9 Elemen Jurnalisme (Part 02)
5. Memantau Kekuasaan dan Menyambung Lidah Mereka yang Tertindas
*Pers sebagai anjing penjaga, tak sekadar memantau pemerintahan, tapi juga meluas hingga pada semua lembaga yang kuat di masyarakat atas nama orang banyak untuk mencegah terjadinya tirani.
*Tujuan peran anjing penjaga juga berkembang, ia tak hanya menjadikan manajemen dan pelaksana kekuasaan transparan semata, tapi juga menjadikan akibat dari kekuasaan itu diketahui dan dipahami. Pers harus mengenali kapan lembaga kekuasaan bekerja secara efektif, dan kapan tidak.
*Perlunya mengembangkan liputan investigatif, yang menyingkap cara pandang baru sekaligus informasi baru tentang sebuah masalah.
*Prinsip ini mensyaratkan ketrampilan khusus, temperamen khusus, dan rasa lapar yang khusus. Prinsip ini juga mensyaratkan komitmen serius dari sumber, hasrat untuk meliput masalah yang penting, dan sebuah pers yang independen dari kepentingan apapun, kecuali buat warga.
6.Jurnalisme sebagai Forum Publik
*Laporan berita bukanlah kata-kata yang tercetak beku, dan mereka tidak hidup dalam ruang hampa; mereka adalah bagian percakapan. Dan sekalipun percakapan sudah pasti melibatkan pertukaran informasi, sebagian besar merupakan pertukaran ide dan opini.
*Penyedia berita kita menciptakan sejumlah saluran yang memungkinkan warga berinteraksi. Saluran ini bisa meliputi surat, email, kontak telepon. Ruang untuk menulis kolom opini tamu, kesempatan untuk membuat saran berita, dan ombudsman. Meliputi juga penampilan publik oleh anggota staf dalam acara pertemuan-pertemuan umum, diskusi panel, juga dialog radio interaktif dan penampilan televisi.
*Pada 1840 Houston Star termasuk suratkabar pertama yang membuat ruang tunggu di kantornya.
*Diskusi publik harus dibangun di atas prinsip-prinsip yang sama sebagaimana hal lain dalam jurnalisme—kejujuran, fakta, dan verifikasi. Forum yang tak punya sikap hormat pada fakta akan gagal memberi informasi. Sebuah debat yang dipenuhi prasangka dan pengandaian hanya akan menimbulkan amarah.
7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting, menarik, dan relevan
*Jurnalisme adalah mendongeng dengan sebuah tujuan. Tujuannya adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan orang dalam memahami dunia. Bukan semata hiburan.
*Bagaimana dengan teknik mengubah berita menjadi hiburan dan hiburan menjadi berita?
*Menarik audiens hanya dengan menyajikan tontonan yang enak dilihat akan gagal sebagai strategi bisnis jurnalisme jangka panjang. Audiens semacam itu akan berpindah pada hal “yang paling memikat” berikutnya karena ia terbangun di atas tanah yang lembek sejak awal.
*Ada tiga alasan, sederhana tapi tak terbantahkan: Anda akan memudarkan selera dan pengharapan sejumlah orang terhadap sesuatu yang lain, strategi infotainment menghancurkan otoritas organisasi berita, Anda bermain menggunakan kekuatan media lain dan bukannya kekuatan media Anda sendiri.
*Sejarah dalam waktu yang panjang telah mengisyaratkan bahwa organisasi yang lebih menggeluti informasi di ujung spektrum condong berjaya dibandingkan yang menggeluti ujung hiburan.
8. Jurnalisme harus menjaga agar berita komprehensif dan proporsional
*Apa berita yang menarik minat pembaca? Apa trend pakaian yang sedang digemari anak muda sekarang? Bagaimana media melihat banyak hal yang bisa dijadikan berita?
*Jurnalisme adalah kartografi modern. Ia menghasilkan sebuah peta bagi warga untuk mengarahkan persoalan masyarakat. Seperti halnya peta, nilai jurnalisme bergantung pada kelengkapan dan proporsionalitas. Konsep pembuat peta juga membantu kita memahami lebih baik ide keberagaman dalam berita.
*Agar berita tetap komprehensif dan proporsional, perlu riset pasar. Tapi riset macam apa?
*Kita perlu menciptakan sebuah riset pasar jurnalisme yang mendekati orang sebagai warga dan bercerita lebih banyak kepada kita mengenai hidup mereka? Bagaimana Anda menghabiskan waktu? Ceritakan hari Anda. Berapa lama perjalanan Anda? Apa yang Anda cemaskan? Apa yang Anda harapkan dan takutkan bagi anak-anak Anda? Ini memungkinkan redaktur memahami bagaimana merancang sebuat paket berita yang komprehensif dan proporsional.
9. Para praktisinya harus diperbolehkan mengikuti nurani mereka
*“Jurnalisme terbaik sering kali muncul ketika ia menentang manajemennya.” (Bob Woodward)
*“Kemampuan wartawan untuk mengikuti nurani jauh lebih penting daripada apapun yang mereka percayai atau keyakinan apapun yang mereka bawa ke dalam pekerjaan mereka. Kredibilitas, lebih daripada objektivitas, itulah yang penting bagi kita dalam industri kita … Harus ada budaya di redaksi yang memungkinkan seorang wartawan punya sebuah diskusi yang bebas dan terbuka.” (Linda Foley, presiden Newspaper Guild)
*Ruang redaksi mesti ada dialog, dengan begitu juga perlu ada keberagaman. Tujuan keberagaman tak hanya membentuk ruang redaksi yang mirip keragaman masyarakat, tapi juga ruang redaksi yang terbuka dan jujur sehingga keberagaman ini bisa berfungsi. Tujuan keberagaman adalah organisasi berita yang lebih akurat. Kuota etnik, gender, dan ras adalah sebuah cara untuk mendekatinya.
Di mana peran warga?
*Jika kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran, lantas apa peran warga masyarakat? Tanggung jawab apa yang mereka punyai?
*Warga harus menepikan prasangka, dan menilai kerja wartawan berdasarkan apakah tulisannya menyumbang pada kemampuan mereka untuk mendapatkan informasi.
*Dalam pengertian itu, elemen jurnalisme adalah pernyataan hak-hak dasar sebuah masyarakat sekaligus menjadi pernyataan tanggung jawab wartawan. Maka, perlu sekali untuk menghitung berapa banyak kita sebagai warga bisa mengenali apakah elemen jurnalisme muncul dalam berita yang kita terima.
*Warga punya sebuah kewajiban untuk mendekati berita dengan pikiran terbuka, bersedia menerima fakta baru dan mengkaji pandangan baru saat mereka dihadirkan.
*Warga punya tanggung jawab untuk muncul pada forum publik, atau mengirim email atau surat kepada redaktur.
*Apa yang kita lakukan sebagai warga jika hak-hak ini tidak terpenuhi? Tindakan apa, misalnya, yang bisa dan seharusnya kita ambil jika sebuah koran melaporkan kasus kecurangan bisnis atau politik namun tidak mengikuti kontroversi yang timbul dari masalah itu?
Pertama, tentu saja, berupa nasihat atau informasi, dan bukannya hujatan, karena kontak semacam ini bekerja paling baik jika datang secara konstruktif.
Kedua, jika hal ini diabaikan, tawarkan lagi dengan beragam cara. Misalnya, jika sebuah email tidak ditanggapi, kirimkan lagi, dan lantas angkat telepon dan tulis sepucuk surat, dengan sebuah salinan kepada pemimpin redaksi.
*Apa yang bisa kita lakukan jika kita sebagai warga sudah menawari organisasi berita ini umpan balik, tapi kontribusi, ide, serta kritik kita diabaikan?
Hak hanya bermakna sesuatu jika mereka dilihat sebagai hak. Pada poin itu, hentikan usaha Anda. Hentikan berlangganan. Stop menonton. Yang paling penting, tulis penjelasan yang gamblang mengapa Anda melakukan hal itu. Pasar gagal jika kita sebagai warga bertindak pasif, tak sudi lagi menyentuh produk yang merosot mutunya karena kita tak punya alternatif.
Budi Setiyono
Yayasan Pantau
*Tujuan peran anjing penjaga juga berkembang, ia tak hanya menjadikan manajemen dan pelaksana kekuasaan transparan semata, tapi juga menjadikan akibat dari kekuasaan itu diketahui dan dipahami. Pers harus mengenali kapan lembaga kekuasaan bekerja secara efektif, dan kapan tidak.
*Perlunya mengembangkan liputan investigatif, yang menyingkap cara pandang baru sekaligus informasi baru tentang sebuah masalah.
*Prinsip ini mensyaratkan ketrampilan khusus, temperamen khusus, dan rasa lapar yang khusus. Prinsip ini juga mensyaratkan komitmen serius dari sumber, hasrat untuk meliput masalah yang penting, dan sebuah pers yang independen dari kepentingan apapun, kecuali buat warga.
6.Jurnalisme sebagai Forum Publik
*Laporan berita bukanlah kata-kata yang tercetak beku, dan mereka tidak hidup dalam ruang hampa; mereka adalah bagian percakapan. Dan sekalipun percakapan sudah pasti melibatkan pertukaran informasi, sebagian besar merupakan pertukaran ide dan opini.
*Penyedia berita kita menciptakan sejumlah saluran yang memungkinkan warga berinteraksi. Saluran ini bisa meliputi surat, email, kontak telepon. Ruang untuk menulis kolom opini tamu, kesempatan untuk membuat saran berita, dan ombudsman. Meliputi juga penampilan publik oleh anggota staf dalam acara pertemuan-pertemuan umum, diskusi panel, juga dialog radio interaktif dan penampilan televisi.
*Pada 1840 Houston Star termasuk suratkabar pertama yang membuat ruang tunggu di kantornya.
*Diskusi publik harus dibangun di atas prinsip-prinsip yang sama sebagaimana hal lain dalam jurnalisme—kejujuran, fakta, dan verifikasi. Forum yang tak punya sikap hormat pada fakta akan gagal memberi informasi. Sebuah debat yang dipenuhi prasangka dan pengandaian hanya akan menimbulkan amarah.
7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting, menarik, dan relevan
*Jurnalisme adalah mendongeng dengan sebuah tujuan. Tujuannya adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan orang dalam memahami dunia. Bukan semata hiburan.
*Bagaimana dengan teknik mengubah berita menjadi hiburan dan hiburan menjadi berita?
*Menarik audiens hanya dengan menyajikan tontonan yang enak dilihat akan gagal sebagai strategi bisnis jurnalisme jangka panjang. Audiens semacam itu akan berpindah pada hal “yang paling memikat” berikutnya karena ia terbangun di atas tanah yang lembek sejak awal.
*Ada tiga alasan, sederhana tapi tak terbantahkan: Anda akan memudarkan selera dan pengharapan sejumlah orang terhadap sesuatu yang lain, strategi infotainment menghancurkan otoritas organisasi berita, Anda bermain menggunakan kekuatan media lain dan bukannya kekuatan media Anda sendiri.
*Sejarah dalam waktu yang panjang telah mengisyaratkan bahwa organisasi yang lebih menggeluti informasi di ujung spektrum condong berjaya dibandingkan yang menggeluti ujung hiburan.
8. Jurnalisme harus menjaga agar berita komprehensif dan proporsional
*Apa berita yang menarik minat pembaca? Apa trend pakaian yang sedang digemari anak muda sekarang? Bagaimana media melihat banyak hal yang bisa dijadikan berita?
*Jurnalisme adalah kartografi modern. Ia menghasilkan sebuah peta bagi warga untuk mengarahkan persoalan masyarakat. Seperti halnya peta, nilai jurnalisme bergantung pada kelengkapan dan proporsionalitas. Konsep pembuat peta juga membantu kita memahami lebih baik ide keberagaman dalam berita.
*Agar berita tetap komprehensif dan proporsional, perlu riset pasar. Tapi riset macam apa?
*Kita perlu menciptakan sebuah riset pasar jurnalisme yang mendekati orang sebagai warga dan bercerita lebih banyak kepada kita mengenai hidup mereka? Bagaimana Anda menghabiskan waktu? Ceritakan hari Anda. Berapa lama perjalanan Anda? Apa yang Anda cemaskan? Apa yang Anda harapkan dan takutkan bagi anak-anak Anda? Ini memungkinkan redaktur memahami bagaimana merancang sebuat paket berita yang komprehensif dan proporsional.
9. Para praktisinya harus diperbolehkan mengikuti nurani mereka
*“Jurnalisme terbaik sering kali muncul ketika ia menentang manajemennya.” (Bob Woodward)
*“Kemampuan wartawan untuk mengikuti nurani jauh lebih penting daripada apapun yang mereka percayai atau keyakinan apapun yang mereka bawa ke dalam pekerjaan mereka. Kredibilitas, lebih daripada objektivitas, itulah yang penting bagi kita dalam industri kita … Harus ada budaya di redaksi yang memungkinkan seorang wartawan punya sebuah diskusi yang bebas dan terbuka.” (Linda Foley, presiden Newspaper Guild)
*Ruang redaksi mesti ada dialog, dengan begitu juga perlu ada keberagaman. Tujuan keberagaman tak hanya membentuk ruang redaksi yang mirip keragaman masyarakat, tapi juga ruang redaksi yang terbuka dan jujur sehingga keberagaman ini bisa berfungsi. Tujuan keberagaman adalah organisasi berita yang lebih akurat. Kuota etnik, gender, dan ras adalah sebuah cara untuk mendekatinya.
Di mana peran warga?
*Jika kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran, lantas apa peran warga masyarakat? Tanggung jawab apa yang mereka punyai?
*Warga harus menepikan prasangka, dan menilai kerja wartawan berdasarkan apakah tulisannya menyumbang pada kemampuan mereka untuk mendapatkan informasi.
*Dalam pengertian itu, elemen jurnalisme adalah pernyataan hak-hak dasar sebuah masyarakat sekaligus menjadi pernyataan tanggung jawab wartawan. Maka, perlu sekali untuk menghitung berapa banyak kita sebagai warga bisa mengenali apakah elemen jurnalisme muncul dalam berita yang kita terima.
*Warga punya sebuah kewajiban untuk mendekati berita dengan pikiran terbuka, bersedia menerima fakta baru dan mengkaji pandangan baru saat mereka dihadirkan.
*Warga punya tanggung jawab untuk muncul pada forum publik, atau mengirim email atau surat kepada redaktur.
*Apa yang kita lakukan sebagai warga jika hak-hak ini tidak terpenuhi? Tindakan apa, misalnya, yang bisa dan seharusnya kita ambil jika sebuah koran melaporkan kasus kecurangan bisnis atau politik namun tidak mengikuti kontroversi yang timbul dari masalah itu?
Pertama, tentu saja, berupa nasihat atau informasi, dan bukannya hujatan, karena kontak semacam ini bekerja paling baik jika datang secara konstruktif.
Kedua, jika hal ini diabaikan, tawarkan lagi dengan beragam cara. Misalnya, jika sebuah email tidak ditanggapi, kirimkan lagi, dan lantas angkat telepon dan tulis sepucuk surat, dengan sebuah salinan kepada pemimpin redaksi.
*Apa yang bisa kita lakukan jika kita sebagai warga sudah menawari organisasi berita ini umpan balik, tapi kontribusi, ide, serta kritik kita diabaikan?
Hak hanya bermakna sesuatu jika mereka dilihat sebagai hak. Pada poin itu, hentikan usaha Anda. Hentikan berlangganan. Stop menonton. Yang paling penting, tulis penjelasan yang gamblang mengapa Anda melakukan hal itu. Pasar gagal jika kita sebagai warga bertindak pasif, tak sudi lagi menyentuh produk yang merosot mutunya karena kita tak punya alternatif.
Budi Setiyono
Yayasan Pantau
--------------
0 comments:
Post a Comment