Peduli ke Muara Angke Yuk!!!
Oleh : Virgina Veryastuti
Muara Angke, siapa yang tak mengenalnya? Salah satu pemasok ikan terbesar di Jakarta. Namun dibalik kemasyhurannya, perkampungan nelayan Muara Angke ternyata memiliki masalah tersendiri yang kerap melanda mereka. Masyarakat perkampungan nelayan Muara Angke ini nyaris selalu merasakan banjir di tempat tinggal mereka, terutama saat air laut pasang dan menghantam daratan. Sampah, pemanasan global, abrasi pantai, gelombang pasang, reklamasi pantai dan beragam masalah lainnya yang mengancam keberadaan tempat tinggal mereka. Adakah yang bisa kita perbuat ?
Awal bulan Juni lalu, gelombang pasang menghantam perkampungan nelayan Muara Angke yang menyebabkan tanggul di perkampungan tersebut jebol dan menggenangi kampung hingga 2 meter. Sekitar 300 rumah tergenang banjir akibat gelombang pasang tersebut. Mata pencaharian utama masyarakat di kampung tersebut adalah nelayan penangkap ikan.
Selain menangkap ikan, hampir sebagian istri-istri nelayan membantu mencari nafkah sebagai buruh kupas kerang hijau. Untuk setiap kerang yang berhasil di kupas mereka mendapatkan upah 300 Rupiah untuk setiap kilo, dalam sehari paling banyak mereka berhasil mengupas hingga 20 kilo, atau singkatnya mereka menghasilkan sekitar Rp. 6000,- perhari, upah yang sangat minim untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Pendapatan yang minim dan banyaknya tekanan hidup,membuat perkampungan nelayan tersebut juga berada dalam situasi yang memprihatinkan. Air laut yang sering pasang membuat daerah tersebut selalu tergenang air. Anak-anak bermain tanpa alas kaki dapat ditemui dengan mudah disana. Tumpukan sampah kulit kerang berserakan dimana-mana, lalat hijau yang besar-besar tampak mengerumuni daging kerang yang tidak terpakai dan telah membusuk, bau amis ikan khas kampung nelayan terasa menyengat. Sebuah kondisi sanitasi yang buruk dan tidak sehat.
Perkampungan nelayan yang terletak tidak jauh dari hutan bakau satu-satunya di Jakarta ini memang memiliki masalah yang kompleks. Hampir seluruh penduduk yang tinggal diperkampungan tersebut bersekolah hanya sampai dengan jenjang pendidikan dasar (SD), ini semua terjadi karena keterbatasan biaya. Pasca banjir beberapa bulan lalu saat ini mulai mengancam masyarakat perkampungan nelayan tersebut, beragam penyakit mulai menyerang diantaranya gatal-gatal, diare dan penyakit lainnya. Sungguh sebuah kondisi yang menakutkan jika dibayangkan.
Membenahi perkampungan nelayan Muara Angke memang bukan tugas yang mudah, sementara tak jauh dari tempat tinggal mereka, hutan bakau pun terancam keberadaannya. Disadari ataupun tidak mungkin kita turut andil dalam musibah yang mereka alami. Hampir setiap hari ribuan ton sampah dari kota Jakarta menuju muara tersebut, mengancam hutan dan tempat tinggal perkampungan nelayan di Muara Angke. Oleh karena itulah, KKS Melati mengajak seluruh penduduk Jakarta terutama kaum muda untuk peduli, membantu masyarakat perkampungan Muara Angke. Kepedulian yang akan dilaksanakan dalam bentuk program kegiatan pemeriksaan kesehatan cuma-cuma, penyuluhan kesehatan, dan acara untuk anak-anak di perkampungan nelayan Muara Angke pada hari Sabtu, 4 Agustus 2007.
Hingga saat ini, KKS Melati membuka kesempatan bagi Anda yang ingin memberikan bantuan, mushola kecil diperkampungan nelayan ini sangat membutuhkan karpet sejadah, dingklik kayu untuk anak-anak mengaji dan peralatan beribadah lainnya. Banjir lalu telah memporak-porandakan mushola kecil ini. Terbuka kesempatan juga bagi Anda yang ingin berpartisipasi sebagai relawan di kegiatan tersebut. Peduli ke Muara Angke Yuk!!!
Informasi lebih lanjut silahkan hubungi :
Betsy Hariani (Project Officer)
HP 0812 99 66 010 ; hr_betsy@yahoo.com.sg
KKS Melati
Jl. Ampera II RT 005/09 No. 17A Jakarta 12550
e-mail : kks_melati@yahoo.com
Website : www.kksmelati.org
0 comments:
Post a Comment