SEARCH PKS post

6/25/2007

Notulen Tri parted

Jakarta, Juni 2007
No.010/PKS/VI/2007

Hasil Meeting tri parted, antara;
Manajemen, Perwakilan Karyawan dan Power Character
di laksanakan 22 Juni 2007, jam 10.30-11.30 wib

Agenda yang dibahas:

01. Presensi Karyawan
Bulan Mei kemarin terjadi ketidak pahaman mengenai adanya potongan uang kehadiran yang dialami oleh beberapa karyawan, di beberapa departemen, terkait pelaksanaan presensi.

Solusi;

*HRD akan open house setiap hari Rabu, untuk menerima masukan, keluhan, dan masalah yang di alami karyawan.
*Setiap bulan- paling lama 2 bulan, Manajemen akan melakukan meeting bersama seluruh karyawan atau representasi perwakilan karyawan, untuk sharing atau membahas hal-hal permasalahan yang dirasakan karyawan.

02. Training Skill
Akan diadakan Training Skill untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan karyawan.

Usulan mengenai materi yang tepat untuk Training Skill bagi karyawan, ditunggu paling lambat 27 juni 2007. Untuk itu bagi teman-teman, dipersilahkan untuk memberi usulan terhadap materi-materi yang tepat apa saja untuk Training Skill ini (secara tertulis).

03.Persiapan Job Appraisal
Akan dilaksanakan oleh Manajemen pada akhir bulan Juli 2007 mendatang. Namun informasi awal akan disampaikan pada akhir bulan Juni ini.


PERKUMPULAN KARYAWAN SMART FM
Ketua
Jay Waluyo

Sekretaris
Dini Arini

Read More......

6/20/2007

Kordinator Simpul Divisi SP PKS

Jakarta Juni 2007

Untuk memaksimalkan penyerapan aspirasi anggota SP PKS, maka dibutuhkan adanya Koordinator tiap simpul ( Divisi Kerja ). Simpul tersebut meliputi :

News:
Dedi Irawan
--------
Marketing:
Dina
--------
Office:
Okta
--------
Produksi:
Bagas
--------
Operator:
Bowo
--------
Finance:
Karno
--------
IT:
Ino
--------
OB:
Wawan
--------
Penyiar:
Teddy
--------
Teknisi:
.........


Fungsi Simpul Divisi

01. Menyerap aspirasi anggota di divisi masing-masing
02. Konsilidasi secara kolektif
03. Bersama –sama membuat solusi yang diperlukan dan mendistribusikan informasi ke masing-masing anggotanya


Koordinator PKS
Jay Waluyo

Sekretaris
Dini Arini

Read More......

6/14/2007

EyEs MiC

Read More......

6/13/2007

BPH SP-PKS

BADAN PENGURUS HARIAN(BPH)
SP Perkumpulan Karyawan SmartFM


Ketua
Jay Waluyo

Wakil Ketua
Didin Wahidin

Seketaris
Dini Arini B

Bendahara
Amelia Mutia

Divisi Organisasi & Pengembangan Profesi
1.Prayudi H
2.Toni Bagio

Divisi Advokasi
Sidik S Purwoko


Web Support
Onie.FM


# BPH ini mulai aktif sejak Mei 2007

Read More......

Radio Siaran Tolak Merger

TEMPO Interaktif, Jakarta:

Radio siaran di Jakarta menolak merger. Mereka menilai stasiun radio berizin di Jakarta saat ini menggunakan batas frekuensi yang sesuai ketentuan. Apalagi teknologi yang ada saat ini dapat mengatasi penggunaan frekuensi dengan baik.

Penolakan itu menanggapi permintaan pemerintah agar radio siaran di Jakarta melakukan penggabungan usaha atau merger. Sebab jumlah radio siaran yang beroperasi di Jakarta sekitar 50 stasiun radio melebihi kanal frekuensi yang tersedia sehingga kualitas siaran radio menjadi kurang bagus.

Ketua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia, Gandjar Suwargani, mengatakan kualitas siaran radio menjadi kurang bagus bukan karena jumlah radio siaran yang mencapai sekitar 50 radio itu, tapi karena banyaknya radio gelap yang tidak memiliki izin siaran. “Jadi pemerintah seharusnya menertibkan radio gelap,” kata Ganjar.

Ia menilai, peraturan pemerintah yang mengatur radio siaran masih cukup memadai. Peraturan itu diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan No 15/2003 tentang Rencana Induk Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk Keperluan Radio Siaran Frequency Modulation (FM).

Dalam peraturan itu, kata Ganjar, stasiun radio yang berada di daerah perkotaan dilarang menggunakan frekuensi yang masih berada dalam jarak 400 kilohertz dari frekuensi stasiun radio
lain. “Ketentuan itu masih cukup aman untuk kebutuhan sekitar 50 radio yang ada di Jakarta,” kata dia.

Presiden Komisaris Masima, Malik Sjafei, berpendapat senada. Masima adalah induk perusahaan radio Prambors, Delta, dan Female. Malik menilai usulan itu sebagai bentuk paksaan. “Masa kawin aja dipaksa,” ujar Malik. Merger bukanlah ide yang tepat untuk mengatasi penyempitan jumlah radio.

Sebab teknologi yang ada saat ini dapat mengatasi penggunaan frekuensi dengan baik. Secara teknis, setiap radio bisa hidup secara berdampingan. “Jadi sudah kuno ngeributin yang gituan,” ujar Malik.

Penyempitan kanal frekuensi radio, kata Malik, karena ketidakmampuan penyelenggara radio untuk menggunakan peralatan atau karena keberadaan radio liar yang menggunakan peralatan di bawah standar. Lantaran itu, pemerintah seharusnya membenahi ketentuan standarisasi penyelenggaraan radio.

...Radio di Jakarta diminta merger

Read More......

Radio di Jakarta Diminta Merger

TEMPO Interaktif, Jakarta:

Radio siaran di Jakarta harus melakukan penggabungan usaha atau merger. Sebab jumlah radio siaran yang beroperasi di wilayah udara Jakarta melebihi kanal frekuensi yang disediakan sehingga kualitas siaran radio kurang bagus.

Juru Bicara Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan Informatika Gatot S. Dewa Broto mengatakan saat ini jumlah radio di Jakarta melebihi jumlah kanal frekuensi.

Untuk itu, pemerintah akan menata kembali rencana induk atau master plan penggunaan frekuensi siaran radio dengan mengubah Keputusan Menteri Perhubungan nomor 15/2003 tentang Rencana Induk Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk Keperluan Radio Siaran Frequency Modulation (FM).

Peraturan itu menetapkan bahwa kanal frekuensi yang disediakan untuk penyelenggaraan siaran radio hanya untuk 26 kanal frekuensi radio. Namun kenyataannya radio siaran yang beroperasi di Jakarta mencapai lebihi dari dua kali lipat jumlah itu. “Karena itu sering terdengar siaran radio yang tumpang tindih,” kata Gatot di Jakarta kemarin.

Kondisi penggunaan frekuensi radio di Jakarta semakin diperparah dengan banyaknya radio siaran dan radio komunitas yang beroperasi tanpa izin sehingga kontrol terhadap frekuensi menjadi semakin sulit. Pemerintah sendiri tidak berhak menutup stasiun radio itu, tapi hanya bisa menegur. “Itupun masih diprotes," ujar Gatot.

Menurut Devisi Programing Radio Bahana Luscy Soedirham, permintaan pemerintah untuk mengurangi jumlah radio di Jakarta pada prinsipnya bisa diterima.Asal saja permintaan itu tidak bermaksud untuk membatasi kreativitas para pekerja radio.
Contohnya, kata Luscy, jangan sampai permintaan ini bermaksud untuk menciptakan persaingan yang tidak sehat karena adanya intervensi kelompok usaha media tertentu yang ingin measuk ke bisnis radio. “Karena itu pemerintah harus menjelaskan secara detail soal permintaan ini,” ujarnya.

.....Radio Siaran Tolak Merger

Read More......

6/12/2007

Sebagian Besar Radio Belum Lengkapi Izin

TEMPO Interaktif, Jakarta:

Sebagian besar radio di Indonesia belum melengkapi persyaratan izin siaran. Dari 1100 radio yang ada saat ini baru 300 radio yang melengkapi dan dimengantongi izin siaran. Padahal pemerintah sudah lama mensosialisasikan persyaratan itu.

Direktur Penyiaran Ditjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Departemen Komunikasi dan Informasi, Agnes Widiyanti, mengatakan beberapa persyaratan yang tidak diperhatikan itu antara lain aspek teknis dan administrasi.

“Contohnya tidak ada syarat perizinan seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB), transmisi, IMB Studio, kartu tanda penduk para pengurus atau pemilik radio,” kata Agnes di Jakarta kemarin. Padahal, pemerintah siap memberikan izin setelah persyaratannya dilengkapi.

Read More......

6/10/2007

Jalur Kereta

Sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api. Jalur yang pertama adalah jalur aktif (masih sering dilewati KA), sementara jalur kedua sudah tidak aktif. Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang tidak aktif (tidak pernah lagi dilewati KA), sementara lainnya bermain di jalur KA yang masih aktif.

Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi.
Kebetulan Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA tersebut.
Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang bermain. Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak yang sedang bermain di jalur KA yang tidak aktif.
Atau Anda akan membiarkan kereta tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?

Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan apa yang sebaiknya kita ambil

Sebagian besar orang akan memilih untuk memindahkan arah kereta dan hanya mengorbankan jiwa seorang anak. Anda mungkin memiliki pilihan yang sama karena dengan menyelamatkan sebagian besar anak dan hanya kehilangan seorang anak adalah sebuah keputusan yang rasional dan dapat disyahkan baik secara moral maupun emosional.

Namun sadarkah Anda bahwa anak yang memilih untuk bermain di jalur KA yang sudah tidak aktif, berada di pihak yang benar karena telah memilih untuk bermain di tempat yang aman? Disamping itu, dia harus dikorbankan justru karena kecerobohan teman-temannya yang bermain di tempat berbahaya.

Dilema semacam ini terjadi di sekitar kita setiap hari. Di kantor, di masyarakat, di dunia politik dan terutama dalam kehidupan demokrasi, pihak minoritas harus dikorbankan demi kepentingan mayoritas. Tidak peduli betapa bodoh dan cerobohnya pihak mayoritas tersebut. Nyawa seorang anak yang memilih untuk tidak bermain bersama teman-temannya di jalur KA yang berbahaya telah dikesampingkan. Dan bahkan mungkin tidak kita tidak akan menyesalkan kejadian tersebut.

Seorang teman yang men-forward cerita ini berpendapat bahwa dia tidak akan mengubah arah laju kereta karena dia percaya anak-anak yang bermain di jalur KA yang masih aktif sangat sadar bahwa jalur tersebut masih aktif. Akibatnya mereka akan segera lari ketika mendengar suara kereta mendekat.
Jika arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka seorang anak yang sedang bermain di jalur tersebut pasti akan tewas karena dia tidak pernah berpikir bahwa kereta akan menuju jalur tersebut. Disamping itu, alasan sebuah jalur KA dinonaktifkan kemungkinan karena jalur tersebut sudah tidak aman. Bila arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka kita telah membahayakan nyawa seluruh penumpang di dalam kereta.
Dan mungkin langkah yang telah ditempuh untuk menyelamatkan sekumpulan anak dengan mengorbankan seorang anak, akan mengorbankan lagi ratusan nyawa penumpang di kereta tersebut.

Kita harus sadar bahwa HIDUP penuh dengan keputusan sulit yang harus dibuat. Dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa sebuah keputusan yang cepat tidak selalu menjadi keputusan yang benar. "Ingatlah bahwa sesuatu yang benar tidak selalu populer dan sesuatu yang populer tidak selalu benar".

-dari sebuah milis-

Read More......

6/06/2007

11th Smart FM

Tumpengan 11th Smart FM Network

foto by Bagas

Read More......
Copyrights @ 2006 Perkumpulan Karyawan SmartFM - Jakarta, Indonesia
http://crew-smartfm.blogspot.com

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP