju lembaran, sayuran khusus seperti daun selada/lettuce atau mentimun/kyuri. Variasi lainnya tentu terserah Anda.

Air putih jangan lupa
Air putih masak atau air kemasan merupakan bekal multiguna. Kegunaan utamanya adalah sebagai air minum, tapi dalam keadaan betul-betul darurat bisa digunakan betul-betul darurat bisa digunakan untuk berbagai kegunaan di luar tubuh, seperti mencuci makanan mentah atau membasuh. Pilih air kemasan yang jernih dan tidak berwarna, tidak mengandung bahan asing yang melayang-layang, dasar botol bagian dalam tidak berjamur. Yang terpenting, beli merek yang sudah dikenal luas, tutupnya bersegel, dan tidak dijual di tempat yang langsung tertimpa sinar matahari.

Bawa Air Mentah
Bawa air mentah di dalam jerigen 5 liter atau bekas botol air minum mineral yang besar (1 literan), air ini berguna untuk mengisi radiator bila kurang atau cuci tangan bila selesai ganti ban kalau bocor atau kempes. Jangan lupa sekalian bawa sabunnya, biar bersih cuci tangannya. Air ini juga berguna bila bawa anak kecil/bayi tiba- tiba di tengah jalan "pup" dan kita berada di tengah sawah/hutan di mana sulit mencari air.

Kondisi Mobil dan Perlengkapan Mobil
Periksa kondisi mobil dan serviskan ke bengkel mobil langganan Anda tune-up komplit, rem, ban, wiper, radiator, tali kipas/AC, aki, dll). Kemudian, bawa perlengkapan alat-alat mobil (tools kit), dongkrak, tali derek, ban serep, kotak P3K, segitiga pengaman, kunci roda palang, senter,dll.

Buat suasana mobil paling nyaman
Menciptakan suana (psikologis) riang, santai, dan nyaman dalam mobil menjadi keharusan bagi Anda sekeluarga saat mudik dengan mobil. Itu kian penting bila perjalanan memerlukan jarak lebih 300 km atau lebih libur jam perjalanan. Membuang kebosanan mengemudi dengan ngobrol santai memang menyenangkan. Tapi, hindari berbicara masalah serius karena akan mengganggu konsentrasi mengemudi. Pilih topik pembicaraan ringan dan lucu. Tetapi, jangan pula bercanda berlebihan.

Mendengarkan musik jelas merupakan bagian mengasyikan saat berkendara dengan mobil bersama keluarga. Pilihlah lagu favorit anak-anak, lalu atur volume pada posisi menengah. Usahakan jangan sampai lengah untuk Anda mendengar suara-suara yang mencurigakan.

Bila penumpang lain tertidur dan Anda tetap memerlukan musik, pilih lagu favorit Anda dan setel volume yang keluar di speaker depan. Lebih mudah mengemudi dengan penumpang terlelap dibanding penumpang
terbangun apalagi setengah tidur.

Bersih dengan cara hemat
Kalau mau hemat, siapkan serbet kain atau handuk kecil yang bersih. Selain serbet kering, siapkan serbet lembap (basahi air masak, lalu peras), lipat, simpan dalam kantung plastik. Tetap aman tanpa berbau hingga 12 jam perjalanan. Berguna untuk mencuci tangan. Dalam kondisi darurat, bisa dimanfaatkan untuk membasuh wajah atau memandikan. Tentu saja, kalau mau praktis kita boleh menggantinya dengan tisu basah dan tisu kering. Namun konsekuensinya, kita ikut memberi andil pada pemborosan sumber daya lingkungan.

Kebelet Pipis
Bagaimana kalau di tengah jalan "kebelet" pipis? Kalau anak-anak dan laki-laki sih gampang asal mau dan "tahan malu" berhenti saja di pinggir jalan! Kalau istri bagaimana dong? Caranya gampang, cari pompa bensin yang besar pasti ada toiletnya yang cukup bersih, bila kotor, cari lagi berjalan beberapa kilometer (bila kebeletnya masih bisa ditahan), atau cara lain cari Wartel, Kantor Polisi, Pusat Pertokoan, Losmen, Hotel, Masjid, dll. Bilang aja "mau numpang pipis", masa nggak boleh?

Waspada terhadap " Raja Setan Jalanan "
Yang unik bila kita berkendara dengan mobil pribadi di Jalur Pantura adalah siap mengalah dengan Bus Antar Kota/Propinsi, mereka ini disebutnya "Raja Setan Jalanan Pantura". Jangan coba-coba adu balap dan adu kuat meskipun kita ada di jalur yang benar sekalipun. Bila dari arah berlawanan tiba-tiba ada Bus yang melancangi truk gandeng yang berjalan lamban, Anda harus siap mengurangi kecepatan dan secara mantap minggir ke kiri, bila perlu turun/keluar dari jalan aspal, kalau tidak hmm... saya tidak bisa ceritakan di sini apa yang terjadi. Lebih baik mengalah lah! Bukankah Anda dan keluarga ingin tiba di kampung halaman dengan selamat bukan?

Si Keong dan Si Kura-Kura
Lain bus lain lagi truk gandeng maupun truk engkel. Kalau truk-truk ini dikenalnya sebagai si Keong atau si Kura-Kura karena begitu lamban jalannya. Bagi yang belum pernah lewat Pantura pasti akan jengkel dengan ulah mereka ini, yah busnya yah truknya juga. Truk-truk ini sudah jalannya lambat ngambil posisinya di jalur kanan lagi, sehingga bikin kagok untuk menyalipnya. Nah, model kayak begini kita harus
ekstra sabar dan hati-hati, cobalah menyalip dari sebelah kiri minta istri sebagai co-driver melihat ke depan apakah lajur depan sebelah kiri kosong dan aman untuk menyalip atau tidak? Yang perlu diperhatikan adalah apakah di kiri depan ada motor, becak, sepeda, mobil mogok/parkir, lobang, jembatan sempit, dll. Bila aman tak ada halangan menyaliplah "dari jalur kiri" dengan tetap waspada, apalagi kalau yang disalip itu konvoi truk yang panjang.

Bawa Peta Jalur Mudik
Bagi Anda yang naik kendaraan pribadi bawalah Peta Mudik yang bisa diperoleh Gratis di pintu tol, berisi informasi antara lain : Peta, Info bengkel siaga, ATM, Rumah Sakit, Tempat Perhentian, Pom Bensin dll

Bawa HP & Chargernya
Jangan lupa bawa HP dan chargernya dan pastikan pulsa Anda terisi. Sebaiknya sebelum berangkat charge HP anda sampai penuh. Untuk daerah/area tertentu yang Anda lewati akan terjadi "blank spot" untuk kartu tertentu, lebih baik kalau istri punya HP dengan kartu yang berbeda dengan anda punya, jadi bila terjadi blankspot masih bisa pakai HP satunya lagi.

Sekarang banyak operator HP yang menyediakan layanan info mudik yang bisa diakses online via HP. Cari tahu juga bagaimana cara mengakses nya sesuai dengan operator yang Anda gunakan.

Bawa Uang Tunai
Bawa uang tunai secukupnya, tak perlu bawa banyak-banyak, toh ATM banyak sekali dijumpai di daerah.

Kapan sebaiknya berangkat? Pagi atau malam?
Terserah anda mana yang paling baik masing-masing ada plus minusnya.

Berangkat pagi jam 06.00:
Bisa lihat pemandangan, restoran dan bengkel mobil pasti buka, bila mobil tua dan AC kurang bagus anak- anak kasihan akan tersiksa karena panas apalagi kalau macet, sepanjang jalan yang dilewati kita akan ketemu yang namanya "Pasar Tumpah" itu lho pasar tradisional di kota kecamatan/kabupaten pasti macet, banyak orang menyeberang, becak, sepeda, ojek, dll, ketemu dengan "Panitia" Pembangunan Masjid yang minta sumbangan yang luar biasa banyaknya sepanjang Pantura dan jalan/jalur lain yang pasti akan kita lewati. Harap hati-hati dengan drum yang ditaruh di tengah- tengah jalan, jangan sampai ngebut melewati mereka. Bagi anda yang berkacamata minus sebaiknya jalan pagi saja.

Berangkat sore/malam jam 17.00:
Tidak bisa lihat pemandangan, hanya
restoran dan bengkel 24 jam saja yang buka (tapi jangan khawatir cukup banyak kok!), anak- anak bisa tidur tidak ribut, tidak panas baik di dalam mobil maupun di luar, tidak ada Pasar Tumpah (tapi mungkin saja ada "Pasar Malam"), tidak ada Panitia Pembangunan Masjid. Bila kita mau menyalip di tikungan akan kelihatan dari sinar lampu mobil dari arah berlawanan, dimana hal ini tidak bisa kita tahu kalau berjalan di siang hari. Hanya saja kita harus ekstra hati-hati dan jangan sampai mengantuk bila jalan malam hari karena "musuh" kita adalah Bus Malam. Ini biangnya "Setan Jalanan" dan "Raja Tega". Bagi Anda yang tidak tahan sinar lampu dari depan (silau) lebih baik jangan jalan malam hari.

Berikan no. HP dan telepon rumah ke tetangga atau RT
Harap tinggalkan nomor HP dan telepon rumah di kampung halaman ke tetangga yang tidak mudik atau ke Pak RT agar Anda bisa dihubungi kalau terjadi sesuatu di rumah Anda.

Arus Balik dan Pulang Balik
Harap simpan tenaga dan tetap jaga kesehatan untuk siap pulang balik setelah mudik. Jangan pulang balik di pas mepet sekali besoknya harus sudah masuk kantor dan anak-anak masuk sekolah, pasti kelelahan kan?
Ada baiknya ambil waktu sehari istirahat sebelum besoknya melakukan aktifitas rutin.

Terakhir, jangan lupa mengemudi dengan benar, dan mematuhi semua aturan lalu-lintas, jangan mengemudi bilamana Anda terlalu lelah.
BERISTIRAHATLAH !!


...sarikata dot com...

Read More......
Copyrights @ 2006 Perkumpulan Karyawan SmartFM - Jakarta, Indonesia
http://crew-smartfm.blogspot.com

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP