SEARCH PKS post

10/03/2007

LELA , Mempertahankan Hidup di Jalan Raya

SmartFM Medan
Nurlela boru Sitorus , tidak bosan-bosan membujuk setiap orang yang di lewati, untuk menjadi penumpang mobil angkutan yang di kendalikannya . Suara lantangnya, terus meluncur , dari perempuan yang selalu berbalut jelana panjang jeans yang di padukan dengan baju lengan panjang dan berjilbab itu .

Lela demikian panggilan , perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai sopir angkutan dalam kota jurusan Terminal Amplas –Patumbak – Talun Kenas di Medan Sumatra Utara . Ibu dari tiga anak ini , mengaku tidak malu dengan pekerjaan yang digelutinya , sepanjang memberikan hasil yang halal . Berkat jerih payahnya, dalam sehari Laila mampu memperoleh penghasilan antara 50 sampai dengan 70 ribu rupiah . Al hasil , apa yang telah di lakukan mampu menambah penghasilan keluarga dan membiayai sekolah anak-anaknya .

Nurlela , merupakan satu-satunya sopir perempuan di terminal terbesar di Kota Medan itu . Tidak heran , jika ia sering mendapatkan perlakuan yang melecehkan martabat Perempuan, dari rekan-rekannya sesama sopir . Di bulan puasa ini pun , Nurlela mengakui tantangan yang dihadapi sangat berat . Selain harus menahan haus dan Lapar , Lela juga harus menahan emosi baik kedapa lelaki iseng maupun penumpang yang tidak pengertian .

Di bulan suci Ramadhan ini , Lela tetap menjalankan rukun Islam ke empat yaitu puasa . Baginya tidak ada alasan , untuk tidak menjalankan ibadah puasa maupun ibadah sunah yang lainnya . Baginya , semua aktifitas bisa diatur dengan baik sepanjang ada kemauan dan niat .

Bagi Nurlela , apa yang di jalaninnya saat ini, merupakan salah satu wujud syukur atas nikmat dari yang Kuasa . Dalam benaknya , semua rejeki yang didapatkan, kesehatan dan kehidupan keluarga merupakan kemurahan Tuhan .

Putri Sulung Nurlela - Safitri,, pada awalnya mengaku malu memiliki ibu yang bekerja sebagai sopir angkutan . Dalam benaknya pekerjaan tersebut hanya pantas dilakukan oleh kalangan laki – laki . Namun hari demi hari sang ibu memberikan pengertian , sehingga ahirnya dapat menerima pekerjaan yang di jalani ibundanya .

Meski mendapatkan penolakan dari anak dan keluarga besarnya , namun Laila cukup lega karena sang suami tercinta -Samsul Bahri Damanik- mendukungnya . Pendamping hidupnya itu , mensyaratkan , agar tetap mengingat kodratnya sebagai seorang istri dan ibu serta memegang teguh komitmen pernikahan mereka.

Nurlela , merupakan salah satu tauladan bagi setiap kita , untuk medapatkan nafkah yang halal . Tidak hanya ketegarnnya yang harus menjadi Sopir , tetapi keteguhannya dalam menjalankan perintah-perintah agama . Tidak ada alasan bagi kita, untuk meninggalkan kewajiban sebagai umat beragama , dengan dalih kesibukan bekerja .


REPORTER:
Ester Sianturi, SmartFM Medan

EDITOR:
M Didin Wahidin, SmartFM - Network

0 comments:

Copyrights @ 2006 Perkumpulan Karyawan SmartFM - Jakarta, Indonesia
http://crew-smartfm.blogspot.com

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP