14 Tipe Negatif Karyawan
1. SI PENINDAS
Karyawan tipe ini punya hobi "menindas" teman sekerjanya. Tak jarang, ia menjadi tiran, memerintah karyawan lain seenaknya. "Terserah kamu, mau cara saya apa cara mereka," begitu biasanya mereka bilang. "Kerjakan sekarang, tak perlu mendebat lagi. Saya tunggu 2 jam lagi, ya," begitu katanya seraya pergi.
SOLUSI: Jangan mau diperlakukan seperti itu. Jelaskan pada pengawas Anda betapa sikapnya itu sangat mempengaruhi kinerja Anda. Jelaskan secara spesifik apa saja yang sudah Anda alami akibat ulah Si Penindas. Sementara kepada Si Penindas, jangan segan menolak atau mendebat "perintah"-nya.
2. SI DETAIL
Ingatkah Anda saat SMA dulu, ketika Anda menyelesaikan tugas menulis paper dari guru Anda dan merasa paper itu sebagai mahakarya Anda? Coba ingat-ingat, apakah guru Anda memperhatikan detail atau kesalahan kecil yang Anda buat, misalnya ejaan, pemakaian tanda baca dan sebagainya? Nah, jika ya, guru Anda termasuk jenis si Detail. Kalimat favorit yang biasa diucapkan Si Detail adalah, "Saya harus menceknya lagi. Sepertinya ada yang ketinggalan." Ia disebut Si Detail, karena memang sangat memperhatikan detail dari suatu tugas. Tak jarang, ia terlalu berlebihan dalam memperhatikan detail, sehingga malah mengurangi efektivitas.
SOLUSI: Biasakan ia untuk mengevaluasi semua tugas-tugasnya. Bagaimanapun, ia adalah seorang pencariinformasi yang handal. Ia sangat jeli pada hal-hal kecil yang seringkali luput dari perhatian orang lain. Yang perlu dilakuan adalah sedikit mengerem nafsunya pada detail, agar ia tak kebablasan menjadi negatif. Dengan begitu, ia akan melihat konteks masalah yang lebih besar. Tanyakan padanya, apa isu utama suatu proyek, tujuan keseluruhan, problem utama, atau keuntungan utama dari suatu proyek.
3. SI PERFEKSIONIS
Jika ada sesuatu yang tidak sempurna, karyawan tipe ini pasti akan uring-uringan. Standar kinerjanya biasanya memang tidak realistis, tidak seperti karyawan lain. Bahkan, prestasi karyawan lain yang sudah luarbiasa, bagi dia sepertinya tak berarti apa-apa. Ucapan favoritnya adalah, "Saya pasti bisa lebih baik." Coba simak percakapan antara seorang supervisor yang perfeksionis dengan bawahannya:
SI PERFEKSIONIS (SP): Rata-rata, kita melayani satu klien dalam waktu satu menit. Saya ingin waktunya bisa lebih diperpendek.
KARYAWAN LAIN: Itu sudah termasuk cepat. Di cabang lain waktu rata-ratanya adalah dua menit.
SP: Saya enggak akan pernah puas kalau belum bisa mencapai setengah menit.
SOLUSI: Tak perlu menganggap serius omongan Si Perfeksionis. Tindakan dan sikap mereka hanya menunjukkan ketidakmampuan mereka, bukan ketidakmampuan Anda. Cobalah bekerja dengan mereka, sehingga mereka dapat membuat perkiraan yang realistis.
4. SI GUNUNG ES
Perubahan, sekecil apapun, dapat membuat Si Gunung Es kesal. Si satu ini memang tak suka perubahan. Ia suka status-quo. Jadi, jngan pernah mencoba mengutak-atik atau mengubah segala sesuatu jika tak ingin bencana datang. Kenapa bisa demikian? Kemungkinan, saat masih kecil, Gunung Es mendapat kesan bahwa perubahan adalah sesuatu yang tidak mengenakkan, bahkan membuatnya trauma. Bisa saja ia menerima perubahan pada orang lain, namun tak pernah ia mencoba melakukannya untuk dirinya. Gunung Es juga akan berusaha mati-matian mencegah terjadinya perubahan, jika ia anggap perubahan itu bakal mengancamnya. "Saya lebih suka seperti dulu," begitu ia biasa berujar.
SOLUSI: Cara terbaik adalah mencoba melibatkan orang-orang semacam ini dalam setiap perubahan yang akan dilakukan. Jika mereka menjadi bagian dari perubahan, penolakan mereka akan berkurang pula. Anda juga sebaiknya mengenalkan perubahan tersebut sedikit demi sedikit, sehingga mereka akan terbiasa. Jangan melakukan perubahan mendadak.
5. SI PERAJUK
Karyawan jenis ini tak jarang menolak tugas yang dibebankan padanya, jika ia merasa tugas itu bukan bagian dari tugasnya. Biasanya, langkah itu ia tempuh sebagai akibat perlakuan yang ia terima. Ucapan favoritnya adalah: "Wah, tugas itu tidak termasuk job deskripsi saya."
SOLUSI: Cobalah cari kesempatan bagi Si Perajuk untuk mendapat pelatihan. Seringkali, sikap ini muncul karena ia merasa kariernya mentok, sehingga tak lagi antusias bekerja. Akibatnya, yang ia lakukan adalah, kalau bisa mengerjakan tugas sesedikit mungkin.
6. SI PENYEBAR GOSIP
Tipe satu ini sangat suka menyebarkan isu maupun gosip yang belum jelas kebenarannya. Ia akan merasa menjadi orang penting saat cerita yang ia sampaikan dan ia besar-besarkan diterima semua orang, atau membuat orang-orang di seklitarnya bereaksi. Seringkali, ia melakukan ini karena ia merasa tak diterima lingkungan atau susah masuk ke lingkungannya tersebut. Sebagai kompensasinya, ia pun menyebarkan gosip. Ucapan favoritnya adalah: "Eh, mau tahu enggak gosip terbaru tentang bos?"Biasanya, topik yang sangat ia suka adalah gosip tentang atasan, reorganisasi atau PHK, gaji teman sekerja, kesejahteraan karyawan, percintaan antar-karyawan. Dengan gosip yang ia sebarkan, ia merasa mampu mengontrol lingkungannya, meski cuma sementara.
SOLUSI: Cara terbaik adalah dengan memberikan informasi akurat kepada karyawan. Jika ini Anda lakukan, mereka tak bakal lagi tertarik pada omongan Si Penyebar Gosip
7. SI PESIMIS
Seorang pesimis menganggap kantor atau bahkan dunia sebagai tempat yang tidak nyaman. Ia berharap semua bisa ia lakukan tanpa kendala. Sebetulnya, ia tak pernah bahagia dengan apa yang terjadi. Apapun yang dikerjakan orang lain, ia merasa tak akan menciptakan perubahan baginya. Ucapan yang sering ia lontarkan adalah: "Wah, kayaknya saya enggak sanggup."
SOLUSI: Tak mudah memang mengubah sikap Si Pesimis. Jadi, sebagai langkah awal, fokuskan agar ia mau melakukan beberpa kebiasaaan positif untuk membuang sifat negatif yang ia miliki. Dengan banyak latihan dan dorongan, kebiasaan baru yang positif akan menggantikan kebiasaan pesimis yang merugikannya.
Source:KCM
Bagian 2
0 comments:
Post a Comment