Belajar Dari Alam
Setiap kita mendambakan kesuksesan dan kebahagiaan hidup ? Sebuah kehidupan dimana kita dihormati, dihargai dan dicintai. Kita juga mendambakan kehidupan yang penuh dengan makna, sebuah kehidupan yang dapat membuat orang yang kita cintai juga mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
Namun sayangnya kehidupan ini sering kali berjalan tidak seperti yang kita harapkan. Banyak sekali hal-hal yang tidak kita inginkan justru terjadi dalam kehidupan kita, entah itu berupa krisis, penderitaan, musibah, dan berbagai kegagalan. Jalan untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan seringkali melalui berbagai kesulitan dan penderitaan.
Dalam bukunya yang berjudul Stronger Heart Wiser Mind (Hati yang Lebih Tegar dan Pikiran yang Lebih Bijak) seorang penulis Amerika keturunan Cina, Lim How, dengan indahnya menggambarkan betapa kehidupan ini dapat menjadi lebih bermakna jika kita memilih untuk senantiasa terus belajar, berubah dan bertumbuh. Kehidupan ini bukan sekedar dinikmati ataupun disesali, tetapi harus dijalani hari demi hari seperti halnya dengan alam semesta yang senantiasa bergerak dan berubah untuk mencapai keseimbangan baru.
Dalam menghadapi kehidupan kita sesungguhnya dapat belajar dari alam di sekeliling kita. Karena alam mengajarkan banyak hal kepada kita untuk menjadi lebih bijaksana dan lebih tegar dalam menghadapi kehidupan. Seperti sebuah penggalan puisi yang berjudul Doa Seorang Indian ? an Indian Prayer ?
Oh Great Spirit! Whose voice I hear in the winds And whose breath gives life to all the world.
Let me learn the lessons you have hidden in every leaf and rock.
Memang naluri kita sebagai manusia adalah senantiasa belajar dan mencari tahu tentang arti atau makna dari berbagai hal yang kita lihat atau kita temui dalam kehidupan ini. Namun seringkali justru naluri tersebut sering kita abaikan, sehingga kita tidak dapat melihat apa dibalik peristiwa itu atau belajar dari setiap kesulitan, tantangan ataupun kegagalan yang kita alami tersebut. Padahal sejak jaman dahulu banyak sekali orang-orang bijak yang telah dapat
memahami dan mengerti hubungan antara alam dengan manusia. Ternyata banyak sekali kesamaan antara alam semesta dengan manusia. Sebagai contohnya: sekitar 70 persen permukaan bumi tertutup oleh air, sisanya adalah daratan. Kitapun tahu bahwa tubuh manusia sebanyak 70 persen adalah air. Contoh lain adalah temperatur atmosfir bumi tetap berada dalam keadaan konstan, demikian halnya dengan tubuh manusia.
Bahkan jika tubuh manusia dibagi menjadi partikel-partikel kecil seperti atom, kemudian dibagi menjadi inti atom dan elektron, lalu inti atom dibagi menjadi proton dan neutron, dan lebih kecil lagi menjadi quark, maka sesungguhnya tubuh manusia memiliki konfigurasi seperti alam semesta dengan galaksi dan tata surya.
Seorang pemenang hadiah Nobel, Murray Gell-Mann, yang menemukan Teori Kompleksitas ? mengatakan bahwa segala sesuatu di sekeliling kita merupakan suatu sistem yang adaptif dan dapat mengatur dirinya sendiri. Tuangkan segenggam pasir ke tanah, maka perlahan-lahan pasir tersebut akan membentuk suatu keadaan yang tetap atau stabil.
Demikian halnya dengan dunia ini dan juga seluruh isinya bekerja berdasarkan prinsip seperti pasir. Jika ada gangguan atau goncangan sekeras apapun, maka cepat atau lambat akan mencapai keseimbangan baru.
Alam dalam sejarah kehidupan manusia telah mengajarkan banyak sekali hal kepada kita. Ada beberapa sifat-sifat yang dapat kita pelajari dari alam yang dapat kita gunakan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan ini.
Sifat-Sifat Alam
1. Sumber Daya Terbatas, Potensi Tak Terbatas
Segala sesuatu di dunia ini dibuat atau dibentuk dari sejumlah kecil unsur. Misalnya dalam ilmu fisika dikenal bahwa semua zat dibentuk dari partikel proton dan elektron. Dalam kimia kita ketahui bahwa berbagai jenis bahan kimia terbentuk dari senyawa karbon dan hidrogen. Lebih jauh lagi kita ketahui pula bahwa semua perhitungan yang rumit dalam matematika, statistika maupun akuntansi keuangan, pada dasarnya terdiri hanya sepuluh lambang angka. Berbagai karya tulisan, sastra dan ilmu pengetahuan tersusun dari hanya 26 alfabet!
Demikian halnya musik baik itu berupa musik klasik, rock n roll, new wave, pop tercipta dengan sebuah harmonisasi yang indah dari 7 nada dasar.
Pelajaran apa yang dapat kita petik dari semua ini?
Jawabannya adalah Kreatifitas. Kita dapat menciptakan banyak hal dari sumber daya yang terbatas dengan melakukan proses kreatifitas. Kreatifitas berasal dari kata dasar kreatif yang memiliki akar kata to create yang artinya mencipta. Inilah sesungguhnya Kuasa yang diberikan oleh Tuhan (ingat bahwa we are given the authority to use the Power of God ? Kita diberikan wewenang untuk menggunakan Kuasa Tuhan). Inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Kita diberi kemampuan untuk mencipta, termasuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan kita. Sehingga apapun situasi atau keterbatasan kita, kita memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Kita tidak memerlukan banyak sumberdaya untuk dapat menciptakan banyak hal yang memberi arti bagi kehidupan.
Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mulai belajar mengembangkan kreatifitas dalam diri kita. Seorang anak kecil dapat membuat berbagai macam bentuk dari misalnya 50 potongan lego. Demikian halnya telah jutaan bahkan milyaran penemuan manusia yang berasal dari unsur-unsur yang terbatas atau sederhana. Penemuan roda yang berbentuk lingkaran misalnya telah menyebabkan terciptanya ribuan bahkan jutaan produk seperti mobil, kereta api, sepeda, ban berjalan, dan sebagainya.
2. Alam Senantiasa Mengalami Perubahan
Perubahan adalah salah satu sifat alam yang paling dasar. Alam selalu dinamis dan senantiasa bergerak dan berubah. Demikian halnya dengan manusia, seperti yang dikatakan oleh penulis buku Psychocybernetics, Maxwell Maltz: " Fungsi manusia adalah seperti sepeda. Kalau tidak bergerak maju dan melaju ke arah tujuan ? sasaran ? dia akan berhenti dan jatuh". Jadi sebenarnya perubahan, baik itu berupa krisis, kesulitan dan tantangan hidup adalah sesuatu
yang justru kita butuhkan agar kita senantiasa dapat hidup. Perubahan atau krisis sesungguhnya adalah tanda kehidupan itu sendiri. Kita hidup maka kita berubah dari waktu ke waktu, karena sama seperti alam, kehidupan kita adalah dinamis dan senantiasa bergerak dan berubah. Oleh karenanya dalam memandang setiap situasi atau kesulitan hidup kita harus melihatnya sebagai proses belajar dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.
Hal yang dapat kita pelajari dari alam manakala menghadapi perubahan adalah dengan menyambutnya dengan penuh antusiasme dan sukacita. Kita harus dapat menerima bahkan menikmati setiap perubahan yang terjadi dalam hidup kita agar kita dapat bertahan dan dapat melewati setiap tantangan dan kesulitan untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Seringkali orang sukses adalah bukan mereka yang tidak pernah mengalami tantangan atau kegagalan, melainkan mereka yang dapat bertahan dalam melewati setiap proses kesulitan dan krisis dalam hidup mereka. Betapa seringnya orang gagal dalam suatu hal, karena mereka cepat menyerah. Seperti halnya air baru bisa mendidih setelah mencapai temperatur 100 0 Celcius, demikian halnya dengan setiap ujian atau tantangan yang kita hadapi meskipun nampaknya berbagai usaha telah kita lakukan, jangan pernah menyerah karena siapa tahu kita sudah mencapai 99 0 Celcius.
3. Alam Mengalami Berbagai Malapetaka
Sepanjang sejarah telah kita ketahui bahwa bumi atau alam secara keseluruhan telah mengalami berbagai malapetaka entah itu berupa ledakan gunung berapi, banjir, badai, hantaman meteor dari angkasa luar, gempa bumi yang sedikit banyak telah mengubah wajah bumi. Demikian halnya kitapun mengalami berbagai krisis entah itu berupa krisis keuangan, kecelakaan, penderitaan, kehilangan orang yang kita cintai, sakit parah, dan sebagainya. Seperti halnya bumi, sebagian dari kita mungkin hancur dan tidak dapat sembuh, tetapi secara keseluruhan hidup kita dapat kembali ke keadaan stabil. Ingat teori kompleksitas, yang telah kita bahas sebelumnya, yang mengatakan bahwa kita memiliki daya penyesuaian dan dapat mengatur sistem dalam diri kita sendiri (self regulatory atau self managed). Ada sebuah analogi yang mengatakan: "Beberapa bagian sebuah kapal, seperti mesin kapal misalnya akan tenggelam kalau terpisah dari kapal, tetapi ketika menjadi bagian dari keseluruhan kapal, justru mesin adalah bagian utama yang menyebabkan kapal dapat mengapung dan bergerak di atas lautan." Demikian halnya dengan kehidupan kita, ketika kita mengalami krisis atau kecelakaan misalnya, ada beberapa bagian dari tubuh kita atau perasaan kita yang terluka, tetapi kita secara keseluruhan masih tetap bisa mengarungi kehidupan. Bahkan bagian dari kita yang terluka justru merupakan pendorong bagi kita untuk tetap menjalani kehidupan dengan lebih tegar.
Intisari dari pemikiran ini adalah kita harus senantiasa mengambil hikmah dan belajar dari setiap perubahan atau malapetaka yang terjadi dalam kehidupan kita, sebagaimana halnya alam yang senantiasa dapat bertahan dan membentuk keseimbangan baru yang lebih baik.
Hukum-hukum Alam
sumber:Boby Galih
Namun sayangnya kehidupan ini sering kali berjalan tidak seperti yang kita harapkan. Banyak sekali hal-hal yang tidak kita inginkan justru terjadi dalam kehidupan kita, entah itu berupa krisis, penderitaan, musibah, dan berbagai kegagalan. Jalan untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan seringkali melalui berbagai kesulitan dan penderitaan.
Dalam bukunya yang berjudul Stronger Heart Wiser Mind (Hati yang Lebih Tegar dan Pikiran yang Lebih Bijak) seorang penulis Amerika keturunan Cina, Lim How, dengan indahnya menggambarkan betapa kehidupan ini dapat menjadi lebih bermakna jika kita memilih untuk senantiasa terus belajar, berubah dan bertumbuh. Kehidupan ini bukan sekedar dinikmati ataupun disesali, tetapi harus dijalani hari demi hari seperti halnya dengan alam semesta yang senantiasa bergerak dan berubah untuk mencapai keseimbangan baru.
Dalam menghadapi kehidupan kita sesungguhnya dapat belajar dari alam di sekeliling kita. Karena alam mengajarkan banyak hal kepada kita untuk menjadi lebih bijaksana dan lebih tegar dalam menghadapi kehidupan. Seperti sebuah penggalan puisi yang berjudul Doa Seorang Indian ? an Indian Prayer ?
Oh Great Spirit! Whose voice I hear in the winds And whose breath gives life to all the world.
Let me learn the lessons you have hidden in every leaf and rock.
Memang naluri kita sebagai manusia adalah senantiasa belajar dan mencari tahu tentang arti atau makna dari berbagai hal yang kita lihat atau kita temui dalam kehidupan ini. Namun seringkali justru naluri tersebut sering kita abaikan, sehingga kita tidak dapat melihat apa dibalik peristiwa itu atau belajar dari setiap kesulitan, tantangan ataupun kegagalan yang kita alami tersebut. Padahal sejak jaman dahulu banyak sekali orang-orang bijak yang telah dapat
memahami dan mengerti hubungan antara alam dengan manusia. Ternyata banyak sekali kesamaan antara alam semesta dengan manusia. Sebagai contohnya: sekitar 70 persen permukaan bumi tertutup oleh air, sisanya adalah daratan. Kitapun tahu bahwa tubuh manusia sebanyak 70 persen adalah air. Contoh lain adalah temperatur atmosfir bumi tetap berada dalam keadaan konstan, demikian halnya dengan tubuh manusia.
Bahkan jika tubuh manusia dibagi menjadi partikel-partikel kecil seperti atom, kemudian dibagi menjadi inti atom dan elektron, lalu inti atom dibagi menjadi proton dan neutron, dan lebih kecil lagi menjadi quark, maka sesungguhnya tubuh manusia memiliki konfigurasi seperti alam semesta dengan galaksi dan tata surya.
Seorang pemenang hadiah Nobel, Murray Gell-Mann, yang menemukan Teori Kompleksitas ? mengatakan bahwa segala sesuatu di sekeliling kita merupakan suatu sistem yang adaptif dan dapat mengatur dirinya sendiri. Tuangkan segenggam pasir ke tanah, maka perlahan-lahan pasir tersebut akan membentuk suatu keadaan yang tetap atau stabil.
Demikian halnya dengan dunia ini dan juga seluruh isinya bekerja berdasarkan prinsip seperti pasir. Jika ada gangguan atau goncangan sekeras apapun, maka cepat atau lambat akan mencapai keseimbangan baru.
Alam dalam sejarah kehidupan manusia telah mengajarkan banyak sekali hal kepada kita. Ada beberapa sifat-sifat yang dapat kita pelajari dari alam yang dapat kita gunakan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan ini.
Sifat-Sifat Alam
1. Sumber Daya Terbatas, Potensi Tak Terbatas
Segala sesuatu di dunia ini dibuat atau dibentuk dari sejumlah kecil unsur. Misalnya dalam ilmu fisika dikenal bahwa semua zat dibentuk dari partikel proton dan elektron. Dalam kimia kita ketahui bahwa berbagai jenis bahan kimia terbentuk dari senyawa karbon dan hidrogen. Lebih jauh lagi kita ketahui pula bahwa semua perhitungan yang rumit dalam matematika, statistika maupun akuntansi keuangan, pada dasarnya terdiri hanya sepuluh lambang angka. Berbagai karya tulisan, sastra dan ilmu pengetahuan tersusun dari hanya 26 alfabet!
Demikian halnya musik baik itu berupa musik klasik, rock n roll, new wave, pop tercipta dengan sebuah harmonisasi yang indah dari 7 nada dasar.
Pelajaran apa yang dapat kita petik dari semua ini?
Jawabannya adalah Kreatifitas. Kita dapat menciptakan banyak hal dari sumber daya yang terbatas dengan melakukan proses kreatifitas. Kreatifitas berasal dari kata dasar kreatif yang memiliki akar kata to create yang artinya mencipta. Inilah sesungguhnya Kuasa yang diberikan oleh Tuhan (ingat bahwa we are given the authority to use the Power of God ? Kita diberikan wewenang untuk menggunakan Kuasa Tuhan). Inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Kita diberi kemampuan untuk mencipta, termasuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan kita. Sehingga apapun situasi atau keterbatasan kita, kita memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Kita tidak memerlukan banyak sumberdaya untuk dapat menciptakan banyak hal yang memberi arti bagi kehidupan.
Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mulai belajar mengembangkan kreatifitas dalam diri kita. Seorang anak kecil dapat membuat berbagai macam bentuk dari misalnya 50 potongan lego. Demikian halnya telah jutaan bahkan milyaran penemuan manusia yang berasal dari unsur-unsur yang terbatas atau sederhana. Penemuan roda yang berbentuk lingkaran misalnya telah menyebabkan terciptanya ribuan bahkan jutaan produk seperti mobil, kereta api, sepeda, ban berjalan, dan sebagainya.
