SEARCH PKS post

8/30/2006

SURVEI KEPUASAN ANGGOTA TERHADAP "SP" th 2002 (Bagian II)

Bagian II

Alasan Masuk Serikat Pekerja
Responden dalam penelitian ini sebagain besar mengatakan, alasan mereka masuk serikat pekerja karena motivasi kesadaran pribadi (sebanyak 65, 1%). Hanya 13,4 persen saja yang menyatakan masuk serikat pekerja karena diajak oleh teman. Alasan utama mereka masuk serikat pekerja karena serikat pekerja oleh sebagain besar responden, dinilai dapat memperjuangkan kesejahteraan pekerja (sebanyak 30,2%).

Ketika ditanyakan efektifitas serikat pekerja dalam memperjuangkan hak pekerja, sebagian besar (51,3%) responden menilai efektif. Sementara 23,%% responden menilai tidak efektif. Sebanyak 21,8% lainnya menjawab ragu-ragu. Meskipun mereka yang menjawab serikat pekerja efektif dalam memperjuangkan hak pekerja paling besar, akan tetapi terlihat angka perbedaannya tidak begitu signifikan. Masih banyak responden yang ragu-ragu bagkan menilai serikat pekerja tidak efektif dalam memperjuangkan hak karyawan.

Ketika ditanyakan apakah serikat pekerja di media responden cukup aktif dalam memperjuangkan hak pekerja, jawaban terbesar responden menjawab aktif (sebanyak 53,4%). Sisanya terbagi antara yang menjawab tidak aktif (25,2%) dan ragu-ragu (16,8%). Seperti dalam pertanyaan soal efektifitas serikat pekerja, disini terlihat meskipun sebagian besar responden menjawab serikat pekerja cukup aktif, proporsi mereka yang menjawab tidak aktif juga cukup besar.

Penilaian Terhadap Pengurus Serikat


Penelitian ini menanyakan kepada anggota serikat pekerja, bagaimana penilaian mereka terhadap aktivitas pengurus serikat pekerja. Ketika ditanyakan, apakah mereka puas terhadap kinerja pengurus erikat pekerja, yang menjawab ya paling besar sebanyak 42,4%, disusul oleh jawaban tidak 36,6%. Sementara yang menjawab ragu-ragu sebanyak 15,5%. Disini terlihat, meskipun jawaban ya paling besar, tetapi perbedaan dengan mereka yang menjawab tidak, tidak begitu besar. Ini menggambarkan masih banyak anggota serikat pekerja yang menilai kinerja pengurus serikat pekerja tidak memuaskan.

Ketika ditanyakan lebih lanjut kepada responden, kenapa kinerja serikat pekerja tidak memuaskan sebagain besar menilai karena pengurus serikat pekerja tidak fokus: waktu yang disediakan untuk serikat pekerja tidak banyak, lebih banyak tersedot untuk kesibukan sehari-hari karyawan. Ini bisa dimaklumi karena pengurus serikat pekerja juga karyawan di perusahaan media. Dalam banyak kasus bahkan karyawan lebih memilih kesibukan pekerjaan rutin mereka dibandingkan dengan mengurusi serikat pekerja.

Penilaian Terhadap Perjuangan Serikat
Ada banyak isu baik soal sengketa pekerjaan, maupun isu soal aturan kerja, standar gaji dan fasilitas yang seharusnya dinikmati pekerja. Semua isu itu menjadi garapan serikat pekerja. Berbagai isu ini ditanyakan kepada responden, apakah mereke menilai serikat pekerja di tempat mereka pernah memperjuangkan isu tersebut atau tidak. Dilihat dari jawaban yang paling besar, hal yang pernah diperjuangkan oleh serikat pekerja adalah: soal gaji, asuransi kesehatan, soal pemutusan hubungan kerja, status kepegawaian dan biaya liputan. Sementara isu yang belum pernah diperjuangkan, kalau dilihat dari jawaban terbesar responden, adalah isu soal hak cipta, soal cuti, soal jam kerja dan beban kerja karyawan. Empat isu ini meskipun jarang diperjuangkamn oleh serikat pekerja, adalah hal penting. Sudah waktunya, serikat pekerja tidak hanya memperjuangkan tercapainya gaji yang layak dan tunjangan kesehatan yang memadai, tetapi juga aturan yang jelas, tranmsparan dan saling menguntungkan soal beban kerja dan jam kerja karyawan. Ini karena jam kerja pekerja di media yang unik dibandingkan dengan pekerja di perusahaan manufaktur misalnya yang lebih fixed.

Kepada responden ditanyakan, apakah isu yang pernah diperjuangkan oleh serikat pekerja itu menurut mereka memuaskan atau tidak. Rata-rata jawaban responden terbagi antara memuaskan dan ragu-ragu untuk semua item. Artinya baik, tetapi tidak begitu baik sekali. Dari berbagai isu soal ketenagakerjaan itu, isu manayang dianggap penting dan nomor satu oleh karyawan? Penelitian ini menemukan bahwa gaji tetap merupakan aspek terpenting yang harus diperjuangkan oleh serikat pekerja. Setelah gaji, disusul kemudian dengan status pekerja yang jelas dan transparan.

Soal Saham Kolektif
Serikat pekerja mempunyai perhatian yang berbeda terhadap kepemilikan saham kolektif ini. Ada serikat pekerja yang memandang saham kolektif penting diperjuangkan, tetapi ada serikat pekerja yang tidak menempatkan saham kolektif sebagai isu utama. Penelitian terhadap anggota serikat pekerja ini menunjukkan, kepemilikan saham kolektif ternyata dianggap hal yang penting oleh anggota serikat. Sebagian besar (65,1%) responden memandang kepemilikan saham kolektif perlu diperjuangkan serikat pekerja. Dan hanya 7,1% responden yang menganggap tidak perlu memperjuangkan kepemilikan saham kolektif.

Alasan yang paling banyak dikemukakan soal perlunya saham kolektif, agar karyawan mempunyai kesempatan untuk menentukan arah dan kebijakan perusahaan media (41,2%). Respoden juga menganggap kepemilikan saham kolektif perlu agar hak-hak karyawan bisa diperjuangkan (29,7%). Jika saham kolektif itu diperjuangkan, hal yang harus masuk dan diperjuangkan adalah transparansi kejelasan usaha perusahaan (misalnya kalau untung berapa keuntungan perusahaan, kalau rugi, berapa kerugiannya dan sebagainya).

Soal Kesepakatan Kerja Bersama
Responden dalam penelitian ini juga ditanyakan apakah menurut mereka serikat pekerja perlu memperjuangkan KKB (Kesepakatan Kerja Bersama). Di Indonesia, isu KKB ini masih menjadi perdebatan. Ada yang menyatakan, sebaiknya tidak perlu ada KKB karena urusan soal kesepakatan kerja adalah urusan perusahaan. Serikat pekerja hanya mengawasi pelanggaran terhadap aturan perusahaan. Sebaliknya ada yang menyatakan, KKB perlu diperjuangkan. Alasannya, justru perjuangan pertama perlindungan pekerja terletak pada aturan yang berpihak kepada pekerja.

Sebagian besar (68,1%) responden dalam penelitian ini memandang perlunya KKB. Hanya sebagian kecil (8%) responden yang menyatakan kesepakatan kerja perlu dilakukan sendiri antara karyawan dan perusahaan, tanpa melibatkan serikat pekerja.

Source: Reporter Jakarta

0 comments:

Copyrights @ 2006 Perkumpulan Karyawan SmartFM - Jakarta, Indonesia
http://crew-smartfm.blogspot.com

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP