SEARCH PKS post

12/31/2007

2008


HAVE A FUNFILLED &

BLASTING NEW YEAR
2008



Best Wishes From :
Perkumpulan Karyawan SMART FM Jakarta


Read More......

Pernyataan Akhir Tahun 2007 AJI

Bebaskan Pers Indonesia dari Ancaman Kekerasan dan Pemidanaan!

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menutup tahun 2007 dengan keprihatinan mendalam terhadap situasi kebebasan pers di tanah air. Ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis di berbagai wilayah, bersamaan dengan kecenderungan upaya kriminalisasi terhadap jurnalis oleh aparat pemerintah maupun warga masyarakat.

Pada satu sisi, AJI bersyukur karena publik semakin menyadari hak-hak informasinya. Kritik terhadap kesalahan pemberitaan pers berjalan seiring dengan tuntutan publik akan pers yang profesional dan mengedepankan etika jurnalistik. Masyarakat sudah mampu membedakan mana pers yang profesional-beretika dengan pers yang ngawur dan mengabaikan etika. Pada bagian ini, sudah sepatutnya komunitas pers, termasuk organisasi media dan organisasi jurnalis di manapun, berbenah diri dengan meningkatkan standar kompetensi jurnalistiknya, termasuk dengan memenuhi kesejahteraan para pekerjanya secara memadai.

Pada sisi lain, sikap kritis publik dan pemerintah terhadap pers yang berlebihan berpotensi mengorbankan kepentingan yang lebih besar, yakni kebebasan pers dan hak publik atas informasi, seperti dijamin Konstitusi. Ancaman terhadap pers bukan lagi berbentuk bredel atau sensor seperti pada zaman Soeharto, melainkan ancaman pemidanaan dan pemenjaraan terhadap pekerja media. Jika dibiarkan, ancaman kriminalisasi pers ini akan menjadi momok baru yang membuat para jurnalis tidak bisa lagi menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sesuai amanat Undang Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

AJI juga mencatat adanya upaya pembelokan isu sistematis yang menyerang integritas wartawan Majalah Tempo Metta Dharmasaputra karena yang bersangkutan berhasil membongkar manipulasi pajak PT Asian Agri lewat liputan investigasinya. Penyebarluasan print-out pesan pendek (sms) yang seharusnya berklasifikasi rahasia, merupakan sebentuk ancaman atas pekerjaan profesional seorang jurnalis sekaligus merupakan pelanggaran langsung atas Undang-Undang Telekomunikasi.Sayangnya, kepolisian yang merupakan pihak pertama pemohon salinan sms kepada PT Telkom sama sekali tidak berbuat apa-apa atas pelanggaran undang-undang tersebut.

Peta Kekerasan Pers 2007

Sepanjang Januari - Desember 2007, AJI mencatat 75 kasus kekerasan terhadap pers di seluruh Indonesia. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya (2006), yakni 53 kasus. AJI juga mencatat propinsi/kota yang paling berbahaya bagi jurnalis (2007) adalah Jakarta (17 kasus), Jawa Timur (14 kasus), Jawa Barat (10 kasus), disusul Propinsi Aceh (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut) 8 kasus kekerasan. Pada 2006, di Jakarta tercatat
ada 16 kasus kekerasan, Jawa Timur 7 kasus, dan Jawa Barat 6 kasus.

Khusus masalah kriminalisasi terhadap pers, AJI mengecam sikap sejumlah aparat penegak hukum, mulai dari Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan, yang melakukan penyidikan kasus pers tanpa melibatkan Dewan Pers (DP) sebagai pengadilan etik jurnalistik tertinggi dalam komunitas pers.

AJI juga menyesalkan sikap aparat penegak hukum (Polisi, Jaksa, Hakim) yang menerapkan “pasal-pasal karet delik pers” dari Kitab Undang Hukum Pidana (KUHP) maupun KUH Perdata dalam menangani sengketa pemberitaan pers. Padahal, sesuai amanat Undang Undang Pers, setiap keberatan terhadap pemberitaan pers tersedia mekanisme hak jawab, hak koreksi, mediasi oleh Dewan Pers, pengadilan etik oleh organisasi jurnalis, sebelum akhirnya sampai ke wilayah hukum.

Pada 2007, AJI mencatat ada sejumlah kasus kriminalisasi pers yang menarik perhatian publik serta dunia internasional. Antara lain; pengadilan atas kolumnis Koran Tempo, Bersihar Lubis, yang kini diadili di Pengadilan Negeri Depok, Jawa Barat; pengadilan Pemimpin Tabloid Investigasi Eddy Sumarsono di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan; pemenjaraan mantan Pemimpin Umum Radar Jogja Risang Bima Wijaya, dan Pemimpin Redaksi Tabloid Oposisi, Medan, Dahri Uhum Nasution. Para jurnalis itu umumnya dihadapkan pada pasal “pencemaran nama baik” dan “kejahatan menyerang kehormatan”,
yang secara zaman sudah tidak layak digunakan karena merupakan aturan hukum peninggalan kolonial Belanda.