2. Alam Senantiasa Mengalami Perubahan
Perubahan adalah salah satu sifat alam yang paling dasar. Alam selalu dinamis dan senantiasa bergerak dan berubah. Demikian halnya dengan manusia, seperti yang dikatakan oleh penulis buku Psychocybernetics, Maxwell Maltz: " Fungsi manusia adalah seperti sepeda. Kalau tidak bergerak maju dan melaju ke arah tujuan ? sasaran ? dia akan berhenti dan jatuh". Jadi sebenarnya perubahan, baik itu berupa krisis, kesulitan dan tantangan hidup adalah sesuatu
yang justru kita butuhkan agar kita senantiasa dapat hidup. Perubahan atau krisis sesungguhnya adalah tanda kehidupan itu sendiri. Kita hidup maka kita berubah dari waktu ke waktu, karena sama seperti alam, kehidupan kita adalah dinamis dan senantiasa bergerak dan berubah. Oleh karenanya dalam memandang setiap situasi atau kesulitan hidup kita harus melihatnya sebagai proses belajar dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.
Hal yang dapat kita pelajari dari alam manakala menghadapi perubahan adalah dengan menyambutnya dengan penuh antusiasme dan sukacita. Kita harus dapat menerima bahkan menikmati setiap perubahan yang terjadi dalam hidup kita agar kita dapat bertahan dan dapat melewati setiap tantangan dan kesulitan untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Seringkali orang sukses adalah bukan mereka yang tidak pernah mengalami tantangan atau kegagalan, melainkan mereka yang dapat bertahan dalam melewati setiap proses kesulitan dan krisis dalam hidup mereka. Betapa seringnya orang gagal dalam suatu hal, karena mereka cepat menyerah. Seperti halnya air baru bisa mendidih setelah mencapai temperatur 100 0 Celcius, demikian halnya dengan setiap ujian atau tantangan yang kita hadapi meskipun nampaknya berbagai usaha telah kita lakukan, jangan pernah menyerah karena siapa tahu kita sudah mencapai 99 0 Celcius.
3. Alam Mengalami Berbagai Malapetaka
Sepanjang sejarah telah kita ketahui bahwa bumi atau alam secara keseluruhan telah mengalami berbagai malapetaka entah itu berupa ledakan gunung berapi, banjir, badai, hantaman meteor dari angkasa luar, gempa bumi yang sedikit banyak telah mengubah wajah bumi. Demikian halnya kitapun mengalami berbagai krisis entah itu berupa krisis keuangan, kecelakaan, penderitaan, kehilangan orang yang kita cintai, sakit parah, dan sebagainya. Seperti halnya bumi, sebagian dari kita mungkin hancur dan tidak dapat sembuh, tetapi secara keseluruhan hidup kita dapat kembali ke keadaan stabil. Ingat teori kompleksitas, yang telah kita bahas sebelumnya, yang mengatakan bahwa kita memiliki daya penyesuaian dan dapat mengatur sistem dalam diri kita sendiri (self regulatory atau self managed). Ada sebuah analogi yang mengatakan: "Beberapa bagian sebuah kapal, seperti mesin kapal misalnya akan tenggelam kalau terpisah dari kapal, tetapi ketika menjadi bagian dari keseluruhan kapal, justru mesin adalah bagian utama yang menyebabkan kapal dapat mengapung dan bergerak di atas lautan." Demikian halnya dengan kehidupan kita, ketika kita mengalami krisis atau kecelakaan misalnya, ada beberapa bagian dari tubuh kita atau perasaan kita yang terluka, tetapi kita secara keseluruhan masih tetap bisa mengarungi kehidupan. Bahkan bagian dari kita yang terluka justru merupakan pendorong bagi kita untuk tetap menjalani kehidupan dengan lebih tegar.
Intisari dari pemikiran ini adalah kita harus senantiasa mengambil hikmah dan belajar dari setiap perubahan atau malapetaka yang terjadi dalam kehidupan kita, sebagaimana halnya alam yang senantiasa dapat bertahan dan membentuk keseimbangan baru yang lebih baik.
Hukum-hukum Alam
sumber:Boby Galih
0 comments:
Post a Comment