Bagian I
Pendahuluan
Saat ini tercatat ada 28 organisasi serikat pekerja pers di Indonesia. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan jumlah penerbitan pers di Indonesia yang mencapai 1000-an buah. Dari jumlah itu, 90% Serikat Pekerja pers ada di Jakarta. Serikat Pekerja di kalangan media sendiri memang fenomena baru. Bahkan, di media besar sendiri tidak semua mempunyai serikat pekerja. Alasannya bisa macam-macam. Serikat Pekerja dianggap menganggu stabilitas perusahaan. Ada juga yang menyatakan serikat pekerja tidak efektif dalam memperjuangkan kepentingan pekerja.
Penelitian ini ingin melihat bagaimana tanggapan anggota terhadap keberadaan serikat pekerja. Apakah menurut mereka serikat pekerja yang sudah ada sudah menjalankan fungsinya daengan baik? Apakah Serikat pekerja efektif dalam memperjuangkan kepentingan pekerja? Apa harapan dan keinginan mereka terhadap serikat pekerja? Penelitian semacam ini akan berguna untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja serikat pekerja, paling tidak dimata anggotanya sendiri.
Survei ini secara umum ingin melihat bagaimana penilaian anggota serikat pekerja terhadap keberadaan serikat pekerja di tempat masing-masing. Lebih khusus, ada tiga hal yang ingin dilihat:
*Sikap.
Bagaimana penilaian anggota terhadap serikat pekerja. Bagaimana mereka menilai organisasi ini, apa yang mereka harapkan dari serikat pekerja dsb.
*Pengetahuan.
Bagaimana tingkat pengetahuan terhadap hak-hak karyawan. Apa saja perlindungan yang diberikan perusahaan terhadap karyawan dan sebagainya.
*Perilaku.
Apakah anggota pernah menghadapi masalah dengan perusahaan media. Apakah mereka meminta bantuan serikat pekerja. Apa saja yang telah dilakukan serikat pekerja terhadap mereka dan sebagainya.
Metodologi
Teknik penarikan sampel dalam survei ini, adalah sampel kuota (quota sampling). Teknik ini pada dasarnya membagi/mengklasifikasikan responden dalam strata tertentu, tetapi prosedur pengambilan tidak dilakukan secara acak. (Penelitian ini rencana-nya memakai sampel acak (random sampling). Tetapi kerangka sampel, sebuah daftar yang memuat nama-nama anggota dari serikat pekerja belum terdapat. Kalaupun ada, harus disusun terlebih dahulu satu-persatu dari masing-masing serikat pekerja. Karena kerangka sampel tidak tersedia, metode penarikan sampel yang dipakai adalah sampel quota.)
Dengan memakai sampel kuota, hasil penelitian ini memang tidak bisa digeneralisasikan (Tidak menggambarkan populasi pendapat semua anggota serikat pekerja). Tetapi paling tidak ia memberi data kasar bagaimana kira-kira pendapat anggota Serikat Pekerja.Langkah dalam penarikan sampel kuota ini adalah. Pertama, peneliti pertamakali menentukan kategori atau karakteristik dari orang-orang yang akan ditarik sampelnya. Kedua, menentukan berapa orang yang ingin dimasukkan dalam setiap kategori yang sudah diambil. Ketiga, keterangan mengenai kategori dan jumlah orang untuk setiap kategori itu dibuat matriks yang menunjukkan proporsi masing-masing responden dalam setiap kategorisasi. Pewawancara diinstruksikan mewawancarai responden yang sesuai dengan kategori masing-masing sampai jumlah terpenuhi.
Pertama, menentukan kategori responden. Responden dalam survei ini adalah anggota Serikat Pekerja. Responden yang disertakan dalam survei ini disaring dengan menggunakan screening berikut:
(1) Responden dalam survei ini adalah orang yang menjadi anggota serikat pekerja di media bersangkutan.
(2) Responden karyawan dari perusahaan media. Jadi, jurnalis yang masih dalam status magang/percobaan, tidak masuk dalam populasi penelitian ini.
Semua Serikat Pekerja yang ada di Indonesia, dimasukkan dalam penelitian ini.
Kedua, menentukan jumlah orang. Penelitian ini menyertakan 238 anggota serikat pekerja. Karena itu yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah
(1) anggota Serikat pekerja
(2) Bukan pengurus.
Ketiga, menentukan jumlah responden per kategori. Responden dibagi secara merata menurut organisasi serikat pekerja di media dan jenis kelamin responden. Wawawancara dilakukan secara langsung (face to face). Prosedur wawancara dilakukan sebagai berikut:
(1) Daftar kuota tersebut harus dibawa oleh pewawancara.
(2) Pewawancara mewawancarai orang sesuai dengan kategori yang telah ditentukan.
(3) Wawancara dilakukan sampai semua sel atau jumlah terpenuhi.
Ada 238 responden yang disertakan dalam penelitian ini. Jumlah ini terbagi ke dalam 26 serikat pekerja, masing-masing: ANTV, Bangkit, Bisnis Indonesia, Detik.com, Forum Keadilan, Gamma, Gatra, Jakarta News FM, Jakarta Post,Kantor Berita Antara, Kantor Berita Radio 68H,Kompas, Kopitime.com, Kontan, Koran Tempo, Majalah Tempo, Neraca, Pos Kota, Republika, Sinar Harapan, Solo Pos, Suara Pembaruan, SCTV, , Swa Sembada, Warta Kota
Identitas Responden
Ada 238 responden yang disertakan dalam penelitian ini. Sebanyak 63% laki-laki, sisanya perempuan. Dilihat dari usia responden, sebagian besar responden berumur antara 26-35 tahun (45,4%). Proporsi umur lain yang besar adalah 36-45 tahun sebanyak 23,5% dari total keseluruhan responden. Dilihat dari posisi responden, sebagian besar adalah resporter (41,2%). Sementara dari masa kerja di media, responden terbagi dari yang masa kerja 1-2 tahun (sebanyak 29,4%) dan masa kerja 3-4 tahun (23,5%).
Kepuasan Kondisi Kerja
Penelitian ini menanyakan kepada responden, bagaimana mereka menilai kondisi kerja mereka dari gaji, fasilitas liputan sampai tunjangan kesejahteraan. Dari berbagai item yang ditanyakan, sebagian besar responden menjawab kondisi kerja di media mereka biasa-biasa saja ( tidak baik, tidak juga jelek). Gaji, biaya liputan (yang meliputi transportasi, menjamu narasumber), tunjangan uang pensiun, dan tunjangan pendidikan, menurut responden sebagian besar kualitasnya biasa-biasa saja. Bahkan ada beberapa fasilitas yang sebagian besar tidak ada di kantor mereka. Kalaupun ada, kondisinya tidak baik, seperti tunjangan untuk kehamilan, tunjangan perumahan dan kendaraan bermotor.
Dari data ini terlihat, sebagian besar responden melihat sudah terpenuhi keburtuhan dasar: seperti gaji, klaim biaya liputan atau kompensasi dalam kecelakaan kerja, dan tunjangan kesehatan. Tetapi untuk berbagai fasilitas kesejahteraa, seperti tunjangan pendidikan, perumahanm, kendaraan bermotor misalnya, responden menilai belum baik. Bahkan banyak diantaranya yang tidak tersedia di kantor mereka.
Berbagai aturan yang ada di perusahaan responden, juga banyak dinilai biasa saja (tidak baik, tetapi juga tidak buruk). Hanya aturan soal cuti (misalnya lama cuti, cuti melahirkan, apakah mendapat gaji selama cuti) yang dinilai baik dan jelas oleh responden. Sementara aturan penting lain, seperti soal status karyawan (apakah karyawan statusnya kontrak, magang, soal batas waktu pengangkatan) dinilai oleh sebagain besar responden biasa saja. Demikian juga dengan aturan soal jenjang karier (seperti penilaian prestasi karyawan atau tingakatan yang harus dilalui oleh karyawan untuk menduduki jabatan tertentu) juga dinilai sebagain besar rersponden biasa saja.
Alasan Masuk Serikat Pekerja........
Read More......