Secara internasional, sebenarnya Indonesia sudah masuk ke dalam negara “demokrasi penuh” dengan keberhasilan menyelenggarakan Pemilihan Umum secara langsung, aman dan transparan. Tapi situasi ini tidak didukung dengan iklim kebebasan pers yang masih menempatkan Indonesia sebagai negara “separuh demokratis” dengan indeks kebebasan pers yang masih buruk karena banyaknya kasus kekerasan serta pemidanaan terhadap pers (Sumber: Freedom House 2007 dan Reporters Sans Frontieres 2007). Sebagai anggota Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) yang bermarkas di Brussel, Belgia, dan pendiri Aliansi Pers Asia Tenggara (SEAPA) yang berbasis di Bangkok, AJI akan terus menjaga iklim kebebasan pers yang lebih baik dan berusaha menjamin adanya hak publik atas informasi tetap dipenuhi sesuai amanat reformasi dan Konstitusi.

Dengan ini AJI menyatakan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengecam kekerasan terhadap pers dan menolak setiap upaya kriminalisasi terhadap kebebasan menjalankan profesi jurnalistik, kebebasan mengeluarkan pendapat secara tulisan dan lisan, serta meminta segenap aparat pemerintah dan masyarakat agar lebih memahami tugas dan profesi jurnalistik yang sudah dijamin Undang Undang.

2. Menuntut pemerintah Indonesia, c.q Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Kepala Kejaksaan Agung (Kejakgung), serta Ketua Mahkamah Agung (MA), agar menggunakan kewenangannya mengusut berbagai tindakan kekerasan terhadap pekerja pers, menghentikan upaya pemidanaan terhadap jurnalis dan pers sebagai langkah konkret dalam menjaga demokrasi dan menjalankan amanat Konstitusi tentang hak informasi publik.

3. Mengajak segenap komunitas pers, termasuk perusahaan pers, organisasi pers dan jurnalis agar secara sungguh-sungguh meningkatkan standar profesi dan etika jurnalistik, serta memperhatikan standar kesejahteraan pekerja pers. AJI mengingatkan, pers yang profesional dan taat kode etik jurnalistik (KEJ 2006) akan mendapat dukungan publik, sehingga pers bisa menjalankan tugas dan profesinya lebih bebas. AJI juga mengajak segenap kalangan pers untuk melawan segala bentuk teror dan ancaman yang dapat
mencederai kebebasan pers dan profesi jurnalistik.

Jakarta, 28 Desember 2007

Heru Hendratmoko Eko Maryadi
Ketua Umum Koordinator Divisi Advokasi

Read More......

12/29/2007

Special Akhir Tahun

Menjelang tutup tahun 2007
SmartFM Jakarta mempersembahkan :

"WELCOMING TO 2008"


Reportase dari kota-kota utama di Indonesia,
Refleksi Prie.GS,
Obrolan dengan para Narasumber SmartFM,
etc.....

Simak di 95,9 FM Jakarta
31 Des 2007
Mulai pk.21.00 wib
LIVE ON-AIR

Read More......

12/27/2007

Benazir Bhutto Tewas

RAWALPINDI, PAKISTAN, KAMIS-
Pemimpin oposisi Pakistan Benazir Bhutto diberitakan tewas menyusul luka yang dideritanya akibat serangan bom bunuh diri di Rawalpindi, Pakistan, Kamis (27/12).
Pembom bunuh diri meledakkan bom yang melekat di tubuhnya saat tengah berlangsung kampanye partai pimpinan Bhutto. Namun hingga kini belum dipastikan bagian dari bom yang menewaskan Bhutto. “Bisa jadi butiran besi yang biasa tertanam dalam rompi bunuh diri yang mengenai beliau dan menyebabkan kematian," ungkap juru bicara kementerian dalam negeri Javed Cheema.
Sebelumnya diberitakan Bhutto terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit. Demikian penjelasan awal yang diterima dari pihak partai oposisi yang dipimpin Bhutto.

Ancaman

Sebelumnya, Bhutto memang tidak mengkhawatirkan ancaman baru yang diterimanya Selasa lalu. Mantan Perdana Menteri Pakistan itu, Rabu (24/10), menyatakan akan tetap mengadakan rangkaian kampanye ke berbagai daerah di Pakistan. Partai Rakyat Pakistan memutuskan akan memakai strategi "menjemput bola", begitu dalihnya.
Lima hari setelah ledakan bom di Karachi, Partai Rakyat Pakistan yang dipimpin Bhutto sempat memutuskan akan menghindari kampanye atau rapat akbar yang dapat menarik massa. Mereka khawatir akan kembali terjadi ledakan bom bunuh diri. Namun, partai telah memutuskan lain.
"Sesuai keputusan dari partai, saya akan berkampanye dalam beberapa hari mendatang. Mulai dari Karachi, Lahore, atau Larkana (daerah kelahiran Bhutto) ke Islamabad. Kami memakai cara ’jemput bola’ calon pemilih ke provinsi lain," kata Bhutto.
Keputusan tetap berkampanye keliling Pakistan itu seakan tidak memedulikan ancaman serangan terhadap Bhutto. Surat ancaman berbahasa Urdu itu menyatakan akan membunuh Bhutto ’di mana pun dan kapan pun ada kesempatan’. Surat yang ditandatangani pemimpin serangan ledakan bom bunuh diri dan teman Al Qaeda dan Osama bin Laden. Saat ini ancama tersebut menjadi kenyataan dan Bhutto pun tewas. (REUTERS/AFP/AP/GLO)

Kompas

Read More......

Benazir Bhutto killed in attack

Pakistani former Prime Minister Benazir Bhutto has been assassinated in a suicide attack.
Ms Bhutto had just addressed an election rally in Rawalpindi when she was shot in the neck by a gunman who then reportedly set off a bomb.
At least 15 other people died in the attack and several more were injured.
President Pervez Musharraf and his government called on people to remain calm so that the "nefarious designs of terrorists can be defeated."
Ms Bhutto had twice been the country's prime minister and had been campaigning ahead of elections due in January.
Nawaz Sharif, also a former prime minister and a political rival, told the BBC her death was a tragedy for "the entire nation".
"I can't tell you what the feelings of the people of Pakistan are today," he told BBC News 24 after returning from the hospital where she was brought.
It was the second suicide attack against Benazir Bhutto in recent months and comes amid a wave of bombings targeting security and government officials.
Ms Bhutto's death has plunged her party into confusion and raised questions about whether January elections will go ahead as planned, the BBC's Barbara Plett in Islamabad says.
The PPP has the largest support of any party in the country.
Analysts note that Rawalpindi, the nerve centre of Pakistan's military, is seen as one of the country's most secure cities, making the attack even more embarrassing for the government of Gen Musharraf.

Scene of grief


The explosion occurred close to an entrance gate of the park in Rawalpindi where Ms Bhutto had been speaking. Wasif Ali Khan, a member of the PPP who was at Rawalpindi General Hospital, said she died at 1816 (1316 GMT).
Supporters at the hospital began chanting "Dog, Musharraf, dog", the Associated Press (AP) reports.
Some supporters wept while others exploded in anger, throwing stones at cars and breaking windows.Police confirmed reports Ms Bhutto had been shot in the neck and chest before the gunman blew himself up.
Mr Sharif said there had been a "serious lapse in security" by the government.
Earlier on Thursday, at least four people were killed ahead of an election rally he himself had been preparing to attend close to Rawalpindi.

Return from exile
The killing was condemned by the US, the UK, Russia and France.
"The attack shows that there are still those in Pakistan trying to undermine reconciliation and democratic development in Pakistan," a US state department official said.
UK Foreign Secretary David Miliband said he was "deeply shocked" by Ms Bhutto's death and called for "restraint but also unity".
"Extremist groups... cannot and must not succeed," he added.
Russia called on Pakistan's leaders to ensure stability while France spoke of an "odious" act and said it was deeply concerned.
Ms Bhutto returned from self-imposed exile in October after years out of Pakistan where she had faced corruption charges.
Her return was the result of a power-sharing agreement with President Musharraf in which he granted an amnesty that covered the court cases she was facing.
Since her return relations with Mr Musharraf had broken down.
On the day of her return she led a motor cavalcade through the city of Karachi. It was hit by a double suicide attack that left some 130 dead.

BBC

Read More......

12/23/2007

Christmas














Wishing You :

Have a fabolous Christmas!
Peace all the time.


Best regards,
Perkumpulan Karyawan SmartFM Jakarta

Read More......

12/17/2007

"Penghargaan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak "

Jakarta, 17 Desember 2007

Hari ini di Balai Sidang Jakarta, untuk kedua kalinya Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Anak, UNICEF, menyerahkan "Penghargaan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak". Pada tahun 2006, ketika penghargaan ini diberikan untuk pertama kalinya oleh AJI dan UNICEF, penghargaan hanya diberikan untuk media cetak. Memasuki tahun yang kedua, penghargaan diberikan untuk karya jurnalistik terbaik yang mengangkat isu tentang anak, baik di media cetak, radio maupun televisi.

Dewan juri yang terdiri dari praktisi media cetak, radio dan televisi serta pemerhati hak anak memutuskan
Ahmad Nurhasim (Harian Jurnal Nasional), Angela H Wahyuningsih (Majalah Femina) dan Aries Kelana (Majalah Gatra) sebagai pemenang pertama, kedua dan ketiga untuk kategori media cetak.
Peraih penghargaan untuk karya jurnalistik di radio adalah
Fariansyah (KBR 68H), Sri Lestari (KBR 68H) dan Suryawijanti (KBR 68H) masing-masing sebagai pemenang pertama, kedua dan ketiga.
Sedangkan Toni Tjahjono (RCTI), Aderia (Trans TV) dan Dulhadi (RCTI) memenangi kompetisi untuk kategori televisi.

Selain menerima sertifikat penghargaan dari UNICEF dan AJI, para penerima penghargaan juga menerima hadiah uang sebesar Rp 6.500.000 untuk setiap pemenang pertama, Rp 5.000.000 untuk pemenang kedua, dan Rp 4.000.000 untuk pemenang ketiga, serta asuransi jiwa dengan pertanggungan sebesar Rp 50.000.000. Hadiah ini berasal dari mitra corporate UNICEF: Commonwealth Life, Mayora, dan BCA.

Dr. Gianfranco Rotigliano, Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia mengatakan, "Melalui penghargaan tahunan ini UNICEF ingin memberi peluang dan dorongan kepada para insan media untuk membuat karya-karya jurnalistik mengenai anak, menerapkan prinsip-prinsip jurnalisme investigatif yang handal, mendidik masyarakat luas mengenai isu-isu yang berkaitan dengan anak, sekaligus juga beradvokasi bagi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih baik."

Panitia seleksi menerima 110 karya jurnalistik yang mengangkat isu tentang anak. Karya-karya tersebut berasal dari berbagai media di tanah air. Heru Hendratmoko, Ketua Umum AJI Indonesia menggatakan saat ini telah banyak reporter dan editor yang peka terhadap berbagai masalah yang berkaitan dengan pemberitaan tentang anak. "Jadi tidak hanya sebatas meliput dan menyebarluaskan kepada publik tanpa prespektif sama sekali, " kata Heru Hendratmoko.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Muhammad Nuh, menyambut baik diselenggarakannya penghargaan ini. " Diharapkan dapat mendorong semangat bagi jurnalis baik dari media cetak, radio maupun televisi untuk terus meningkatkan kualitas karyanya," kata Nuh. Selain itu, kata Nuh, juga untuk menyebarluaskan gagasan yang berpihak kepada masa depan anak.

UNICEF dan AJI berkomitmen untuk memberikan penghargaan ini setiap tahun untuk mendorong minat wartawan dan produser untuk mengangkat isu-isu tentang anak dengan memperhatikan prinsip-prinsip jurnalisme yang baik dan perlindungan terhadap hak-hak anak.

Read More......

12/10/2007

Notulensi Pertemuan :Persiapan Pembentukan Federasi Serikat Pekerja Media

Tempat: Ruang Rapat Majalah Swa, Tanah Abang Jakarta Pusat.
Sabtu, 8 Desember 2007

Diskusi dimulai 10.30 dan berakhir 14.30 wib

Acara dibuka dengan pengantar dari Yoga (Forum Karyawan Swa) dan Bina Karos (Divisi Serikat Pekerja AJI Jakarta). Ditekankan bahwa dari 829 media cetak, ribuan radio dan 65 stasiun televisi, yang memiliki serikat pekerja baru sekitar 40-an. Diskusi hari ini untuk mencari dimana letak kesalahan strategi pembangunan SP Media dan menyamakan pemahaman soal pembentukan federasi SP. AJI Jakarta menilai selama ini SP Media kurang bertumbuh karena baru melibatkan wartawan dan belum seluruh pekerja di rantai produksi perusahaan media, terutama di percetakan (untuk media cetak) dan non redaksi lainnya. Selain itu, belum adanya persatuan SP Media juga menyulitkan perkembangan lebih lanjut. Adanya Federasi SP Media akan memungkinkan percepatan pembentukan SP Media karena Federasi bisa memberikan penguatan kapasitas dan memfasilitasi kerja-kerja SP Media di tingkat basis. Selama ini AJI tidak bisa masuk secara penuh ke tingkat basis perusahaan karena tidak memiliki jaringan langsung dengan SP di sana dan selalu dianggap ”orang luar” yang secara legal tidak bisa ”bermain” di tingkat basis.

Bambang Wisudo menekankan bahwa selama ini perjuangan SP Media masih elitis. Namun masih ada harapan. Ketika media berkembang menjadi konglomerasi dan kepentingan bisnis pemilik modal media makin mengemuka, akan makin banyak kesempatan untuk mengajak pekerja media bersatu membentuk serikat pekerja. Untuk itu, Wisudo menilai bergabungnya pekerja media non redaksi adalah kebutuhan mutlak. Selain itu, aliansi di tingkat global juga makin dirasakan sebagai kebutuhan.

Maruf dari ABM menekankan penguasaan rantai produksi perusahaan media dengan mengidentifikasi dan menciptakan kader maju di setiap sektor penting tersebut. Dia juga menilai prasyarat penting bagi majunya pembentukan serikat pekerja media adalah AJI harus berbasis perusahaan. Dengan berbasis individu seperti selama ini, AJI menjadi macan ompong yang tidak bisa masuk ke wilayah advokasi di tingkat basis. Maruf juga mengingatkan bahwa sejarah gerakan sosial di Indonesia pada jaman kolonial dimulai oleh wartawan. Sudah saatnya kepemimpinan gerakan sosial itu kembali pada para wartawan melalui perjuangan berserikat.

Maruf menegaskan bahwa selain pekerja sektor media, sejumlah pekerja di sektor lain juga sedang bersiap membentuk federasi. Dia menyebut antara lain pekerja sektor migas, transportasi, pulp dan kertas serta dosen perguruan tinggi, saat ini sudah membentuk komite-komite persiapan dengan difasilitasi ABM, untuk bersama-sama membentuk federasi. Maruf mengajak suatu saat embrio federasi SP Media bertemu dengan komite-komite persiapan federasi SP di sektor lain.

Pada sessi tanya jawab, Jay Waluyo dari Serikat Pekerja Smart FM, mengingatkan perlunya federasi SP Media untuk mengontrol pelanggaran kebebasan berserikat di perusahaan-perusaha an media. Selain itu, pentingnya SP media juga dirasakan ketika merencanakan program pensiun dan dana asuransi untuk pekerja media. Tak hanya itu, media juga tidak terwakili di forum tripartit nasional. Selama ini, tugas-tugas penting itu tidak tergarap karena belum ada federasi SP Media.
Imam Kurdi dari Serikat Pekerja SCTV menegaskan bahwa sudah ada 50 pekerja SCTV bergabung dalam serikat pekerja yang dia bentuk dan kini sudah terdaftar di Disnaker. Namun, dia mengingatkan masih ada kesenjangan pemahaman di tingkat basis soal pentingnya SP dan aturan hukum yang melindunginya. Dia meminta meski federasi akan dibentuk, penguatan di tingkat basis jangan ditinggalkan.

Marina dari TURC menyambut baik rencana federasi SP Media dan menilai ini bisa membantu kampanye gerakan buruh secara nasional. Selama ini, gerakan buruh dan kondisinya kurang diperhatikan karena tidak masuk dalam agenda media nasional. Dia mengingatkan untuk menuju federasi SP Media dibutuhkan tim inti atau komite persiapan yang berfungsi menjadi jangkar untuk menyiapkan proses ini. Selain itu, juga dibutuhkan pemetaan yang menyeluruh soal kesiapan SP Media di perusahaan-perusaha an untuk bergabung bersama.

Wisudo menjawab bahwa penguatan basis dan pembentukan federasi bisa berjalan simultan dan justru saling menguatkan. Dengan adanya federasi, justru gerakan membesarkan SP Media dan membentuk SP Media baru akan mendapatkan landasan hukum yang kuat. Dia mengingatkan bahwa di tingkat basis, tiga program yang tidak boleh ditinggalkan adalah pendidikan, pengorganisasian dan propaganda. Tujuan pertama di tiap basis adalah negosiasi perjanjian kerja bersama dengan perusahaan.

Maruf menambahkan bahwa sebelum menuju federasi dibutuhkan pendataan dan penilaian bersama soal apa saja kekuatan, kelemahan dan ancaman serta tantangan yang akan dihadapi ke depan. Juga dibutuhkan sebuah bagan proses yang disepakati bersama plus timeframe dan target di tiap tahapan. Untuk mempersiapkan semua itu, dibutuhkan sebuah komite persiapan.

Maruf mengingatkan bahwa makna SP pada dasarnya adalah sekolah politik bagi rakyat. Perjuangan jangan berhenti pada pembentukan federasi misalnya. Harus ada target lain yang lebih besar. ABM saat ini berjuang untuk standardisasi upah layak nasional. Untuk menuju tahapan selanjutnya, sebuah SP Media dan Federasi yang baik harus punya tiga hal: ideologi, politik dan organisasi.

Sessi tanya jawab kedua diisi oleh Sahala M Tobing dari serikat pekerja Dian Rakyat. Dia menjelaskan percetakan Dian Rakyat saat ini tergabung dengan Serikat Pekerja Percetakan dan Penerbitan Media Informasi (SPPPMI). Namun dia tengah berpikir-pikir untuk meninggalkan afiliasi itu dan bergabung dengan federasi yang akan dibentuk AJI ini. Namun untuk memutuskan, dia meminta waktu agar serikatnya bisa memikirkan dan memutuskan soal ini.

Fida dari TURC mengingatkan pentingnya melibatkan non wartawan dalam SP Media dan juga konsolidasi yang terus menerus.
Fuad Bachtiar dari 68 H meminta tips bagaimana membuat penggalangan SP di basis lebih efektif dan juga bagaimana mengubah hubungan kerja yang terlalu hierarkis sehingga pembentukan SP menjadi lebih mudah.

Didik dari Kompas Gramedia menjelaskan bahwa percetakan Gramedia kini masih bergabung dengan SPSI. Namun dia bersikap terbuka dan ingin terus terlibat dalam rencana pembentukan Federasi SP Media ini.
Menjawab pertanyaan itu, Maruf menegaskan bahwa untuk menuju federasi, komite persiapan harus berisikan paling sedikit tim materi yang akan mempersiapkan draft assesment soal kondisi dan situasi nasional dan internasional serta dinamika geopolitik mutakhir yang jadi dasar pentingnya federasi SP media ini. Selain itu, tim materi juga membahas draft strategi dan taktik serta program perjuangan federasi. Tidak ketinggalan, draft aturan organisasi internal federasi juga harus disiapkan. Sebelum mulai bekerja, seluruh SP yang berminat bergabung membentuk federasi diminta menyepakati konvensi dasar yang menjadi landasan kerja komite persiapan. Ini penting agar kerja-kerja komite tidak melenceng dari alur sebab begitu dibentuk komite ini sudah berfungsi sebagaimana layaknya sebuah core federasi.

Maruf juga mengingatkan pembentukan Federasi harus didahului proses panjang untuk saling mengetahui latar belakang masing-masing SP dan aktivisnya. Ini penting agar terjadi kesamaan pandangan dan konsolidasi.
Pada sessi tanya jawab ketiga, Maria dari Tempo meminta federasi ini dipersiapkan dengan matang dan tidak tergesa-gesa. Dia menekankan adanya perbedaan kultur organisasi di tiap media, yang bisa saja menyebabkan pembentukan federasi ini tidak maksimal. Selain itu, dia juga meminta ada survei akademik yang menilai kesiapan masing-masing basis untuk melangkah lebih jauh membentuk Federasi SP Media.
Dono dari Indosiar menegaskan bahwa Indosiar siap bergabung namun saat ini masih bermasalah dalam hal pembentukan SP. Kadernya yang disiapkan sudah ada 10 orang namun yang serius baru 3 orang. Selain itu, manajemen perusahaan sudah bersiap untuk berkonfrontasi dengan SP ini jika sudah terbentuk. Dono meminta bantuan AJI untuk mempersiapkan SP Medianya.

Imam dari SCTV menambahkan bahwa SP Media yang ada di perusahaannya saat ini berafiliasi dengan ASPEK. Dia bertanya apakah bisa diberikan waktu untuk berjalan seiring atau apakah dengan afiliasi ini dia tidak akan bisa bergabung dengan Federasi yang akan dibentuk AJI.

Ricky dari Lativi menyambut baik rencana persatuan SP Media namun meminta perhatian AJI untuk rencana PHK besar-besaran yang sedang disiapkan manajemen Lativi segera setelah Lativi berubah nama menjadi TV One awal 2008. Dia meminta pendampingan AJI.
Menjawab pertanyaan di sessi ini, Wisudo menekankan pada dasarnya AJI siap mendampingi dan mengadvokasi setiap aktivis serikat pekerja. Justru dengan adanya federasi ini, landasan hukum AJI untuk masuk ke basis-basis memfasilitasi pembentukan SP Media dan mengadvokasi kasus-kasus menjadi lebih kuat. Bahkan AJI juga bisa memberi technical assistance untuk negosiasi Perjanjian Kerja Bersama jika SP di basis itu adalah bagian dari federasi. Untuk itu, Wisudo berjanji AJI akan terus memfasilitasi federasi ini, dengan menawarkan penggunaan sekretariat AJI, dana operasional AJI, dan juga jaringan kerja AJI di dalam dan di luar negeri untuk memuluskan jalan bagi pembentukan SP Media ini.

Maruf menambahkan dia gembira sekali bisa berada di sini pada proses awal pembentukan federasi SP Media di Indonesia. ABM siap membantu dan mendukung proses ini selanjutnya. Dia menekankan bahwa saat ini terjadi kekosongan kepemimpinan gerakan buruh dari sektor media. AJI bisa mengambil peran itu demikian juga dengan federasi yang kelak dibentuk ini.

Di akhir diskusi, moderator memfasilitasi diskusi singkat untuk mempersiapkan komite persiapan federasi. Sesuai dengan partisipan yang hadir, ada 4 klasifikasi: SP Media terdaftar yang belum terafiliasi, SP Media terdaftar sudah terafiliasi, SP Media belum terdaftar di Disnaker dan SP Media dalam proses terbentuk. AJI menawarkan semua perwakilan SP yang hadir tetap terlibat dalam proses pembentukan federasi. SP Media yang sudah terafiliasi dipersilakan terus berkomunikasi untuk menjajagi kemungkinan bersatu bersama-sama, sementara SP Media yang belum terdaftar diminta segera mendaftarkan diri, sembari AJI membantu terbentuknya SP-SP di media yang masih dalam proses pembentukan SP. Untuk itu, SP Media terdaftar yang belum terafiliasi diharapkan menjadi tim inti yang mempersiapkan draft bagi rencana pembentukan komite persiapan federasi. Tim inti ini terdiri dari perwakilan SP Smart FM, Swa, Tempo dan TPI dengan koordinator disepakati Jay Waluyo dari Smart FM. SP Hukum Online, Perkawinan, dan Kontan diharapkan segera bergabung dalam tim inti segera setelah terdaftar di Disnaker. Sementara itu, survei yang diminta sebagian peserta akan difasilitasi oleh AJI Jakarta melalui pengumpulan kuisioner ke simpul-simpul yang saat ini juga adalah program Divisi SP AJI Jakarta.

Jay Waluyo sebagai koordinator tim inti kemudian menawarkan pertemuan selanjutnya diadakan pada minggu kedua Januari 2008. Dua SP menawarkan menjadi tempatnya yakni Tempo dan 68H. Karena itu, Jay kemudian menegaskan kepastian waktu dan tempat akan disusulkan lewat surat. Jay juga mengundang perwakilan empat SP sebagai tim inti untuk bertemu pada pekan ketiga Desember di AJI Jakarta untuk mempersiapkan materi yang dibahas pada pertemuan berikutnya. Agenda pertemuan Januari 2008 disepakati adalah rapat pembentukan komite persiapan Federasi SP Media.

Jakarta, 8 Desember 2007
Komang
Moderator sekaligus Notulen Diskusi

Read More......

12/07/2007

Tahun 2040 : 2000 pulau tenggelam

Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas, bukanlah suatu masalah yang perlu kita risaukan.

"Mana mungkin sih tindakan satu-dua makhluk hidup di jagat semesta bisa mengganggu kondisi planet bumi yang mahabesar ini?" barangkali begitulah
Anda berpikir.

Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC) mempublikasikan hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinya sangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 – 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa
manusia.

Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi. Sepanjang tahun 1980-2002, suhu minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17o C per tahun.
Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 o C per tahun. Tanda yang kasat mata adalah menghilangnya salju yang dulu menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia , yaitu Gunung Jayawijaya di Papua.

Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan.
Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daerah-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya.

Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudah seharusnya kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancam kedaulatan negara. Es yang meleleh di kutub-kutub mengalir ke laut lepas dan menyebabkan permukaan laut bumi – termasuk laut di seputar Indonesia – terus meningkat.
Pulau-pulau kecil terluar kita bisa lenyap dari peta bumi, sehingga garis kedaulatan negara bisa menyusut. Dan diperkirakan dalam 30 tahun mendatang sekitar 2000 pulau di Indonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan orang yang tinggal di pesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat tinggal. Begitu pula asset-asset usaha wisata pantai.

Peneliti senior dari Center for International Forestry Research (CIFOR), menjelaskan, pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (disebut juga gelombang panas / inframerah) yang dipancarkan bumi oleh gas-gas rumah kaca (efek rumah kaca adalah istilah untuk panas yang terperangkap di dalam atmosfer bumi dan tidak bisa menyebar). Gas-gas ini secara alami terdapat di udara (atmosfer). Penipisan lapisan ozon juga memperpanas suhu bumi. Karena, makin tipis lapisan-lapisan teratas atmosfer, makin leluasa radiasi gelombang pendek matahari (termasuk ultraviolet) memasuki bumi. Pada gilirannya, radiasi gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombang panas, sehingga kian meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca tadi.

Karbondioksida (CO2) adalah gas terbanyak (75%) penyumbang emisi gas rumah kaca. Setiap kali kita menggunakan bahan bakar fosil (minyak, bensin, gas alam, batubara) untuk keperluan rumah tangga, mobil, pabrik, ataupun membakar hutan, otomatis kita melepaskan CO2 ke udara. Gas lain yang juga masuk peringkat atas adalah metan (CH4,18%), ozone (O3,12%), dan clorofluorocarbon (CFC,14%). Gas metan banyak dihasilkan dari proses pembusukan materi organic seperti yang banyak terjadi di peternakan sapi. Gas metan juga dihasilkan dari penggunaan BBM untuk kendaraan. Sementara itu, emisi gas CFC banyak timbul dari sistem kerja kulkas dan AC model lama. Bersama gas-gas lain, uap air ikut meningkatkan suhu rumah kaca.

Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya iklim.
Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudah memasuki bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau. Menurut perkiraan, dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim kemarau ke musim hujan terus bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari normal. Banyak orang menganggap, banjir besar bulan Februari lalu yang merendam lebih dari separuh DKI Jakarta adalah akibat dari pemanasan global saja. Padahal 35% rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalah penyebab makin panasnya udara Jakarta . Itu sebabnya, kerusakan hutan di Indonesia bukan hanya menjadi masalah warga Indonesia , melainkan juga warga dunia. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), mengatakan, Indonesia pantas malu karena telah menjadi Negara terbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan pembakaran lahan gambut (yang diubah menjadi permukiman atau hutan industri). Jika kita tidak bisa menyelamatkan mulai dari sekarang, 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, 10 tahun lagi hutan Kalimantan yang habis, 15 tahun lagi hutan di seluruh Indonesia tak tersisa. Di saat itu, anak-anak kita tak lagi bisa menghirup udara bersih.

Jika kita tidak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan sepanas planet Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa bertahan, termasuk anak-anak kita nanti.

Cara-cara praktis dan sederhana 'mendinginkan' bumi :

1. Matikan listrik.
(jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak.
Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).

2. Ganti bohlam lampu ke jenis CFL, sesuai daya listrik.
Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet.

3. Bersihkan lampu
(debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).

4. Jika terpaksa memakai AC....
Tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C.

5. Gunakan timer
(untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).

6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.

7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.

8. Jemur pakaian di luar.
Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.

9. Gunakan kendaraan umum
(untuk mengurangi polusi udara).

10. Hemat penggunaan kertas
(bahan bakunya berasal dari kayu).

11. Say no to plastic.
Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.

12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.

Save Our Earth.....Please Act Yourself.....NOW.....!!!!

Read More......

12/03/2007

Dialog Publik : Haruskah Ku Mati?

Hari Hak Asasi Manusia (HAM) diperingati di seluruh dunia setiap tahunnya pada 10 Desember. Namun, setiap tahun pula berbagai kasus pelanggaran HAM masih terabaikan. Penanganan berbagai kasus pelanggaran HAM tidak pernah lepas dari muatan kepentingan elit yang sedang berkuasa. Tak ayal penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM pun terkesan menjadi gincu politik semata.

Di Indonesia, penyelesaian berbagai kasus pelangaran HAM terkatung-katung. Bahkan, beberapa diantaranya malah hampir terlupakan. Mulai dari pembantaian jutaan warga sipil kader dan simpatisan PKI saat transisi kekuasaan Orde Lama menuju Orde Baru, tragedi Talang Sari, Tanjung Priok, Malari, kasus Mei 1998 (Trisakti, Semanggi I dan II), pembunuhan Munir, hukuman mati bagi Tibo cs., dan masih banyak lagi.

Berangkat dari kondisi tersebut, sekaligus untuk memperingati Hari HAM Internasional, Komunitas Gerakan Aktif Tanpa Kekerasan Indonesia (GATKI) wilayah Bandung, bekerja sama dengan Gedung Indonesia Menggugat akan menggelar kegiatan untuk menyambut Hari HAM Internasional, di selenggarakan pada tanggal 5 Desember 2007 dengan keterangan sebagai berikut;

Dialog Publik Haruskah Ku Mati? Kembali Tanyakan Mengapa Hukuman Mati Diterapkan

Tempat:
Aula Utama Gedung Indonesia Menggugat
Jl. Perintis Kemerdekaan 5 Bandung

Waktu:
Pukul 13.00 - 21.30 wib

Pembicara:
Prof. Dr. B. Arief Sidharta, S.H. (Pakar Hukum UNPAR)
Prof. Dr. Romli Atmasasmita, S.H., LL.M. (Pakar Hukum UNPAD) - masih konfirmasi
Suciwati (Aktivis HAM, Istri Alm. Munir)

Moderator:
R. Valentina Sagala, S.E., S.H., M.H. (Institute Perempuan)

Sementara itu, pada sesi pementasan teater akan tampil Teater Sandal Jepit dilanjutkan dengan pertunjukan musik oleh Komunitas Musik Harry Roesli.

Acara ini bertujuan mengangkat wacana penghapusan hukuman mati sebagai salah satu refleksi kritis atas penghargaan terhadap HAM itu sendiri,
mempertajam pemahaman mengenai pertimbangan pemberlakuan ataupun peniadaan hukuman mati, serta memperluas paradigma bahwa hukuman mati
tidak terbatas pada pidana mati melalui proses persidangan semata.

Peserta yang diundang terdiri dari kalangan mahasiswa, perwakilan LSM, praktisi hukum, rohaniwan, serta masyarakat umum.

Besar harapan kami kawan-kawan jurnasli dapat hadir dan meliput peristiwa penting di atas untuk menyebarkan informasi yang tepat dan
lugas kepada masyarakat pembaca media massa, baik media cetak, OnLine, maupun elektronik.

Kami ucapkan terima kasih atas berkenannya kawan-kawan jurnalis untuk hadir tepat pada waktunya.

Koordinator Pers
Gedung Indonesia Menggugat
Argus Firmansah
0815 7351 4591

Read More......
Copyrights @ 2006 Perkumpulan Karyawan SmartFM - Jakarta, Indonesia
http://crew-smartfm.blogspot.com

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP