Unsur Pokok Berita
Suatu peristiwa yang diberitakan dapat diungkapkan melalui pertanyaan pokok jurnalistik:
5 W + 1 H atau what, who, when, where, why dan how.
Catatan: penemu 5W 1H adalah sastrawan Inggris bernama Rudyard Kipling. Llahir di India, 30 Desember 1865, mangkat di London 18 Januari 1936). Dia orang Inggris pertama yang menerima Nobel Kesusasteraan, sekaligus yang termuda; saat itu, 1907, usianya 42 tahun.
Struktur Penulisan
Piramida Terbalik
Struktur piramida terbalik muncuk bersamaan dengan konsep realisme pada akhir abad ke-19. Realisme adalah pemikiran bahwa bila seorang reporter menggali fakta dan meruntutkannya secara kronologis, kebenaran akan dengan sendirinya terungkap.
Fakta yang paling penting diletakkan pada awal laporan, demikian seterusnya, hingga yang paling kurang penting. Harapannya, hal ini bisa membantu pembaca memahami persoalan dengan sendirinya.
Piramida terbalik punya dua fungsi:
*Memungkinkan editor memotong naskah dari bawah.
*Memungkinkan diketahui dengan cepat apakah berita itu layak dimuat atau tidak: editor cukup membaca
leadnya saja.
Anatomi Piramida Terbalik
Ada dua cara yang biasa dipakai untuk membuat judul:
*Menyimpulkan inti berita
*Mengutip pernyataan sumber berita. Catatan: kutipan harus dapat mewakili dan menjelaskan peristiwa atau hal yang diberitakan. Biasanya bagian paling penting dar peristiwalah yang diangkat menjadi judul.
Lead atau permulaan berita, mengutip pendapat George C. Bastian dari Chicago Daily Tribune yang juga lektor pada Universitas Northwestern: "mesti sederhana, ringkas, kuat, menarik seperti pelor yang langsung ditujukan dan mengenai perhatian pembaca."
Pedoman penulisan Lead:
-Memuat unsur 5 W, tapi biasanya hanya memuat who dan what.
-Menjelaskan otoritas, kapasitas, dan kepentingan sumber berita yang ditampilkan.
-Untuk tokoh yang belum dikenal publik, ada baiknya umur dicantumkan di belakang nama.
-Tulislah dalam alinea pendek. Paling banter 30-35 kata atau tiga baris ketikan.
-Jangan gunakan kalimat hafalan (misal: sebagaimana pernah diberitakan…, Menyambung berita tentang…, sebagaimana diketahui…)
Tubuh berita adalah bagian yang menyajikan pokok tulisan secara lengkap dan menyeluruh.
-Di dalamnya, berbagai uraian tentang masalah yang dibahas disusun secara runtut dan logis.
-Semua argumen yang mendukung penjelasan mengenai pokok pikiran disajikan.
-Juga sejumlah bukti (data angka, kutipan narasumber, atau fakta berdasarkan pengamatan) dipakai untuk memperkuat argumentasi.
Pada awal abad ke-20, sejumlah wartawan mulai cemas tentang kenaifan realisme ini. Salah satu alasannya, reporter dan redaktur menjadi sadar terhadap bangkitnya propaganda dan munculnya peranan agen hubungan pers. Muncul konsep objektivitas, yang sebenarnya juga kabur pengertiannya karena akhirnya menjadi tujuan dari jurnalisme. Bill Kovach dan Tom Rosenstiel mengatakan, esensi dari jurnalisme adalah verifikasi.
Wartawan akhirnya hanya mengejar kecepatan tapi melupakan kedalaman. Sementara media cetak kian menghadapi tantangan dari teknologi informasi. Media seperti radio, televisi, dan dotcom menggantikan posisi suratkabar atau majalah dalam hal kecepatan (breaking news).
Features
*Feature adalah tulisan yang disajikan sebagai karangan menarik. Lebih panjang dari berita biasa, bersifat kreatif terutama dalam memilih sudut pandang, terkadang subjektif yang memungkinkan penulisnya memasukkan emosi dan pikiran-pikirannya, serta membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan.
*Informatif tetapi menghibur.
*Ia bisa membuat pembaca terharu tetapi juga bisa tertawa.
*Ia awet sehingga tak lekas dipakai pembungkus kacang.
*Feature bisa berfungsi sebagai penjelasan atau tambahan untuk berita yang sudah disiarkan sebelumnya, juga bisa mengungkap sesuatu yang belum tersiar sebagai berita.
Struktur Penulisan Features
Pedoman Pembuatan Judul:
>Judul mesti menarik dan menggugah minat pembaca.
>Judul tak harus berkaitan dengan lead. Tak harus tegas menyiratkan maksud penulis.
>Judul tak harus berupa kalimat lengkap (sibjek-predikat-objek). Misalnya, bisa hanya satu kata.
>Buatlah judul yang cocok dan memikat. Antara lain dengan memperhatikan Ritme atau aspek bunyi
>Pergunakan humor, pantun, peribahasa, dll
Lead berfungsi:
>Lead penting sebagai pembuka jalan.
>Lead merupakan cara untuk melancarkan pemaparan kisah
>Lead digunakan untuk memancing minat dan atensi pembaca.
Jenis Lead:
>Lead Ringkasan
>Lead Bercerita
>Lead Deskriptif
>Lead Kutipan
>Lead Pertanyaan
>Lead Menuding
>Lead Penggoda
>Lead Gabungan
Batang Tubuh.
*Yang pertama diperhatikan adalah fokus cerita jangan sampai menyimpang.
*Buatlah kronologis, berurutan dengan kalimat sederhana dan pendek-pendek.
*Deskripsi, baik untuk suasana maupun orang (profil) mutlak untuk pemanis sebuah feature.
*Data jangan dipecah-pecah.
*Susunlah alinea dengan memperhatikan tiga hal: kesatuan, hubungan, dan penekanan, yang berhubungan dengan kelancaran pengisahan bagian-bagiannya.
*Anekdot perlu untuk sebuah feature. Tapi jangan mengada-ada dan dibikin-bikin.
*Dan kutipan ucapan juga penting, agar pembaca tidak jenuh dengan suatu reportase.
*Detil penting tetapi harus tahu kapan terinci betul dan kapan tidak
Penutup merupakan hasil proses penuturan di atasnya yang mengalir. Setidaknya ada empat jenis penutup:
-Penutup Ringkasan
-Penutup Penyengat
-Penutup Klimaks
-Penutup Menggantung
Narasi
Pada 1973, Tom Wolfe dan EW Johnson menerbitkan antologi dengan judul The New Journalism. Dalam pengantarnya, mereka bilang genre ini berbeda dari reportase sehari-hari karena dalam bertutur ia menggunakan adegan demi adegan (scene by scene construction), reportase yang menyeluruh (immersion reporting), menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person point of view), serta penuh dengan detail.
Tetap bersandar pada fakta.
Beberapa pemikir jurnalisme mengembangkan temuan Wolfe. Ada yang pakai nama narrative reporting, passionate journalism, explorative journalism.
Menurut Tom Wolf, ada 4 (empat) teknik yang beberapa di antara bisa digunakan untuk menulis dengan gaya jurnalisme sastra:
1.Tak banyak narasi. Tulisan dibuka dengan adegan. Tidak perlu menjelaskan orang-orangnya (tokoh). Katanya, tak perlu penjelasan, karena sudah jelas dari adegannya.
2.Banyak dialog.
3.Banyak sudut pandang. Tiap orang bicara dengan sudut pandang sendiri.
4.Banyak detil suasana (ruang, karakteristik sumber, dan sebagainya).
Roy Peter Clark, seorang guru menulis dari Poynter Institute, Florida, mengembangkan pedoman standar 5W 1H menjadi pendekatan baru yang naratif. 5W 1H adalah singkatan dari who (siapa), what (apa), where (dimana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana).
Pada narasi, menurut Clark dalam sebuah esei Nieman Reports, “who” berubah menjadi karakter, “what” menjadi plot atau alur, “where” menjadi setting, “when” menjadi kronologi, “why” menjadi motif, dan “how” menjadi narasi.
Menurut Robert Vare, pernah bekerja untuk majalah The New Yorker dan The Rolling Stones serta mengajar kelas narasi di Harvard University.
1. Fakta. Jurnalisme menyucikan fakta.
2. Konflik. Sebuah tulisan panjang lebih mudah dipertahankan daya pikatnya bila ada konflik..
3. Karakter. Narasi minta ada karakter-karakter. Karakter membantu mengikat cerita.
4. Akses. Akses bisa berupa wawancara, dokumen, korespondensi, foto, buku harian, gambar, kawan, musuh, dan sebagainya.
5. Emosi. Cinta, benci, pengkhianatan, dll
6. Perjalanan waktu. Laporan panjang adalah sebuah film yang berputar. Video. Ranah waktu jadi penting. Vare menyebutnya “series of time.” Peristiwa berjalan bersama waktu.
7. Unsur kebaruan.
Budi Setiyono
Yayasan Pantau
Read More......