SEARCH PKS post

12/22/2006

Christmas Wish

Christmas gift suggestions:
To your enemy, forgiveness.
To an opponent, tolerance.
To a friend, your heart.
To a customer, service.
To all, charity.
To every child, a good example.
To yourself, respect."
~ Oren Arnold~




For you who celebrated
Perkumpulan Karyawan SmartFM wish :
"May Peace be your gift at Christmas
and your blessing all year through!"

Read More......

12/19/2006

Dukungan

Perkumpulan Karyawan Smart FM
mendukung perjuangan kawan
-Bambang Wisudo-
Kebebasan Berserikat adalah hak kita - pekerja pers.



Read More......

Contoh Advokasi Konflik Media Yang Bagus

Di bawah ini adalah contoh bernegosiasi yang bagus antara serikat pekerja media Philadelphia Inquirer dan Daily News, yang beranggotakan sekitar 1000 orang, dengan manajemen media kedua perusahaan itu. Konflik yang tadinya amat panas akhirnya bisa selesai dengan relatif baik. Terhina dan marah bukan berarti harus membabi buta, apalagi demi cita-cita yang mulia. Seperti kata Diane Mastrull, ketua tim advokasi serikat pekerja media kedua media ini,"we were insulted and angry, but we worked through that anger and focused on getting the best we could for you."

Dari http://www.newsguild.org
Posted by: Indah Nuritasari on Jurnalisme Milis


Dear Guild Members,

We the Bargaining Committee are asking you to vote YES for the tentative contract agreement.

What we will never ask of you is to not be angry about it.

Be angry. We are. But vote YES.

It is a contract full of pain and insult. It is a contract that requires sacrifice and trust.

It is a contract that Brian Tierney and the local investors should be ashamed of.

As one spirit-crushing proposal after another came across the table from our owners, we seethed.

And then we processed our anger and pledged to redirect it as constructive energy. The end result is the contract you’re being asked to support – one that is FAR better than the company wanted you to have.

Had we let our anger consume us, no good would have come of it. DO NOT let your anger drive your decision. DO NOT reject this tentative contract. If you do, you will see the worst of the company’s proposals replace those we have now – the ones the Bargaining Committee worked for months to secure.

We were insulted and angry, but we worked through that anger and focused on getting the best we could for you.

So spend the next few days working through your anger and focusing on the truth here: We need to take control of these newspapers through our work. We can be the true owners of these papers.

If we let our anger consume us, we will destroy the papers, destroy jobs and destroy families.

To Brian Tierney and his wealthy friends, it will be a mere tax write-off. They’ll move on, chalk it up as a bad investment and lick their wounds on their yachts in the Caribbean.

We are professionals first and foremost. We’ve been through a great deal together over the last few years. With each insulting development, with each new direction from management, we have endured. We have carried on with professionalism that our readers and advertisers have come to depend on.

We need to do that now more than ever. We are the heart and soul of the Philadelphia Inquirer and Daily News.

In the closing minutes of the contract negotiations, I told company negotiators to deliver this message to Brian Tierney: “This contract is something no amount of Tastykakes, soft pretzels or commemorative coins will make up for. On our ledger, he finds himself in the negative category when it comes to goodwill.”

With this contract, we are giving him the opportunity he asked for to get these papers back on track. This contract does not, however, require us to give up our dedication, our pride and our resolve.
And that, friends, is our leverage going forward.

In solidarity and hope,
Diane Mastrull
Bargaining Committee Chair and PNI Unit Chair
E&P Staff

Read More......

12/08/2006

Siaran Pers:Kelompok Kompas Gramedia Paksa Jurnalisnya Keluar

TIM ADVOKASI PEKERJA GRAMEDIA MAJALAH
AJI Jakarta-LBH Pers-Forum Karyawan Gramedia Majalah
Jl. Prof Dr. Soepomo Komp Bier No.1A Menteng Dalam Jakarta Selatan
Telp. 83702660/70758626


PRESS RELEASE
"KELOMPOK KOMPAS GRAMEDIA (KKG) PAKSA JURNALISNYA KELUAR KARENA MENIKAH"


Tim Advokasi Pekerja Gramedia Majalah yang terdiri dari AJI Jakarta, LBH Pers dan FKGM (Forum Karyawan Gramedia Majalah), akan melayangkan gugatan ke Kelompok Kompas Gramedia (KKG) dalam kasus pemaksaan pengunduran diri dari perusahaan. Tim akan melayangkan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial pekan ini, menyusul surat anjuran dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jakarta Pusat yang telah diterima pekan lalu (30/11).

Tim Advokasi telah mendampingi karyawan KKG Ade Fitria (Echi) dan Priharsa Nugraha (Arsa), dua wartawan Tabloid Soccer yang salah satunya dipaksa mengundurkan diri, sejak September lalu. Dalam forum mediasi bipartit dan tripartit, pihak KKG tetap pada keputusannya untuk meminta salah satu pihak mengundurkan dari KKG sehingga mediasi tidak membuahkan hasil. Tuntutan Tim yang mewakili tuntutan dua jurnalis tersebut adalah tetap bekerja di dalam lingkup KKG.

Kasus ini bermula dari pernikahan dan Arsa dan Eci. Keduanya sama-sama bekerja sebagai jurnalis di Tabloid Soccer, tabloid olahraga di Kelompok Gramedia Majalah-KKG. Sejak menyatakan akan menikah (29 Juli 2006), keduanya telah berusaha mencari media/unit lain di lingkup Gramedia Majalah yang menjadi tempatnya bekerja.

Namun, kedua jurnalis tersebut dihalang-halangi oleh managemen Gramedia Majalah sehingga tidak mendapat tempat baru. Salah satunya dengan menolak memberi hak untuk tidak masuk bekerja selama tiga hari karena menikah sesuai Peraturan Perusahaan (PP). Kejanggalan ini tidak bisa dilepaskan dari persoalan subjektif pribadi Pemred Soccer (Angryanto R) terhadap Redpel (Echi) yang akhirnya menikah itu. Banyak bukti dan saksi yang menunjukkan hal ini.

Pihak KKG berargumen bahwa pengunduran diri salah satu pihak telah diatur di dalam Peraturan Perusahaan (PP). Padahal PP yang dimaksud adalah PP baru Tahun 2005 yang dibagikan pada 24 Juli 2006 (5 hari sebelum keduanya menikah), sementara karyawan berpegang pada PP lama.

Pada PP lama jelas disebut pada pasal 36 ayat 2 bahwa perusahaan dengan sendirinya (karena ada kata "maka") mencarikan tempat baru buat karyawan yang menikah dengan rekan satu perusahaan, sementara dalam PP baru pasal 36 ayat 2 perusahaan hanya disebutkan "dapat" mencarikan tempat bekerja yang baru. Jelas permintaan pengunduran tersebut cacat hukum.

Dalam catatan AJI Jakarta dan LBH Pers, tidak hanya kali ini KKG bersikap sewenang-wenang terhadap para jurnalisnya sendiri. Sejak 2004 lalu, telah ada sekitar 5 kasus hubungan ketenagakerjaan di lingkup KKG yang menimpa para jurnalisnya. Pada November lalu, kembali AJI Jakarta menerima laporan kasus pemutasian pengurus serikat pekerja Harian KOMPAS ke daerah karena aktivitasnya di serikat pekerja perusahaan.

Terkait permasalahan ini kami, Tim Advokasi Pekerja Gramedia Majalah, akan melawan keputusan KKG dengan menempuh jalur hukum sampai tingkat yang paling tinggi.

Jakarta, 6 Desember 2006

Tertanda,

UMAR IDRIS
WINURANTO ADHI
Divisi Serikat Pekerja AJI Jakarta
Kontak : 08155517333/ 98611972

DANIEL SUPRIYONO
LUDI HASIBUAN
Forum Karyawan Gramedia Majalah
Kontak : 08164847028/ 08176060765

HENDRAYANA
Direktur Eksekutif LBH Pers
Kontak : 081310062794

Read More......

12/04/2006

Siaran Pers: Peluncuran Perangkat Lunak IGOS Nusantara 2006

Sejak di deklarasikan tanggal 30 Juni 2004 oleh 5 (lima) Kementerian/ Departemen RI sebagai pioner/inisiator, pelaksanaan Program Indonesia, Go Open Source! (IGOS) mendapat tanggapan yang positif dari seluruh kalangan khususnya pemerhati Teknologi Informasi di Indonesia. Tentunya diharapkan hal ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk meraih kemandirian dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi-TIK (information and communication technologies - ICT), terutama penggunaan perangkat lunak (software) legal yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Dari beberapa alternatif yang tersedia, pilihan untuk mengembangkan dan memanfaatkan open source software (OSS) merupakan pilihan yang rasional, dari sisi ekonominya, maupun tingkat keamanannya (secure).

Pada dasarnya pengembangan dan pemanfaatan perangkat lunak legal berbasis open source akan lebih mendorong kreativitas dan inovasi dalam pengembangan TIK di Indonesia; penghematan penggunaan devisa negara untuk pembelian software; efisiensi pembiayaan dalam memasuki industri piranti lunak serta merubah paradigma publik sebagai pengimpor menjadi pengekspor IT. Adapun kemampuan perangkat lunak legal OSS umumnya sudah setara dengan aplikasi yang ada, yang meliputi: aplikasi untuk end-user (desktop); aplikasi server dan jaringan; aplikasi security dan anti virus; aplikasi enterprise dll. Beberapa kemampuan yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam aplikasi desktop antara lain : sebagai alat pengolah data (writer), spreadsheet, presentasi, database serta aplikasi lainnya seperti web browser, e-mail client, chatting dan pengolahan data grafis.

Keyakinan memilih OSS dan antisipasi keadaan tersebut di atas, perlu dilakukan langkah-langkah nyata untuk lebih mendorong penggunaan dan pemanfaatan perangkat lunak legal berbasis OSS guna mendukung pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia. Oleh sebab itu, Kementerian Negara Riset dan Teknologi bersama-sama dengan seluruh stakeholder TI mulai dari perguruan tinggi, komunitas, asosiasi, pengembang lokal, vendor serta instansi pemerintah lainnya berusaha secara terus menerus melakukan kegiatan-kegiatan kongkret di masyarakat yang salah satunya adalah pengembangan perangkat lunak berbasis OSS. Tidak kalah pentingnya dalam mendukung program pemanfaatan OSS ini adalah pengembangan repositori aplikasi berbasis OSS sebagai sarana distribusi serta sarana pendukung pengembangan aplikasi lainnya.

Menyadari hal tersebut, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, pada hari ini tanggal 4 Desember 2006, bertempat di Gedung II BPPT Lt. 3 Jakarta meluncurkan aplikasi desktop berbasis OSS yang disebut IGOS Nusantara 2006 dan Repositori:IGOS- Source serta peresmian Laboratorium Test Bed IGOS.

IGOS Nusantara 2006 adalah perangkat lunak desktop turunan Linux Fedora Core 5 dengan kemampuan mengoperasikan aplikasi perkantoran open office (untuk pengelolaan dokumen teks, database, spreadsheet dan presentasi); aplikasi GIMP untuk pengelolaan file grafis; aplikasi Firefox untuk Internet browsing; aplikasi Thunderbird untuk e-mail serta aplikasi GAIM untuk chatting. IGOS Nusantara 2006 ini dikembangkan oleh Pusat Penelitian Informatika & LIPI bersama dengan Komunitas OSS sebagai aplikasi desktop legal dan tanpa dipungut bayaran yang dapat digunakan oleh masyarakat. Kelebihan yang dimiliki oleh aplikasi desktop IGOS Nusantara 2006 ini antara lain:

1. aplikasi legal tanpa dipungut biaya lisensi yang dikemas dalam 1 (satu) CD-ROM;
2. interaksi dalam Bahasa Indonesia;
3. instalasi yang mudah;
4. spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan relatif rendah.

IGOS-Source (Repositori IGOS) merupakan media layanan yang mempunyai kapasitas 528 GB (saat ini) yang digunakan untuk menyimpan koleksi paket perangkat lunak (software) dan media penyebaran kepada pemakai (user) melalui fasilitas Internet dengan alamat http://www.igos-source.or.id. IGOS-Source ini akan terus dikembangkan dengan melibatkan seluruh stakeholder TI Nasional.

Peresmian Lab. Test Bed IGOS merupakan kerjasama antara Kementerian Negara Riset dan Teknologi dengan Intel Indonesia Corporation. Sebagai pihak swasta, Intel Indonesia Corporation sangat antusias untuk membantu pemerintah khususnya Kementerian Negara Riset dan Teknologi dalam usaha menciptakan landasan infrastruktur TI yang kuat dengan mengadopsi piranti lunak open source. Pendirian Lab. Test Bed IGOS ini merupakan langkah awal untuk terwujudnya Help Desk OSS Nasional. Diharapkan dengan adanya sarana Laboratorium ini dapat dilakukan berbagai ujicoba kemampuan aplikasi OSS untuk meningkatkan realibilitas dan kenyamanan serta interoperabilitas dengan software dan hardware untuk memudahkan pemanfaatan oleh pengguna komputer di Indonesia.

Informasi lebih lanjut :
Asisten Deputi Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Gedung II BPPT Lantai 6 Jl. M.H. Thamrin No. 8 Jakarta
Tel. 62-21-316 9166; Faks. 62-21-3101952

Read More......

11/24/2006

Manajemen Indepth Reporting

Ada beberapa pengertian yang seringkali salah kaprah di Indonesia:
#Indepth Reporting
#Investigatif Reporting

Indepth Reporting
merupakan suatu laporan yang mendalam tentang suatu objek yang biasanya mengenai kepentingan khalayak dan layak diketahui umum.
Reportasi dilakukan untuk menggali sebanyak mungkin data agar bisa disajikan dengan jelas dan rinci agar masyarakat bisa benar-benar memahami objek tersebut.
Indepth Reporting tidak menyiratkan kegiatan membongkar aib, kesalahan, atau kelemahan pemerintah tapi sebagai mencari data dan keterangan belaka.
Dalam melakukan indepth reporting seorang wartawan bisa berangkat praktis dari nol atau dari sekadar membaca kliping-kliping koran.

Investigatif Reporting

dimulai dari asumsi atau anggapan bahwa ada something is wrong, that some one has done something wrong.
Istilah investigasi muncul pertama kali saat Nellie Bly jadi reporter Pittsburgh Dispatch pada 1890. Bly menyelidiki kehidupan buruh anak yang mencari nafkah dalam kondisi buruk. Bly sengaja bekerja di sebuah pabrik di Pittsburgh. Laporan investigasinya mendorong terjadinya perubahan terhadap standar hidup para pekerja kelas bawah itu. Ketekunan Nellie Bly mengilhami jurnalisme Amerika.

*Ida M. Tarbell, mmenulis buat majalah Mc Clure’s, tentang skandal perusahaan minyak Standard Oil, milik John D.Rockefeller, pada 1900. Tarbell mengandalkan wawancara, riset kecil, atau observasi lewat penyamaran, juga menggunakan paper trail atau pelacakan dokumen seperti transkrip dengar pendapat dalam parlemen, berkas-berkas pengadilan, surat perjanjian, dan sertifikat tanah. Dampaknya, Presiden Theodore Roosevelt membuat peraturan untuk mencegah kompetisi tak sehat, khususnya terhadap perusahaan kecil. Pengadilan Amerika menghukum Standard Oil dengan memaksanya memecah diri jadi beberapa perusahaan.

Laporan investigasi sejatinya bukan reportase biasa.
Robert Greene dari Newsday, dikenal sebagai Bapak Jurnalisme Investigasi Modern, mensyaratkan sekurang-kurangnya tiga elemen dasar.
1.Liputan benar-benar gagasan orisinal wartawan dan hasil bukan investigasi pihak lain yang ditindaklanjuti
2.Membongkar kejahatan publik yang disembunyikan, subjek investigasi merupakan kepentingan bersama yang cukup masuk akal untuk mempengaruhi kehidupan sosial mayoritas pembaca suratkabar atau pemirsa televisi bersangkutan
3.Menemukan siapa pelakunya.

Hipotesis merupakan langkah penting bagi wartawan untuk sebelum melakukan investigatif reporting.
Hipotesis biasanya disusun dengan beberapa pertanyaan dasar.
Pertama pertanyaan tentang aktor pelaku kejahatan. "Siapa yang bertanggungjawab atas penyalahgunaan dana masyarakat tersebut? Siapa yang memicu huru-hara? Siapa yang mula-mula menyebarkan sentimen antietnik atau antiagama tertentu?
Kedua, bagaimana cara-cara suatu kejahatan dilakukan.
Hipotesis ini yang terus-menerus diteliti, diuji dan disimpulkan benar-tidaknya. Kalau kemudian terbukti bahwa hipotesis itu salah, seorang investigator harus dengan besar hati mengakui bahwa tidak terjadi kejahatan di sana. Kasus ditutup. Setiap investigasi memang
mengandung kemungkinan bahwa hasilnya ternyata tidak sedramatis yang diperkirakan.

Laporan indepht reporting yang seringkali disamakan dengan Investigatif reporting.
Salah satu hal yang banyak membedakan adalah ada atau tidaknya hipotesis dalam proses reportase. Hipotesis sangatlah penting untuk membentuk wartawan memfokuskan dirinya dalam suatu investigasi.
Pada liputan investigatif, seorang atau lebih wartawan memutuskan untuk melakukan suatu liputan investigatif karena mencium adanya suatu pelanggaran yang menyangkut kepentingan umum yang ingin ditutup-tutupi, dan masalah ini dianggap layak dan penting diketahui masyarakat. Sedangkan pada indepht reporting, adanya pelanggaran hukum itu bukan merupakan unsur utama. Tujuan indepht reporting lebih pada upaya untuk mengangkat suatu masalah, atau suatu soal secara mendalam.
Dalam batasan tertentu investigatif reporting adalah fase kelanjutan dari indepth reporting. Ketika wartawan itu sudah jauh lebih banyak mengetahui duduk persoalan sebenarnya, saat itulah ia pada titik hendak melakukan kegiatan lanjutan atau tidak. Liputan lanjutan inilah yang lebih bersifat investigatif.

Direktur Philippines Center for Investigative Journalism (PCIJ) Sheila Coronel secara singkat membagi proses investigasi ke dalam dua kali tujuh bagian.

Tahap Pertama:

*First lead (petunjuk awal): koran, desas-desus, telepon gelap, surat kaleng, dll
*Initial reporting (penjaringan nama, pemilihan narasumber, tempat yang akan diobservasi,pembuatan kronologi)
*Literature search (mengacu pada hasil liputan awal; kliping koran, pencarian di internet, buku, dan sumber lain)
*Interviewing experts (sumber ahli/pakar)
*Finding a paper trail (BAP, berkas sidang pengadilan, hasil visum)
*Interviewing key informants and sources

Tahap Kedua:

*First hand observation (Observasi di lapangan berguna untuk mendapat data detil sekaligus memastikan kebenaran dokumen)
*Organizing files (Data-data hasil pengamatan lapangan, yang dikawinkan dengan data-data sebelumnya, perlu diorganisasikan secara cermat dalam file-file)
*More interviews (menambahi data-data bolong ketika file sudah diorganisasikan secara cermat dan teliti. Wawancara ini umumnya hanya berlangsung untuk sumber-sumber kunci dan saksi-saksi)
*Analyzing and organizing (misalnya Metode lebih baku diperkenalkan Robert Greene dari Newsday berupa Sistem Memo: Copy Ready dan Procedural )
*Writing (Yang perlu diingat, dalam menulis yang pertama-tama didahulukan adalah bahwa laporan harus benar. Baru kemudian, menarik dan relevan)
*Fact checking (ingat: intisari jurnalisme adalah disiplin verifikasi)
*Libel checking
Indepth reporting, interpretatif reporting, maupun investigatif reporting, seperti jenis liputan lainnya, menekankan pada perlunya etika dan hukum.Kode etik media massa, di antaranya, memberikan beberapa jenis keterangan yang mesti diperhatikan wartawan, dan sumber-sumbernya di masyarakat luas:
-On the record. Semua pernyataan boleh langsung dikutip dengan
menyertakan nama serta jabatan si sumber. Kecuali ada kesepakatan lain, semua komentar dianggap boleh dikutip.
-On background. Semua pernyataan boleh dikutip langsung, tapi tanpa
menyebutkan nama si sumber. Jenis penyebutan yang digunakan si sumber harus dinegosiasikan lebih dulu. Tapi harus diingat bahwa makin kabur identitas si sumber, makin ringan juga kredibilitas laporan si wartawan. Seorang dosen di sebuah universitas lebih kabur ketimbang seorang dosen di fakultas universitas tersebut.
-On deep background. Semua pernyataan sumber boleh digunakan tapi tidak dalam kutipan langsung. Reporter menggunakan keterangan itu tanpa menyebutkan sumbernya. Umumnya, reporter tak suka kategori ini, sebab si sumber, apalagi yang sudah berpengalaman dengan media, sering memanfaatkan status ini untuk mengapungkan umpan tanpa mau mempertanggungjawabkannya.
-Off the record. Informasi yang diberikan secara off the record hanya diberikan kepada reporter dan tak boleh disebarluarkan dengan cara apapun. Informasi itu juga tak boleh dialihkan kepada narasumber lain dengan harapan informasi itu bisa dikutip.
Secara umum harus diketahui lebih dulu bahwa rencana penyampaian informasi secara off the record harus disepakati lebih dulu oleh reporter. Risiko menyetujui informasi off the record adalah si wartawan terikat untuk tak menggunakan informasi tersebut -termasuk kemungkinan bahwa informasi itu diperoleh dalam bentuk yang lain dari narasumber lain, tapi bisa menimbulkan kesan bahwa si wartawan tak menghormati kesepakatannya dengan sumber pertama --sampai ada pihak lain yang mengeluarkannya dengan nama lengkap.

Pemahaman etika dan hukum pers diperlukan wartawan investigasi ketika berhadapan dengan liputan-liputan yang konfidensial; yang sengaja ditutup rapat-rapat oleh pihak-pihak tertentu. Hal ini, di antaranya, menyebabkan teknik affidavit (pernyataan tertulis yang dibuat di bawah sumpah, di hadapan notaris publik) dan penyamaran dipakai dalam peliputan investigasi.
Dalam upaya mencari keterangan narasumber yang kuat, terutama investigatif reporting, kerap mensyaratkan informasi dari para saksi mata. Para saksi mata adalah orang-orang yang menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi. Mereka memiliki informasi tentang fakta. Namun, keterangan mereka dianggap memiliki potensi memojokkan pihak-pihak tertentu. Untuk itulah, kesaksian mereka harus diberi perlindungan hukum dan disebut affidavit.

Keterangan ini menjadi senjata wartawan. Affidavit merupakan bahan yang dapat memperkuat berita investigasi dan dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk. Bahkan, bisa digunakan untuk menepis kemungkinan penyangkalan narasumber yang menyatakan bahwa dirinya telah salah kutip.

Terkadang reporter terpaksa melakukan penyamaran dalam penyelidikannya.
Apakah diperbolehkan? Kalau iya, kapan seorang wartawanboleh mencuri? Kapan ia boleh memakai kamera tersembunyi? Kapan ia boleh memalsukan identitasnya?

Kasus: Stasiun televisi ABC bikin penyamaran tentang perlakuan buruk terhadap anak-anak cacat mental di sebuah rumah sakit. ABC mendapatkan pujian. Rumah sakit itu terpaksa mengubah kebijakan mereka. Pemerintah setempat juga minta maaf. Lalu terjadi perubahan besar-besaran aturan pemerintah soal rumah sakit anak-anak cacat.

Ada kasus lain, juga terjadi pada ABC, penyamaran mereka tentang pabrik pengemasan daging berbuah gugatan hukum. Belakangan mereka terpaksa minta maaf dan membayar denda. Mereka terbukti bersalah karena data dan gambar yang mereka tampilkan tidak proporsional. Perusahaan itu memang menghasilkan beberapa potong daging yang busuk namun jumlahnya sangat kecil. Mereka juga disalahkan karena menyadap telepon seorang eksekutif perusahaan daging tersebut.

Dari dua kasus pada sebuah televisi yang sama itu, ada beberapa pedoman bila kita terpaksa harus mencuri:
1.Motivasi kita melakukan pencurian atau penyamaran tujuannya murni untuk kepentingan publik.
2.Wartawan sudah melakukan prosedur yang biasa untuk mendapatkan data, informasi, dokumen gambar atau suara, dengan frekuensi yang cukup tinggi, namun belum berhasil mendapatkan apa yang dicarinya.
3.Harus seizin atasan si reporter. Artinya, ini pekerjaan di luar standar normal. Maka para editor harus tahu dan memberikan izin. Siapa tahu kelak ada gugatan hukum.
4.Ketika hasil pencurian ini disajikan ke publik, kita juga harus transparan menjelaskan bahwa ia didapat dengan mencuri namun prosedur itu terpaksa ditempuh karena prosedur normal tidak berhasil.

Kita harus memberikan kesempatan kepada audiens untuk menilai sendiri. Kita tentu juga harus minta tanggapan dari pihak yang kita curi untuk dimuat tanggapannya bersama dengan presentasi hasil penyamaran kita. Tanggapan ini diminta tidak pada saat penyamaran. Ia diminta sesudah kita mendapatkan informasi tersebut.

William Recktenwald, reporter Chicago Tribune, yang terlibat dalam berbagai tindak penyamaran dalam sejumlah investigasi, setuju bahwa reporter seharusnya menghindari penyamaran kecuali jika mutlak diperlukan. Ia memberi beberapa saran:
-Tugas pertama seorang reporter dalam mengandaikan dirinya menjadi orang lain semata-mata untuk melaksanakan pekerjaan dengan benar dan bukan untuk mengacaukan hidup orang lain. Jika seorang reporter akan bekerja di panti perawatan manusia lanjut usia, tugas-tugasnya harus didahulukan ketimbang profesinya sebagai jurnalis.
-Jika sesuatu yang dicari tak ada di sana, jangan membuatnya ada. Jangan pernah mendorong orang untuk melanggar hukum agar mendapat adegan dalam laporan yang hendak disampaikan.
-Seorang reporter yang menggunakan identitas palsu, janganlah terlalu jauh dalam menyamar. Misalnya, tidak jadi manajer jika jabatan satuan pengamanan lebih cocok dipakai dalam penyamaran. Ketika mengisi lembar aplikasi gunakan tanggal lahir, alamat, asal sekolah, dan pengalaman kerja yang sesungguhnya, kecuali pekerjaannya selaku reporter. ---
Dalam banyak kasus, latar belakang tidak diperiksa. Tapi jangan sekali-kali berbohong untuk dokumen-dokumen tertentu, seperti surat izin mengemudi, yang memerlukan sebuah sumpah.
-Jangan pernah melanggar hukum. Pengumpulan berita tidak kebal terhadap hukum.
-Hindari “lubang-lubang bocoran” informasi yang akan menggantungkan reporter dengan banyak sumber tak bernama.

Budi Setiyono
Yayasan Pantau
Thx to : Etty.H

Read More......

11/22/2006

Hirarki Komunikasi

This is just an example that communication is CRUCIAL - lebih baik kelebihan daripada kekurangan…akibatnya bisa FATAL

(1) Dari: Managing Director
Kepada: Chief Operating Officer

"Besok akan ada gerhana matahari total pada jam sembilan pagi. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari. Untuk menyambut dan melihat peristiwa langka ini, seluruh karyawan diminta untuk berkumpul di lapangan dengan berpakaian rapi. Saya akan menjelaskan fenomena alam ini kepada mereka. Bila hari hujan, dan kita tidak bisa melihatnya dengan jelas, kita berkumpul di kantin saja."

(2) Dari: Chief Operating Officer
Kepada: Department Heads


"Sesuai dengan perintah Managing Director, besok pada jam sembilan pagi akan ada gerhana matahari total. Bila hari hujan, kita tidak bisa berkumpul di lapangan untuk melihatnya dengan berpakaian rapi. Dengan demikian,peristiwa hilangnya matahari ini akan dijelaskan oleh
Managing Director di kantin. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari."

(3) Dari : Departmental Heads
Kepada : Sectional Heads


"Sesuai dengan perintah Managing Director, besok kita akan mengikuti peristiwa hilangnya matahari di kantin pada jam sembilan pagi dengan berpakaian rapi. Managing Director akan menjelaskan apakah besok akan hujan atau tidak. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari."

(4) Dari : Section Heads
Kepada : Foreman

"Jika besok turun hujan di kantin, kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari, Managing Director, dengan berpakaian rapi, akan menghilang jam sembilan pagi."

(5) Dari : Foreman
Kepada : All Operators


"Besok pagi, pada jam sembilan, Managing Director akan menghilang. Sayang sekali, kita tidak bisa melihatnya setiap hari."

Read More......

11/13/2006

10 Koran Berbahasa Indonesia Terbaik

[JAKARTA] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional memberikan penghargaan kepada media massa yang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Penghargaan itu diberikan di Jakarta, Kamis (9/11) dalam rangka memperingati Bulan Bahasa tahun 2006.

Menurut Ketua Panitia Bulan Bahasa Sugiono, 10 media massa yang dinilai menggunakan bahasa dengan baik dan benar tersebut adalah Media Indonesia, Koran Tempo, Kompas, Bisnis Indonesia, Jawa Pos, Investor Daily, Suara Pembaruan, Republika, Berita Kota, dan Haluan.

"Penilaian didasarkan pada penggunaan bahasa di rubrik berita utama dan editorial. Dalam pandangan para juri, kedua berita itulah yang dipersiapkan paling matang oleh media," katanya.

Dijelaskan, peran media massa dalam penggunaan bahasa di masyarakat sangat tinggi. Sebab itu, penghargaan tersebut tidak diperlombakan, tetapi dinilai oleh para juri dengan tujuan memberikan panduan kepada masyarakat.

"Kita ingin masyarakat tahu kalau ingin menggunakan bahasa Indonesia yang baik, lihatlah di media massa tersebut. Kita tidak ingin mengatakan kalau bahasa yang digunakan media lain tidak baik, tetapi bahasa sangat sesuai dengan pasar dari media itu sendiri," jelasnya. Selain dari Pusat Bahasa, para juri terdiri dari berbagai unsur, di antaranya Forum Bahasa Media Massa, perguruan tinggi dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). [A-22]
Suara Pembaruan, 9 November 2006

Read More......

11/09/2006

when no one is watching........





What do you do when you're sure no one is watching?
When you have no need to impress others,
what is it that truly impresses and fulfills you?
The foundation of success is built in the moments when no one else is watching.

What you do in those moments, when nothing is expected of you,
is an excellent measure of who you really are.

Others can encourage you and nag you and intimidate you into taking action.
Yet the real and lasting accomplishments will come when you take your own initiative,
and express the best of who you are.

When you are free to do exactly as you please, what is it that you do?
When nothing is expected of you by others, what do you expect of yourself?

The moments when no one is watching are moments of great opportunity.
For they are your chance to determine and develop the person you most want to be.
You can go through life merely appearing successful,
or you can actually experience true success and fulfillment.
The difference depends on what you do in the moments when no one is watching.

send by : oniefm



Read More......

11/08/2006

Blog - types & popularity

There are various types of blogs, and each differs in the way content is delivered or written.

By media type
A blog comprising videos is called a vlog, one comprising links is called a linklog, or one comprising photos is called a photoblog

By device
Blogs can also be defined by which type of device is used to compose it. A blog written by a mobile device like a mobile phone or PDA is called a moblog.

Genre
Some blogs focus on a particular subject, such as political blogs or travel blogs.

Legal status of publishers
A blog can be private, as in most cases, or it can be for business purposes. Blogs, either used internally to enhance the communication and culture in a corporation or externally for marketing, branding or PR purposes are called corporate blogs.

Blog search engines
Several blog search engines are used to search blog contents (also known as the blogosphere), such as blogdigger, Feedster, and Technorati. Technorati provides current information on both popular searches and tags used to categorize blog postings.


Blog popularity
Recently, researchers have analyzed the dynamics of how blogs become popular. There are essentially two measures of this: popularity through citations, as well as popularity through affiliation (i.e. blogroll). The basic conclusion from studies of the structure of blogs is that while it takes time for a blog to become popular through blogrolls, permalinks can boost popularity more quickly, and are perhaps more indicative of popularity and authority than blogrolls, since they denote that people are actually reading the blog's content and deem it valuable or noteworthy in specific cases.

The blogdex project was launched by researchers in the MIT Media Lab to crawl the web and gather data from thousands of blogs in order to investigate their social properties. It gathered this information for over 4 years, and autonomously tracked the most contagious information spreading in the blog community. The project is no longer active.
Blogs are also given rankings by Technorati based on the amount of incoming links and Alexa Internet based on the web hits of Alexa Toolbar users. In August 2006, Technorati listed the most linked-to blog as that of Chinese actress Xu Jinglei and the most-read blog as group-written Boing Boing.

It was reported by Chinese media Xinhua that the blog of Xu Jinglei received more than 50 million page views, claiming to be the most popular blog in the world. In mid-2006, it also had the most incoming links of any blogs on the Internet.

Blogging and the mass media
Many bloggers differentiate themselves from the mainstream media, while others are members of that media working through a different channel. Some institutions see blogging as a means of "getting around the filter" and pushing messages directly to the public. Some critics worry that bloggers respect neither copyright nor the role of the mass media in presenting society with credible news.

Many mainstream journalists, meanwhile, write their own blogs -- well over 300, according to CyberJournalist.net's J-blog list. The first known use of a Weblog on a news site was in August 1998, when Jonathan Dube of The Charlotte Observer published one chronicling Hurricane Bonnie.

Blogs have also had an influence on minority languages, bringing together scattered speakers and learners; this is particularly so with blogs in Gaelic languages, whose creators can be found as far away from traditional Gaelic areas as Kazakhstan and Alaska. Minority language publishing (which may lack economic feasibility) can find its audience through inexpensive blogging.

Source: Wikipedia

Read More......

11/06/2006

About Blog (Weblog)

Prolog:
Sedikit artikel sebagai bahan referensi utk teman2 yang baru/sedang/sudah mulai merambah dunia BLOG (WEBLOG). Edisi Bahasa menyusul neh'.......silahkan di-comment

A blog is a website where entries are made in journal style and displayed in a reverse chronological order.
Blogs often provide commentary or news on a particular subject, such as food, politics, or local news; some function as more personal online diaries. A typical blog combines text, images, and links to other blogs, web pages, and other media related to its topic. Most blogs are primarily textual although some focus on photographs (photoblog), videos (vlog), or audio (podcasting), and are part of a wider network of social media.
The term "blog" is a contraction of "Web log." "Blog" can also be used as a verb, meaning to maintain or add content to a blog.

History
Chronicles, commonplaces, diaries, and perzines can all be seen as predecessors of blogs.Before blogging became popular, digital communities took many forms, including Usenet, e-mail lists and bulletin board systems (BBS). In the 1990s, Internet forum software, such as WebEx, created running conversations with "threads". Threads are topical connections between messages on a metaphorical "corkboard".

1994 – 2001
The modern blog evolved from the online diary where people would keep a running account of their personal lives. Most such writers called themselves diarists, journalists, or journalers. A few called themselves escribitionists. The Open Pages webring included members of the online-journal community. Justin Hall, who began eleven years of personal blogging in 1994 while a student at Swarthmore College, is generally recognized as one of the earliest bloggers.
Other forms of journals kept online also existed. A notable example was game programmer John Carmack's widely read journal, published via the finger protocol. Websites, including both corporate sites and personal homepages, had and still often have "What's New" or "News" sections, often on the index page and sorted by date. One example of a news based "weblog" is the "Drudge Report" founded by the self styled maverick reporter Matt Drudge, though apparently Drudge dislikes this classification. One noteworthy early precursor to a blog was the tongue-in-cheek personal website that was frequently updated by Usenet legend Kibo.
Early weblogs were simply manually updated components of common websites. However, the evolution of tools to facilitate the production and maintenance of web articles posted in said chronological fashion made the publishing process feasible to a much larger, less technical, population. Ultimately, this resulted in the distinct class of online publishing that produces blogs we recognize today. For instance, the use of some sort of browser-based software is now a typical aspect of "blogging". Blogs can be hosted by dedicated blog hosting services, or they can be run using blog software, such as WordPress, blogger or LiveJournal, or on regular web hosting services, such as DreamHost.

The term "weblog" was coined by Jorn Barger on 17 December 1997. The short form, "blog," was coined by Peter Merholz, who jokingly broke the word weblog into the phrase we blog in the sidebar of his blog Peterme.com in April or May of 1999.This was quickly adopted as both a noun and verb ("to blog," meaning "to edit one's weblog or to post to one's weblog").
After a slow start, blogging rapidly gained in popularity: the site Xanga, launched in 1996, had only 100 diaries by 1997, but over 20 million as of December 2005. Blog usage spread during 1999 and the years following, being further popularized by the near-simultaneous arrival of the first hosted blog tools:
• Open Diary launched in October 1998, soon growing to thousands of online diaries. Open Diary innovated the reader comment, becoming the first blog community where readers could add comments to other writers' blog entries.
• Brad Fitzpatrick started LiveJournal in March 1999.
• Andrew Smales created Pitas.com in July 1999 as an easier alternative to maintaining a "news page" on a website, followed by Diaryland in September 1999, focusing more on a personal diary community.
• Evan Williams and Meg Hourihan (Pyra Labs) launched blogger.com in August 1999 (purchased by Google in February 2003)
Blogging combined the personal web page with tools to make linking to other pages easier — specifically permalinks, blogrolls and TrackBacks. This, together with weblog search engines enabled bloggers to track the threads that connected them to others with similar interests.

2001 – 2004
Several broadly popular American blogs emerged in 2001: Andrew Sullivan's AndrewSullivan.com, Ron Gunzburger's Politics1.com, Taegan Goddard's Political Wire and Jerome Armstrong's MyDD — all blogging primarily on politics (two earlier popular American political blogs were Bob Somerby's Daily Howler launched in 1998 and Mickey Kaus' Kausfiles launched in 1999).

By 2001, blogging was enough of a phenomenon that how-to manuals began to appear, primarily focusing on technique. The importance of the blogging community (and its relationship to larger society) increased rapidly. Established schools of journalism began researching blogging and noting the differences between journalism and blogging.

In 2002, Jerome Armstrong's friend and sometime business partner Markos Moulitsas Zúniga began DailyKos. With up to a million visits a day during peak events, it has now become one of the Internet's most trafficked blogs.

Also in 2002, many blogs focused on comments by U.S. Senate Majority Leader Trent Lott. Senator Lott, at a party honoring U.S. Senator Strom Thurmond, praised Senator Thurmond by suggesting that the United States would have been better off had Thurmond been elected president. Lott's critics saw these comments as a tacit approval of racial segregation, a policy advocated by Thurmond's 1948 presidential campaign. This view was reinforced by documents and recorded interviews dug up by bloggers. (See Josh Marshall's Talking Points Memo.) Though Lott's comments were made at a public event attended by the media, no major media organizations reported on his controversial comments until after blogs broke the story. Blogging helped to create a political crisis that forced Lott to step down as majority leader.
The impact of this story gave greater credibility to blogs as a medium of news dissemination. Though often seen as partisan gossips, bloggers sometimes lead the way in bringing key information to public light, with mainstream media having to follow their lead. More often, however, news blogs tend to react to material already published by the mainstream media.

Since 2002, blogs have gained increasing notice and coverage for their role in breaking, shaping, and spinning news stories. The Iraq war saw bloggers taking measured and passionate points of view that go beyond the traditional left-right divide of the political spectrum.
Blogging by established politicians and political candidates, to express opinions on war and other issues, cemented blogs' role as a news source. (See Howard Dean and Wesley Clark.) Meanwhile, an increasing number of experts blogged, making blogs a source of in-depth analysis. (See Daniel Drezner and J. Bradford DeLong.)
The second Iraq war was the first "blog war" in another way: Iraqi bloggers gained wide readership, and one, Salam Pax, published a book of his blog. Blogs were also created by soldiers serving in the Iraq war. Such "warblog" gave readers new perspectives on the realities of war, as well as often offering different viewpoints from those of official news sources.
Blogging was used to draw attention to obscure news sources. For example, bloggers posted links to traffic cameras in Madrid as a huge anti-terrorism demonstration filled the streets in the wake of the March 11 attacks.
Bloggers began to provide nearly-instant commentary on televised events, creating a secondary meaning of the word "blogging": to simultaneously transcribe and editorialize speeches and events shown on television. (For example, "I am blogging Rice's testimony" means "I am posting my reactions to Condoleezza Rice's testimony into my blog as I watch her on television.") Real-time commentary is sometimes referred to as "liveblogging."

2004 – present
In 2004, the role of blogs became increasingly mainstream, as political consultants, news services and candidates began using them as tools for outreach and opinion forming. Even politicians not actively campaigning, such as the UK's Labour Party's MP Tom Watson, began to blog to bond with constituents.
Minnesota Public Radio broadcast a program by Christopher Lydon and Matt Stoller called "The blogging of the President," which covered a transformation in politics that blogging seemed to presage. The Columbia Journalism Review began regular coverage of blogs and blogging. Anthologies of blog pieces reached print, and blogging personalities began appearing on radio and television. In the summer of 2004, both United States Democratic and Republican Parties' conventions credentialed bloggers, and blogs became a standard part of the publicity arsenal. Mainstream television programs, such as Chris Matthews' Hardball, formed their own blogs. Merriam-Webster's Dictionary declared "blog" as the word of the year in 2004.
Blogs were among the driving forces behind the "Rathergate" scandal, to wit: (television journalist) Dan Rather presented documents (on the CBS show 60 Minutes) that conflicted with accepted accounts of President Bush's military service record. Bloggers declared the documents to be forgeries and presented evidence and arguments in support of that view, and CBS apologized for what it said were inadequate reporting techniques (see Little Green Footballs).
Many bloggers view this scandal as the advent of blogs' acceptance by the mass media, both as a source of news and opinion and as means of applying political pressure.
Some bloggers have moved over to other media. The following bloggers (and others) have appeared on radio and television: Duncan Black (known widely by his pseudonym, Atrios), Glenn Reynolds (Instapundit) , Markos Moulitsas Zúniga (Daily Kos), Alex Steffen (Worldchanging) and Ana Marie Cox (Wonkette). Hugh Hewitt is an example of a media personality who has moved in the other direction, adding to his reach in "old media" by being an influential blogger.
Some blogs were an important source of news during the December 2004 Tsunami such as Medecins Sans Frontieres, which used SMS text messaging to report from affected areas in Sri Lanka and Southern India.

In the United Kingdom, The Guardian newspaper launched a redesign in September 2005, which included a daily digest of blogs on page 2. Also in June 2006, BBC News launched a weblog for its editors, following other news companies [7].
In January 2005, Fortune magazine listed eight bloggers that business people "could not ignore": Peter Rojas, Xeni Jardin, Ben Trott, Mena Trott, Jonathan Schwartz, Jason Goldman, Robert Scoble, and Jason Calacanis.

Read More......

10/30/2006

Welcome Back!!

SmartNet-Friends, welcoming back to your daily activity after spend the long long holiday of MUDIK (kecuali yang piket kali yaaa...)

PKS Weblog always invite you, who want to send the aspirations, your own various articles, or the article/info from the other source that wanted to be distributed by you.
Please send your materials to : pks_smartfm@yahoo.co.id, by including your name, your city, your division/position, the source of the article (if not your own article)
We will put your posting in this weblog happily....

HAVE A FABULOUS ACTIVITY!!!!

Read More......

10/20/2006

EID



















Dear All,

The heart was not as clear as XL

and was as clear MENTARI.
Often was wrong that made FREN disappointed,
we asked for your SIMPATI
to BEBAS would from ROAMING the sin
and all of us only could lift the JEMPOL to HIM
that always made us HOKI in looking for the AS card while we lived
because we must FLEXIbel to accept all HIS gift
and underwent MATRIX this life.

To you all that celebrated :

"Best Wishes for Idul Fitri 1 Syawal 1427H"
apologised was born and bathin"

Read More......

10/19/2006

Teknik Penulisan

Unsur Pokok Berita
Suatu peristiwa yang diberitakan dapat diungkapkan melalui pertanyaan pokok jurnalistik:
5 W + 1 H atau what, who, when, where, why dan how.
Catatan: penemu 5W 1H adalah sastrawan Inggris bernama Rudyard Kipling. Llahir di India, 30 Desember 1865, mangkat di London 18 Januari 1936). Dia orang Inggris pertama yang menerima Nobel Kesusasteraan, sekaligus yang termuda; saat itu, 1907, usianya 42 tahun.

Struktur Penulisan

Piramida Terbalik
Struktur piramida terbalik muncuk bersamaan dengan konsep realisme pada akhir abad ke-19. Realisme adalah pemikiran bahwa bila seorang reporter menggali fakta dan meruntutkannya secara kronologis, kebenaran akan dengan sendirinya terungkap.

Fakta yang paling penting diletakkan pada awal laporan, demikian seterusnya, hingga yang paling kurang penting. Harapannya, hal ini bisa membantu pembaca memahami persoalan dengan sendirinya.

Piramida terbalik punya dua fungsi:
*Memungkinkan editor memotong naskah dari bawah.
*Memungkinkan diketahui dengan cepat apakah berita itu layak dimuat atau tidak: editor cukup membaca
leadnya saja.

Anatomi Piramida Terbalik
Ada dua cara yang biasa dipakai untuk membuat judul:
*Menyimpulkan inti berita
*Mengutip pernyataan sumber berita. Catatan: kutipan harus dapat mewakili dan menjelaskan peristiwa atau hal yang diberitakan. Biasanya bagian paling penting dar peristiwalah yang diangkat menjadi judul.

Lead atau permulaan berita, mengutip pendapat George C. Bastian dari Chicago Daily Tribune yang juga lektor pada Universitas Northwestern: "mesti sederhana, ringkas, kuat, menarik seperti pelor yang langsung ditujukan dan mengenai perhatian pembaca."

Pedoman penulisan Lead:
-Memuat unsur 5 W, tapi biasanya hanya memuat who dan what.
-Menjelaskan otoritas, kapasitas, dan kepentingan sumber berita yang ditampilkan.
-Untuk tokoh yang belum dikenal publik, ada baiknya umur dicantumkan di belakang nama.
-Tulislah dalam alinea pendek. Paling banter 30-35 kata atau tiga baris ketikan.
-Jangan gunakan kalimat hafalan (misal: sebagaimana pernah diberitakan…, Menyambung berita tentang…, sebagaimana diketahui…)

Tubuh berita adalah bagian yang menyajikan pokok tulisan secara lengkap dan menyeluruh.
-Di dalamnya, berbagai uraian tentang masalah yang dibahas disusun secara runtut dan logis.
-Semua argumen yang mendukung penjelasan mengenai pokok pikiran disajikan.
-Juga sejumlah bukti (data angka, kutipan narasumber, atau fakta berdasarkan pengamatan) dipakai untuk memperkuat argumentasi.

Pada awal abad ke-20, sejumlah wartawan mulai cemas tentang kenaifan realisme ini. Salah satu alasannya, reporter dan redaktur menjadi sadar terhadap bangkitnya propaganda dan munculnya peranan agen hubungan pers. Muncul konsep objektivitas, yang sebenarnya juga kabur pengertiannya karena akhirnya menjadi tujuan dari jurnalisme. Bill Kovach dan Tom Rosenstiel mengatakan, esensi dari jurnalisme adalah verifikasi.

Wartawan akhirnya hanya mengejar kecepatan tapi melupakan kedalaman. Sementara media cetak kian menghadapi tantangan dari teknologi informasi. Media seperti radio, televisi, dan dotcom menggantikan posisi suratkabar atau majalah dalam hal kecepatan (breaking news).

Features
*Feature adalah tulisan yang disajikan sebagai karangan menarik. Lebih panjang dari berita biasa, bersifat kreatif terutama dalam memilih sudut pandang, terkadang subjektif yang memungkinkan penulisnya memasukkan emosi dan pikiran-pikirannya, serta membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan.
*Informatif tetapi menghibur.
*Ia bisa membuat pembaca terharu tetapi juga bisa tertawa.
*Ia awet sehingga tak lekas dipakai pembungkus kacang.
*Feature bisa berfungsi sebagai penjelasan atau tambahan untuk berita yang sudah disiarkan sebelumnya, juga bisa mengungkap sesuatu yang belum tersiar sebagai berita.

Struktur Penulisan Features



Pedoman Pembuatan Judul:
>Judul mesti menarik dan menggugah minat pembaca.
>Judul tak harus berkaitan dengan lead. Tak harus tegas menyiratkan maksud penulis.
>Judul tak harus berupa kalimat lengkap (sibjek-predikat-objek). Misalnya, bisa hanya satu kata.
>Buatlah judul yang cocok dan memikat. Antara lain dengan memperhatikan Ritme atau aspek bunyi
>Pergunakan humor, pantun, peribahasa, dll

Lead berfungsi:
>Lead penting sebagai pembuka jalan.
>Lead merupakan cara untuk melancarkan pemaparan kisah
>Lead digunakan untuk memancing minat dan atensi pembaca.

Jenis Lead:
>Lead Ringkasan
>Lead Bercerita
>Lead Deskriptif
>Lead Kutipan
>Lead Pertanyaan
>Lead Menuding
>Lead Penggoda
>Lead Gabungan

Batang Tubuh.
*Yang pertama diperhatikan adalah fokus cerita jangan sampai menyimpang.
*Buatlah kronologis, berurutan dengan kalimat sederhana dan pendek-pendek.
*Deskripsi, baik untuk suasana maupun orang (profil) mutlak untuk pemanis sebuah feature.
*Data jangan dipecah-pecah.
*Susunlah alinea dengan memperhatikan tiga hal: kesatuan, hubungan, dan penekanan, yang berhubungan dengan kelancaran pengisahan bagian-bagiannya.
*Anekdot perlu untuk sebuah feature. Tapi jangan mengada-ada dan dibikin-bikin.
*Dan kutipan ucapan juga penting, agar pembaca tidak jenuh dengan suatu reportase.
*Detil penting tetapi harus tahu kapan terinci betul dan kapan tidak

Penutup merupakan hasil proses penuturan di atasnya yang mengalir. Setidaknya ada empat jenis penutup:
-Penutup Ringkasan
-Penutup Penyengat
-Penutup Klimaks
-Penutup Menggantung

Narasi
Pada 1973, Tom Wolfe dan EW Johnson menerbitkan antologi dengan judul The New Journalism. Dalam pengantarnya, mereka bilang genre ini berbeda dari reportase sehari-hari karena dalam bertutur ia menggunakan adegan demi adegan (scene by scene construction), reportase yang menyeluruh (immersion reporting), menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person point of view), serta penuh dengan detail.

Tetap bersandar pada fakta.
Beberapa pemikir jurnalisme mengembangkan temuan Wolfe. Ada yang pakai nama narrative reporting, passionate journalism, explorative journalism.

Menurut Tom Wolf, ada 4 (empat) teknik yang beberapa di antara bisa digunakan untuk menulis dengan gaya jurnalisme sastra:
1.Tak banyak narasi. Tulisan dibuka dengan adegan. Tidak perlu menjelaskan orang-orangnya (tokoh). Katanya, tak perlu penjelasan, karena sudah jelas dari adegannya.
2.Banyak dialog.
3.Banyak sudut pandang. Tiap orang bicara dengan sudut pandang sendiri.
4.Banyak detil suasana (ruang, karakteristik sumber, dan sebagainya).

Roy Peter Clark, seorang guru menulis dari Poynter Institute, Florida, mengembangkan pedoman standar 5W 1H menjadi pendekatan baru yang naratif. 5W 1H adalah singkatan dari who (siapa), what (apa), where (dimana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana).

Pada narasi, menurut Clark dalam sebuah esei Nieman Reports, “who” berubah menjadi karakter, “what” menjadi plot atau alur, “where” menjadi setting, “when” menjadi kronologi, “why” menjadi motif, dan “how” menjadi narasi.

Menurut Robert Vare, pernah bekerja untuk majalah The New Yorker dan The Rolling Stones serta mengajar kelas narasi di Harvard University.
1. Fakta. Jurnalisme menyucikan fakta.
2. Konflik. Sebuah tulisan panjang lebih mudah dipertahankan daya pikatnya bila ada konflik..
3. Karakter. Narasi minta ada karakter-karakter. Karakter membantu mengikat cerita.
4. Akses. Akses bisa berupa wawancara, dokumen, korespondensi, foto, buku harian, gambar, kawan, musuh, dan sebagainya.
5. Emosi. Cinta, benci, pengkhianatan, dll
6. Perjalanan waktu. Laporan panjang adalah sebuah film yang berputar. Video. Ranah waktu jadi penting. Vare menyebutnya “series of time.” Peristiwa berjalan bersama waktu.
7. Unsur kebaruan.


Budi Setiyono
Yayasan Pantau

Read More......

10/16/2006

Technical Support

This ought to make you feel better about your computer skills! If you skip any, you have to read the last one! Unbelievable, but supposedly all true!!!!

=================================
Tech support: What kind of computer do you have?
Female customer: A white one...
===============

Customer: Hi, this is Celine. I can't get my diskette out.
Tech support: Have you tried pushing the Button?
Customer: Yes, sure, it's really stuck.
Tech support: That doesn't sound good; I'll make a note.
Customer: No, wait a minute... I hadn't inserted it yet.. it's still on my desk... sorry....














Tech support: Click on the 'my computer' icon on to the left of the screen.
Customer: Your left or my left?

===============

Tech support: Good day. How may I help you?
Male customer: Hello... I can't print.
Tech support: Would you click on "start" for me and..
Customer: Listen pal; don't start getting technical on me! I'm not Bill Gates.

===============

Customer: Hi, good afternoon, this is Martha, I can't print. Every time I try, it says 'Can't find printer'. I've even lifted the printer and placed it in front of the monitor, but the computer still says he can't find it...

===============

Customer: I have problems printing in red...
Tech support: Do you have a color printer?
Customer: Aaaah....................thank you.

===============

Tech support: What's on your monitor now, ma'am?
Customer: A teddy bear my boyfriend bought for me at the 7-11.

===============

Customer: My keyboard is not working anymore.
Tech support: Are you sure it's plugged into the computer?
Customer: No. I can't get behind the computer.
Tech support: Pick up your keyboard and walk 10 paces back
Customer:! OK
Tech support; Did the keyboard come with you?
Customer: Yes
Tech support: That means the keyboard is not plugged in. Is there another keyboard?
Customer: Yes, there's another one here. Ah...that one does work...

===============

Tech support: Your password is the small letter "a" as in apple, a capital letter V as in Victor, the number 7.
Customer: Is that 7 in capital letters?

== =============

Customer: I can't get on the Internet.
Tech support: Are you sure you used the right password?
Customer: Yes, I'm sure. I saw my colleague do it.
Tech support: Can you tell me what the password was?
Customer: Five stars.

===============

Tech support: What anti-virus program do you use?
Customer: Netscape.
Tech support: That's not an anti-virus program.
Customer: Oh, sorry...Internet Explorer.

===============

Customer: I have a huge problem. A friend has placed a screen saver on my computer, but every time I move the mouse, it disappears.

===============

Tech support: How may I help you?
Customer: I'm writing my first e-mail.
Tech support: OK, and what seems to be the problem?
Customer: Well, I have the letter 'a' in the address, but how do I get the circle around it?

===============

A woman customer called the Canon help desk with a problem with her printer.
Tech support: Are you running it under windows?
Customer: "No, my desk is next to the door, but that is a good point. The man sitting in the cubicle next to me is under a window, and his printer is working fine."

===============

And last but not least...

Tech support: "Okay Bob, let's press the control and escape keys at the same time. That brings up a task list in the middle of the screen. Now type the letter "P" to bring up the Program Manager"
Customer: I don't have a P.
Tech support: On your keyboard, Bob.
Customer: I'M NOT GOING TO DO THAT!


Read More......

10/10/2006

MANGKOK TANPA ALAS

Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi.
Di keramaian, ia berpapasan dengan seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini, "Apa yang engkau inginkan dariku?" Sipengemis itu tersenyum dan berkata, "Tuanku bertanya, seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan hamba. "Sang raja terkejut, ia merasa tertantang, "Tentu saja aku dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau minta, katakanlah!"Maka menjawablah sang pengemis, "Berpikirlah dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa."Rupanya sang pengemis bukanlah sembarang pengemis.Namun raja tidak merasakan hal itu.
Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri raja, karena mendapat nasihat dari seorang pengemis."Sudah aku katakan, aku dapat memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang paling berkuasa dan kaya-raya."
Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan si pengemis itu mengangsurkan mangkuk penadah sedekah,"Tuanku dapat mengisi penuh mangkuk ini dengan apa yang tuanku inginkan."Bukan main! Raja menjadi geram mendengar 'tantangan' pengemis di hadapannya.Segera ia memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut dengannya untuk mengisi penuh mangkuk pengemis kurang ajar ini dengan emas! Kemudian bendahara menuangkan emas dari pundi-pundi besar yang di bawanya ke dalam mangkuk sedekah sang pengemis.
Anehnya, emas dalam pundi-pundi besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah.Tak mau kehilangan muka di hadapan rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu. Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian, ratna mutumanikam telah habis dilahap mangkuk sedekah itu.Mangkuk itu seolah tanpa dasar, berlubang.
Dengan perasaan tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh di kaki sipengemis, ternyata dia bukan pengemis biasa, terbata-bata ia bertanya, "Sebelum berlalu dari tempat ini, dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?" Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, "Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya".
"Ada kegembiraan, gairah memuncak di hati, pengalaman yang mengasyikkan kala engkau menginginkan sesuatu.Ketika akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau dapatkan itu, seolah tidak ada lagi artinya bagimu.Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu.Kegembiraan, gairah, dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan..Begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan.
Anak cucumu kelak mengatakan : power tends to corrupt; Kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak".
Raja itu bertanya lagi, "Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?"
"Tentu ada, yaitu rasa syukur kepada Allah. Jika engkau pandai bersyukur, Allah akan menambah nikmat padamu," ucap sang pengemis itu, sambil ia berjalan kemudian menghilang.


Unknown

Read More......

10/08/2006

5 Lessons For The Working

Story: 1
A young executive was leaving the office at 6 p.m. when he found CEO standing in front of a shredder with a piece of paper in his hand.
"Listen," said the CEO, "this is a very sensitive and important document, and my secretary has left. Can you make this thing work?"
"Certainly," said the young executive.
He turned the machine on, inserted the paper, and pressed the start button.
"Excellent, excellent!" said the CEO.
As his paper disappeared inside the machine. "I just need one copy."

Lesson I - Never, never assume that your BOSS knows everything
Story: 2
A crusty old man walks into a bank and says to the teller at the window: "I want to open a damn checking account."
To which the astonished woman replies: "I beg your pardon, sir; I must have misunderstood you. What did you say?"
"Listen up bitch! I said, I want to open a damn checking account right now!"
"I'm very sorry sir, but we do not tolerate that kind of language in this bank."
Having said this, the teller leaves the window and goes over to the bank manager to tell him about her problem customer.
They both return and the manager asks the old geezer: "What seems to be the problem here?"
"There's no damn problem, sonny," the elderly man says, "I just won 50 million bucks in the damn lottery and I want to open a damn checking account in this damn bank!"
"I see," says the manager thoughtfully, "and you're saying that this bitch here is giving you a hard time?"

Lesson II - If you are RICH, you can get away with almost anything.

Story: 3
An American and a Japanese were sitting on the plane on the way to LA when the American turned to the Japanese and asked, "What kind of ese are you?"
Confused, the Japanese replied, "Sorry but I don't understand what you mean."
The American repeated, "What kind of -ese are you?"
Again, the Japanese was confused over the question.
The American, now irritated, then yelled, "What kind of -ese are you? Are you a Chinese, Japanese, Vietnamese, etc?"
The Japanese then replied, "Oh, I am a Japanese."
A while later the Japanese turned to the American and asked what kind of 'key' he was.
The American, frustrated, yelled, "What do you mean what kind of '-key' am I?!"
The Japanese said, "Are you a Yankee, donkey, or monkee?"

Lesson III - Never insult anyone.

Story: 4
There were these 4 guys, a Russian, a German, a British and a French, who found this small genie bottle.
When they rubbed the bottle, a genie appeared.
Thankful that the 4 guys had released him out of the bottle, he said, "Next to you are 4 swimming pools, I will give each of you a wish. When you run towards the pool and jump, you shout what you want the pool of water to become, then your wish will come true."
The French wanted to start. He ran towards the pool, jumped and shouted "WINE".
The pool immediately changed into a pool of wine. The Frenchman was so happy swimming and drinking from the pool.
Next is the Russian's turn, he did the same and shouted, "VODKA" and immersed himself into a pool of vodka.
The German was next and he jumped and shouted, "BEER". He was so contented with his beer pool.
The last is the British. He was running towards the pool when suddenly he steps on a banana peel. He slipped towards the pool and shouted, SHIT.........!"

Lesson IV - Think twice before you say something, because sometimes what you say accidentally does happen.

Story: 5
A junior manager, a senior manager and their boss are on their way to a meeting.
On their way through a park, they come across a wonder lamp. They rub the lamp and a ghost appears.
The ghost says, "Normally, one is granted three wishes butas you are three, I will allow one wish each."
So the eager senior manager shouts, "I want the first wish. I want to be in the Bahamas, on a fast boat and have no worries for a month."
Pfufffff, and he is gone.
Now the junior manager could not keep quiet and shouts, "I want to be in Florida with beautiful girls, plenty of food and cocktails for a month."
Pfufffff, and he is also gone.
Then it's the boss's turn, and he says calmly, "I want these two idiots back in the office after lunch"

Lesson V- "Always allow the bosses to speak first".

Read More......

10/05/2006

PENGUMUMAN

Ditujukan kepada seluruh rekan Karyawan Radio Smart FM Jakarta,
mengharap kehadirannya pada acara “Buka Puasa Bersama” yang diadakan pada :

Hari : Jumat
Tgl : 6 Oktober 2006
Waktu : 17.00 WIB
Tempat : Marios Place
Jl. Cikini Raya No. 2 – 4, Menteng Huis Lt. 2
Jakarta Pusat - Telp. 021-3917301

Akan disediakan 2 buah mobil untuk transportasinya.
Untuk koordinasi & Informasi selanjutnya bisa menghubungi Sdr. Nelly/Maida.

Besar Harapan rekan seluruh Karyawan Radio Smart FM Jakarta dapat hadir dan bergabung dalam acara tersebut.

Demikian pemberitahuan ini kami buat. Atas kerjasamanya diucapkan terimakasih.


Ttd,

Maida Novriza

Read More......

10/04/2006

9 Elemen Jurnalisme (Part 02)

5. Memantau Kekuasaan dan Menyambung Lidah Mereka yang Tertindas
*Pers sebagai anjing penjaga, tak sekadar memantau pemerintahan, tapi juga meluas hingga pada semua lembaga yang kuat di masyarakat atas nama orang banyak untuk mencegah terjadinya tirani.
*Tujuan peran anjing penjaga juga berkembang, ia tak hanya menjadikan manajemen dan pelaksana kekuasaan transparan semata, tapi juga menjadikan akibat dari kekuasaan itu diketahui dan dipahami. Pers harus mengenali kapan lembaga kekuasaan bekerja secara efektif, dan kapan tidak.
*Perlunya mengembangkan liputan investigatif, yang menyingkap cara pandang baru sekaligus informasi baru tentang sebuah masalah.
*Prinsip ini mensyaratkan ketrampilan khusus, temperamen khusus, dan rasa lapar yang khusus. Prinsip ini juga mensyaratkan komitmen serius dari sumber, hasrat untuk meliput masalah yang penting, dan sebuah pers yang independen dari kepentingan apapun, kecuali buat warga.

6.Jurnalisme sebagai Forum Publik

*Laporan berita bukanlah kata-kata yang tercetak beku, dan mereka tidak hidup dalam ruang hampa; mereka adalah bagian percakapan. Dan sekalipun percakapan sudah pasti melibatkan pertukaran informasi, sebagian besar merupakan pertukaran ide dan opini.
*Penyedia berita kita menciptakan sejumlah saluran yang memungkinkan warga berinteraksi. Saluran ini bisa meliputi surat, email, kontak telepon. Ruang untuk menulis kolom opini tamu, kesempatan untuk membuat saran berita, dan ombudsman. Meliputi juga penampilan publik oleh anggota staf dalam acara pertemuan-pertemuan umum, diskusi panel, juga dialog radio interaktif dan penampilan televisi.
*Pada 1840 Houston Star termasuk suratkabar pertama yang membuat ruang tunggu di kantornya.
*Diskusi publik harus dibangun di atas prinsip-prinsip yang sama sebagaimana hal lain dalam jurnalisme—kejujuran, fakta, dan verifikasi. Forum yang tak punya sikap hormat pada fakta akan gagal memberi informasi. Sebuah debat yang dipenuhi prasangka dan pengandaian hanya akan menimbulkan amarah.

7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting, menarik, dan relevan
*Jurnalisme adalah mendongeng dengan sebuah tujuan. Tujuannya adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan orang dalam memahami dunia. Bukan semata hiburan.
*Bagaimana dengan teknik mengubah berita menjadi hiburan dan hiburan menjadi berita?
*Menarik audiens hanya dengan menyajikan tontonan yang enak dilihat akan gagal sebagai strategi bisnis jurnalisme jangka panjang. Audiens semacam itu akan berpindah pada hal “yang paling memikat” berikutnya karena ia terbangun di atas tanah yang lembek sejak awal.
*Ada tiga alasan, sederhana tapi tak terbantahkan: Anda akan memudarkan selera dan pengharapan sejumlah orang terhadap sesuatu yang lain, strategi infotainment menghancurkan otoritas organisasi berita, Anda bermain menggunakan kekuatan media lain dan bukannya kekuatan media Anda sendiri.
*Sejarah dalam waktu yang panjang telah mengisyaratkan bahwa organisasi yang lebih menggeluti informasi di ujung spektrum condong berjaya dibandingkan yang menggeluti ujung hiburan.

8. Jurnalisme harus menjaga agar berita komprehensif dan proporsional
*Apa berita yang menarik minat pembaca? Apa trend pakaian yang sedang digemari anak muda sekarang? Bagaimana media melihat banyak hal yang bisa dijadikan berita?
*Jurnalisme adalah kartografi modern. Ia menghasilkan sebuah peta bagi warga untuk mengarahkan persoalan masyarakat. Seperti halnya peta, nilai jurnalisme bergantung pada kelengkapan dan proporsionalitas. Konsep pembuat peta juga membantu kita memahami lebih baik ide keberagaman dalam berita.
*Agar berita tetap komprehensif dan proporsional, perlu riset pasar. Tapi riset macam apa?
*Kita perlu menciptakan sebuah riset pasar jurnalisme yang mendekati orang sebagai warga dan bercerita lebih banyak kepada kita mengenai hidup mereka? Bagaimana Anda menghabiskan waktu? Ceritakan hari Anda. Berapa lama perjalanan Anda? Apa yang Anda cemaskan? Apa yang Anda harapkan dan takutkan bagi anak-anak Anda? Ini memungkinkan redaktur memahami bagaimana merancang sebuat paket berita yang komprehensif dan proporsional.

9. Para praktisinya harus diperbolehkan mengikuti nurani mereka
*“Jurnalisme terbaik sering kali muncul ketika ia menentang manajemennya.” (Bob Woodward)
*“Kemampuan wartawan untuk mengikuti nurani jauh lebih penting daripada apapun yang mereka percayai atau keyakinan apapun yang mereka bawa ke dalam pekerjaan mereka. Kredibilitas, lebih daripada objektivitas, itulah yang penting bagi kita dalam industri kita … Harus ada budaya di redaksi yang memungkinkan seorang wartawan punya sebuah diskusi yang bebas dan terbuka.” (Linda Foley, presiden Newspaper Guild)
*Ruang redaksi mesti ada dialog, dengan begitu juga perlu ada keberagaman. Tujuan keberagaman tak hanya membentuk ruang redaksi yang mirip keragaman masyarakat, tapi juga ruang redaksi yang terbuka dan jujur sehingga keberagaman ini bisa berfungsi. Tujuan keberagaman adalah organisasi berita yang lebih akurat. Kuota etnik, gender, dan ras adalah sebuah cara untuk mendekatinya.

Di mana peran warga?
*Jika kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran, lantas apa peran warga masyarakat? Tanggung jawab apa yang mereka punyai?
*Warga harus menepikan prasangka, dan menilai kerja wartawan berdasarkan apakah tulisannya menyumbang pada kemampuan mereka untuk mendapatkan informasi.
*Dalam pengertian itu, elemen jurnalisme adalah pernyataan hak-hak dasar sebuah masyarakat sekaligus menjadi pernyataan tanggung jawab wartawan. Maka, perlu sekali untuk menghitung berapa banyak kita sebagai warga bisa mengenali apakah elemen jurnalisme muncul dalam berita yang kita terima.
*Warga punya sebuah kewajiban untuk mendekati berita dengan pikiran terbuka, bersedia menerima fakta baru dan mengkaji pandangan baru saat mereka dihadirkan.
*Warga punya tanggung jawab untuk muncul pada forum publik, atau mengirim email atau surat kepada redaktur.
*Apa yang kita lakukan sebagai warga jika hak-hak ini tidak terpenuhi? Tindakan apa, misalnya, yang bisa dan seharusnya kita ambil jika sebuah koran melaporkan kasus kecurangan bisnis atau politik namun tidak mengikuti kontroversi yang timbul dari masalah itu?
Pertama, tentu saja, berupa nasihat atau informasi, dan bukannya hujatan, karena kontak semacam ini bekerja paling baik jika datang secara konstruktif.
Kedua, jika hal ini diabaikan, tawarkan lagi dengan beragam cara. Misalnya, jika sebuah email tidak ditanggapi, kirimkan lagi, dan lantas angkat telepon dan tulis sepucuk surat, dengan sebuah salinan kepada pemimpin redaksi.
*Apa yang bisa kita lakukan jika kita sebagai warga sudah menawari organisasi berita ini umpan balik, tapi kontribusi, ide, serta kritik kita diabaikan?
Hak hanya bermakna sesuatu jika mereka dilihat sebagai hak. Pada poin itu, hentikan usaha Anda. Hentikan berlangganan. Stop menonton. Yang paling penting, tulis penjelasan yang gamblang mengapa Anda melakukan hal itu. Pasar gagal jika kita sebagai warga bertindak pasif, tak sudi lagi menyentuh produk yang merosot mutunya karena kita tak punya alternatif.

Budi Setiyono
Yayasan Pantau
--------------

Read More......

10/03/2006

Whats On

Draft KKB hasil rembukan bersama rekan2, sudah diberikan secara resmi kpd Manajemen, kemarin tgl 02 Okt 06 yang dihadiri oleh Ibu Ija, Bp.Izul, Toni, Nazar, Dedi Irawan, Sidik, Jay, Inong, Dedi Alamsyah & Kosim.
Manajemen khususnya HRD, menargetkan - pada akhir tahun ini semua system yang berhubungan antara Karyawan & Perusahaan, akan dapat diselesaikan untuk segera diterapkan.
Pada pertemuan tsb juga terjadi dialog terbuka. Point2 yg dibicarakan antara lain mengenai status kepegawaian, hak2 karyawan, mekanisme hari libur & struktur departemen.
Manajemen menyampaikan terima kasih atas segala bantuan / aspirasi yang sudah diberikan oleh semua crew. Bersama kita mewujudkan perubahan demi kemajuan yang lebih baik.
Amin!

Read More......

9/29/2006

Supported Letter

Berikut adalah ucapan dari teman2 media atas terbentuknya Perkumpulan Karyawan SmartFM, yang disampaikan via email: pks_smartfm@yahoo.co.id
Terima kasih kami atas support yang sudah diberikan....
==================================================

Tanggal:Wed, 27 Sep 2006 02:02:14 -0700 (PDT)
Dari:"umar idris"
Sebenarnya teman-teman di smart ini sudah beberapa bulan lalu mendirikan SP dan berhasil mendaftarkannya di Disnaker. Syukur deh sekarang sudah berani mengumumkan jati dirinya. Melihat kegigihan teman-teman di smart fm, saya mengucapkan selamat atas pendirian SP.
Salam,Umar Idris
Koordinator Div. Serikat Pekarja AJI Jakarta
==============================================
Date: Tue, 26 Sep 2006 08:59:47 -0700 (PDT)
From: wiwin
Maju terus pantang mundur.
Wiwin
Anggota Dewan Karyawan Lisa (Dekal)
==============================================
September 27th 2006 09:51:15 AM
Selaku ketua Forum Karyawan SWA (serikat pekerja di lingkungan Majalah SWA), kami mengucapkan Selamat Atas Berdirinya Perkumpulan Karyawan Smartfm. Kami juga mendukung terwujudnya Perjanjian Kerja Bersama - PKB
ttd Busyra Q. Yoga
Ketua Forum Karyawan SWA

Read More......

9/28/2006

9 Elemen Jurnalisme (Part 01)

Artikel ini disampaikan oleh Budi Setiyono, salah satu wartawan majalah Pantau.
Artikel ini juga dipresentasikan pada workshop penulisan berita pertambangan di Balikpapan, oleh Yayasan Pantau Jakarta pada 26 hingga 29 September '06.
Smart FM Balikpapan, beruntung bisa mengikuti workshop ini...karena sebenarnya workshop ini hanya diperuntukan bagi wartawan di media cetak.

SEMBILAN ELEMENT JURNALISME
*Untuk apa jurnalisme ada? Perusahaan media didirikan, berita dibikin, dan seterusnya?
*Tujuan utama jurnalisme adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan warga agar mereka bisa hidup bebas dan mengatur diri sendiri.
*Tugas media berita, adalah memberikan kepada publik, yang lebih kompleks dan lebih dinamis ini, apa yang mereka perlukan untuk menemukan kebenaran bagi diri mereka sendiri bersama jalannya waktu.
*Makin demokratis sebuah masyarakat, makin banyak berita dan informasi yang didapatkan.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel merumuskan sembilan elemen jurnalisme, yang didapat setelah Committee of Concerned Journalists mengadakan banyak diskusi dan wawancara dengan 1.200 wartawan dalam periode tiga tahun.
Dalam upaya mempertahankan tujuan itu, mereka membuat sembilan elemen yang seharusnya diketahui wartawan dan yang diharapkan warga.

1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran.


*Kebenaran adalah prinsip pertama dan yang paling membingungkan.
*Saat konsep tersebut pertama kali berkembang, objektivitas tak dimaksudkan untuk menyiratkan bahwa wartawan bebas dari bias. Justru sebaliknya.
*Bukanlah wartawan yang dibayangkan untuk jadi objektif. Metodenya yang harus objektif. Kuncinya adalah disiplin dalam metode ini, bukan dalam tujuannya. Kebenaran macam apa?
*Secara alami jurnalisme bersifat reaktif dan praktis, ketimbang filosofis dan introspektif. Bentuk kebenaran yang bisa dipraktikkan dan fungsional. Warga menjalani hidup berdasarkan kebenaran ini untuk sementara waktu karena hal ini penting untuk penyelenggaraan kehidupan sehari-hari. Bagaimana membuat suatu berita menuju ke kebenaran?
*Wartawan perlu mengembangkan prosedur dan proses untuk sampai pada hal ini, yang sebut saja kebenaran fungsional. Sama seperti dilakukan polisi, hakim, guru sejarah atau biologi, pengaturan pajak, pembuatan UU, dan lain-lain. Semuanya subjek untuk direvisi. Metode dan alatnya macam-macam.

Agar kewajiban pertama itu terpenuhi, langkah berikutnya adalah wartawan harus memperjelas kepada siapa menujukan loyalitas pertama mereka. Untuk siapa wartawan bekerja?

2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga.
*Jika wartawan menujukan komitmen pertamanya kepada warga, bagaimana dengan orang lain yang bekerja di media—bagian penjualan iklan, bagian sirkulasi, para pengemudi truk, penerbit, dan pemilik? Apa yang bisa diharapkan warga dari mereka? Apa hubungan mereka dengan redaksi?
*Hubungan bisnis jurnalisme berbeda dari pemasaran untuk konsumen tradisional, dan dalam beberapa hal lebih rumit. Ini sebuah segitiga. Audiens bukanlah pelanggan yang membeli barang dan jasa. Pengiklanlah sang pembeli. Namun pelanggan/pengiklan harus menjadi nomor dua dalam segitiga tersebut di bawah warga —sosok ketiga dalam segitiga ini.
*Di sinilah dikenal konsep pagar api (firewall). Garis ini adalah lambang pagar api yang mencerminkan prinsip antara berita dengan iklan harus tegas dipisahkan.
*Sejarah menunjukkan bahwa rencana bisnis yang menempatkan audiens mendahului kepentingan politik dan keuntungan finansial jangka pendek adalah strategi keuangan jangka panjang terbaik.

Metode apa yang dipakai wartawan untuk mendekati kebenaran dan bagaimana mereka menyampaikan metode ini kepada warga? Apa intisari dari jurnalisme?

3. Intisari jurnalisme adalah sebuah disiplin verifikasi
Disiplin verifikasi adalah ihwal yang memisahkan jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi, atau seni. Hanya jurnalisme yang sejak awal berfokus untuk menceritakan apa yang terjadi setepat-tepatnya. Jurnalisme verifikasi juga membedakan dari jurnalisme omongan.

Lima konsep dalam verifikasi menurut Kovach dan Rosenstiel:
1.Jangan menambah atau mengarang apa pun.
2.Jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa, maupun pendengar.
3,Bersikaplah setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi Anda dalam melakukan reportase.
4.Bersandarlah terutama pada reportase Anda sendiri.
5.Bersikaplah rendah hati.

Metode dalam melakukan verifikasi
Kovach dan Rosenstiel menawarkan metode untuk melakukan verifikasi.
Pertama
Penyuntingan secara skeptis. Penyuntingan harus dilakukan baris demi baris, kalimat demi kalimat, dengan sikap skeptis. Banyak pertanyaan, banyak gugatan.
Kedua
Memeriksa akurasi. Akurat adalah semua informasi yang disuguhkan tidak kurang, tidak berlebihan, dengan sumber-sumber yang jelas, nama lengkap, angka, waktu, jarak, ukuran, tempat, dan sebagainya. Hindari sumber anonim atau sumber dengan atribusi (perkecualian harus didiskusikan lebih dulu dengan redaktur).

Tujuh Kriteria Sumber Anonim:
1. Sumber tersebut berada pada lingkaran pertama "peristiwa berita" yang kita laporkan. Artinya, dia menyaksikan sendiri atau terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Dia bisa merupakan pelaku, korban, atau saksi mata.
2. Keselamatan sumber tersebut terancam bila identitasnya kita buka.
3. Motivasi sumber anonim memberikan informasi murni untuk kepentingan publik.
4. Integritas sumber harus Anda perhatikan.
5. Harus seizin atasan Anda (editor).
6. Ingat aturan Ben Bradlee, redaktur eksekutif harian Washington Post zaman skandal Watergate. Dia hanya mau meloloskan sebuah keterangan anonim kalau sumbernya minimal dua orang.
7. Bill Kovach sendiri menambahkan satu syarat lagi. Kita harus membuat sangat jelas dengan calon sumber anonim kita bahwa perjanjian keanoniman akan batal dan nama mereka akan kita buka ke hadapan publik, bila kelak terbukti si sumber berbohong atau sengaja menyesatkan kita dengan informasinya.

David Yarnold dari San Jose Mercury News mengembangkan satu daftar pertanyaan yang disebutnya "accuracy checklist."
*Apakah lead berita sudah didukung dengan data-data penunjang yang cukup?
*Apakah sudah ada orang lain yang diminta mengecek ulang, menghubungi atau menelepon semua nomor telepon, alamat, atau situs web yang ada dalam laporan tersebut? Bagaimana dengan penulisan nama dan jabatan?
*Apakah materi background guna memahami laporan ini sudah lengkap?
*Apakah semua pihak dalam laporan sudah diungkapkan dan apakah semua pihak sudah diberi hak untuk bicara?
*Apakah laporan itu berpihak atau membuat penghakiman yang mungkin halus terhadap salah satu pihak? Siapa orang yang kira-kira tak suka dengan laporan ini lebih dari batas yang wajar?
*Apa ada yang kurang?
*Apakah semua kutipan akurat dan diberi keterangan dari sumber yang memang mengatakannya? Apakah kutipan-kutipan itu mencerminkan pendapat dari yang bersangkutan?

Metode dalam melakukan verifikasi
Ketiga
Jangan berasumsi. Jangan percaya pada sumber-sumber resmi begitu saja. Wartawan harus mendekat pada sumber-sumber primer sedekat mungkin.
David Protess dari Northwestern University memiliki satu metode. Dia memakai tiga lingkaran konsentris.
Keempat
Mengecek fakta.

4. Wartawan harus tetap independen dari pihak yang mereka liput.
*Saat ini sejumlah stasiun televisi di Indonesia membuka peluang bagi politisi dan selebritas, atau keduanya sekaligus dalam beberapa kesempatan, untuk memakai baju jurnalisme. Apa implikasinya?
*Identitas jurnalistik yang kabur ini mengubah sikap yang menyangkut hubungan antara wartawan dan mereka yang diliput. Apakah hal ini baik? Bisakah mengharapkan seseorang meliput secara benar orang yang memiliki hubungan personal, intim, dan loyalitas dengannya? Bagaimana menandingkannya dengan kewajiban yang menyebut loyalitas pertama profesional kepada warga?
*Wartawan juga mesti independen dari kelas atau status sosial. Media umumnya melakukan penargetan strategis kepada demografi elite. Wartawan juga mesti independen dari ras, etnis, agama, dan gender. Solusinya merekrut lebih banyak orang dari kelas dan latar belakang yang beragam.
*Bagaimana independen tanpa menjadi terisolasi dari masyarakat?
Herald-Tribune di Sarasota, Florida, mengembangkan sebuah metode percobaan yang inventif. Setiap wartawan di media itu bekerja sebagai perwakilan pembaca selama satu minggu.
*Konsep independensi adalah persoalan praktik bukannya teori. Pentingnya independensi kian jelas saat kita menyimak kewajiban khusus jurnalisme berikutnya, perannya sebagai anjing penjaga

thanks buat Etty Hariyani

--------------------------------

Selanjutnya

Read More......
Copyrights @ 2006 Perkumpulan Karyawan SmartFM - Jakarta, Indonesia
http://crew-smartfm.blogspot.com

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP